Hari ini adalah hari pertama Renjun bersekolah kembali. Setelah dua tahun melakukan home schooling, keluarganya memutuskan untuk membiarkan Renjun mengikuti sekolah formal. Dengan dasar pemikiran bahwa sudah saatnya Renjun bersosialisasi dan meningkatkan tahapan dalam terapinya.
Segala keperluan sekolahnya sudah dipersiapkan dengan baik, tentu saja dengan bantuan ibunya serta pelayan-pelayan dari keluarga ini. Seragamnya disetrika dengan rapi. Buku-bukunya sudah diatur dan dimasukkan kedalam tas sejak kemarin malam. Kehebohan ibunya dan para pelayan jauh melebihi rasa excited Renjun untuk kembali bersekolah. Tentu saja, membiarkan Renjun jauh dari rumah adalah hal besar dalam keluarga ini.
Sarapan sudah disediakan diatas meja. Masih hangat, karna baru saja disajikan saat seluruh anggota keluarga berkumpul bersama.
"Renjun, kamu yakin akan baik-baik saja?" Ibunya dengan tatapan khawatir memastikan bahwa anaknya benar-benar siap.
"Sayang, kita sudah membicarakan ini berkali-kali. Dan sudah diputuskan bukan?" Yuta sebagai kepala keluarga meletakkan alat makannya diatas piring. Menenangkan istrinya yang masih ragu dengan keputusan anaknya.
"Tenang saja Ma, Xiojun berjanji akan memastikan Renjun aman sampai sekolahnya. Kalau perlu Xiojun akan menemani Renjun sampai sekolahnya selesai."
Chenle yang sedikit muak dengan keposesifan kakaknya terhadap Renjun hanya bisa memutar bola matanya.
"Benar kata Papa, kita sudah membicarakan ini berulang kali Ma. Renjun akan baik-baik saja. Lagipula Renjun sudah bukan anak kecil lagi. Dan Renjun bersekolah di tempat yang sama dengan Chenle. Tidak akan ada yang terjadi."
Renjun menoleh kearah Chenle yang duduk disampingnya. Memberikan kode aga Chenle mendukungnya. Dengan malas Chenle hanya mengangguk, meyakinkan kedua orang tuanya dan kakaknya yang berlebihan itu agar tidak telalu khawatir.
"Tenang saja, sekolah kami sekolah yang terbaik bukan?" sahut Chenle.
Mereka pun setuju dan melanjutkan sarapannya.
***
Renjun berangkat bersama dengan Chenle diantar oleh salah satu supir kepercayaan keluarga. Dan Xiojun dengan memaksa harus ikut dengan mereka. Walaupun ia tidak memiliki kelas pagi hari ini. Tidak seperti biasanya ia bangun pagi dan lebih bersemangat dibandingkan hari biasanya. Tentu saja semua demi Renjun.
"Hyung, aku benar-benar tidak habis pikir dengan Xiojun Hyung. Bahkan dia tidak seperti ini padaku" Rajuk Chenle.
"Tentu saja, karna kamu tidak semenggemaskan Renjun" Jawab xiojun asal.
"Hyung...!!!" Chenle semakin merajuk mendengar jawaban Xiojun. Demgan manja ia menyilangkan kedua tangannya dan mulai menampilkan tampang cemberutnya saat ia merajuk.
"Tenang saja, Chenla adalah adik kesayanganku. Karna aku sangat menyayangi Chenle, jadi semua orang akan lebih menyayangi Chenle dibandingkan aku." bujuk Renjun agar Chenle berhenti merajuk. Karna jika dia sudah mulai kesal, maka seharian dia akan menolak makan bahkan lebih parahnya tidak akan mau pulang dan menginap lagi di rumah temannya, sampai apa yang dia inginkan dipenuhi.
Chenle yang mendengar bujukan Renjun merasa ada yang aneh dengan logika yang dijelaskan kepadanya. Tapi ia terlalu malas untuk merajuk di hari pertamanya di sekolah barunya.
Tidak seperti Renjun yang menjadi siswa baru di kelas sebelas, Chenle menjadi siswa tahun pertama di senior high school. Sedangkan Xiojun sudah memasuki semester ketiganya di universitas.
Sopir mengantarkan mereka melewati gerbang sekolah hingga sampai ke tempat yang memang dikhususkan untuk menurunkan para siswa. Tidak jauh dari gerbang sekolah, hanya sekitar seratus meter hingga ke depan loby yang dikususkan untuk chek point para siswa sebelum memasuki bagian dalam sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FALLEN FLOWERS
Fanfiction"Terkadang dalam hidup kita akan merasa lelah, karena ada kegembiraan, masa sulit, masa depan yang tak pasti, dan ada harapan yang menunggu kita di depan. Aku percaya bahwa semuanya, pada akhirnya akan berujung pada kebahagiaan." -Huang Renjun-