PEMANASAN

104 18 35
                                    

Hello hello semua

Callme el !

Di lapak ini aku bawain cerita keduaku yang akan menemani hari kalian dengan perasaan nano-nano.

Perlu kalian ingat!
Jangan bawa cerita lain ke lapak ini! Karena di sini adalah lapak khusus untuk cerita ARRE.

Jangan lupa juga untuk selalu kasih semangat aku dengan vote, komen, dan share di setiap bab.nya karena semua itu gratis.

Selamat bertemu dengan Arsen dan Rere serta anak-anak eagles di cerita ini.

Tandai jika terdapat typo.

******

Untuk kedua kalinya keadaan dibuat hening. Arsen seorang mempelai lelaki masih menutup rapat mulutnya saat penghulu mengucapkan ijab kabul yang kedua.

Dimas--Ayah Arsen menghela napas. Begitu juga seluruh tamu undangan yang hanya dihadiri oleh kerabat dekat dan anggota inti eagles.

"Jangan bikin ayah malu, Arsen!" ucap Dimas penuh penekanan.

Arsen menanggapi ucapan Dimas dengan memutar bola mata malas. Kenapa Dimas sangat antusias dalam pernikahan ini? Bahkan usianya yang baru menginjak 18 tahun harus menjadi suami seorang gadis kelas sepuluh di sekolahnya.

"Ayah nggak akan main-main sama ucapan semalam. Kalo sampai pernikahan ini gagal, kamu akan ayah coret dari kartu keluarga," ancam Dimas.

Terdengar hembusan napas yang keluar dari bibir lelaki itu. "Kenapa nggak ayah aja yang nikahin dia?"

Semua tamu undangan dibuat menga-nga akibat ucapan Arsen.

"Arsen," geram Dimas. Andai saja memakan anak sendiri tidak dosa, sudah Dimas lakukan saat itu juga.

Bego salah satu anggota eagles yang memang teman Arsen menggeleng-gelengkan kepalanya takjub.

"Memang si kulkas sekali ngomong langsung ngena nyampe ginjal."

Rindra mengangguk menyetujui ucapan Bego barusan. "Betul. Padahal ceweknya tergolong cantik nggak buluk tapi kok Arsen nggak tertarik ya."

Bego memutar kepalanya menghadap Rindra. Raut wajah cowok itu berubah penuh selidik.

"Jangan-jangan." Bego menggantungkan ucapannya membuat Rindra penasaran.

"Jangan-jangan apaan anying!"

Raut wajah Bego semakin serius. "Jangan-jangan si kulkas itu--"

"Homo," sela Raqueenza saat itu juga. "Lo ngomong homo aja berbelit."

"Takut kulkas denger, Ra, nanti gue dilempar ke sungai amazon," ujar Bego. Cowok itu menyengir lebar memperlihatkan deretan giginya.

Dan benar saja Arsen sedang menatap Bego tajam. Posisi duduknya yang sekarang tidak menguntungkan untuk Bego karena Arsen mendengar semua gibahannya.

"Santuy, Kas, gue cuma becanda. Yang ngomong homo kan Raqueenza bukan gue. Keep calm sobat," tutur Bego.

Arsen hanya membalas coletah Bego dengan dengusan pelan. Cowok itu tidak ingin membalas celotehan Bego sedikitpun. Permasalahan yang dihadapinya sekarang jauh lebih penting untuk kehidupannya ke depan.

"Bagaimana saudara Arsen, apa bisa kita lanjut ijab kabulnya? kesempatan saudara tinggal satu kali lagi, jika melebihi itu pernikahan ini akan gagal," ujar penghulu itu.

ARRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang