Author POV
Felly Zharnindita, ia adalah siswa salah satu SMA N di Jakarta yang dikenal sangat cerdas. Rambutnya yang berwarna hitam agak bergelombang dan wajahnya yang cantik tentu membuat ia banyak disukai oleh teman laki-lakinya.
"Ma, Pa aku berangkat ya." Ucap Felly sambil mencium pipi Papa nya itu.
"Bekalnya udah dibawa fel?" Teriak mama dari dapur yang seketika membuat hentakan kaki Felly berhenti. Ya. Memang belakangan ini aku sering membawa bekal ke sekolah. Biasa, janjian sama Hany. Yaa.. hitung-hitung irit uang jajan juga hehe.
"Oh iya ma. Hampir aja lupa." Jawab Felly sambil mengambil bekal yang sudah dibuatkan mamanya.
"Dasar kamu tuh ya kebiasaan deh." Ucap mama dengan raut wajah heran.
Felly hanya tertawa kecil "Bye Ma,Pa.." kali ini Felly mencium pipi mamanya.
★
Felly POV
"Hai Fel" tiba-tiba Hany datang entah darimana. Hany adalah salah satu sahabatku. Teman sebangku juga. Dia baik banget dan rambutnya ituloh. Bagus banget.
"Hai, ngagetin aja lo Han." Jawabku dengan wajah kaget. "Sheila mana?" Tambahku.
"Gatau. Dia tadi gabareng sama gue."
Jawab Hany yang langsung duduk disebalahku."Han, nanti siang anterin gue ke toko buku yuk." Ajakku.
"Yah gabisa fel. Gue nanti siang kan les sama Sheila." Jawab Hany.
"Yah Hany.... lu bolos les dulu deh ya." Rayuku dengan muka memelas.
"Masa bolos sih? Gak ah." Balas Hany sambil menjulurkan lidah ke arahku. "Emang lu mau ngapain ke toko buku?" Tanya Hany.
"Mau beli novel Han. Ayodongg.... plis Han. Masa gue sendiri" Rayuku lagi.
"Gabisa Fel. Maaf ya... lu kan udah biasa sendiri Fel. Secara lu jomblo gitu." Jawab Hani tertawa.
"Aih sial lu Han. Kaya lu gak jomblo aja." Ucapku sambil menjulurkan lidah. "Yaudah deh gue sendiri aja."
"Eh lu bawa bekal kan Fel? Gue bawa bekal nih" Tanya Hany. "Bawa dong." Jedaku "Lu bawa bekal apa?"
"Nasi goreng. Lu Fel?" Tanya Hany.
"Tebak coba." Jedaku "a. Nasi+omlette b.nasi goreng c.sandwicth." jawabku senyum dengan pilihan jawaban yang biasa aku kasih ke Hany kalo dia nanya aku bawa bekal apa. Biar dia penasaran. Loh kok penasaran? Biar dia bingung maksudnya. Hehe
"Ah kebiasaan deh lu kasih pilihan gitu. Kaya ujian aja." Jawab Hani kesal.
"Udah ayo jawab." Balasku tertawa."Yang b ya?"
"Salaaahh."
"Kalo gitu c ya?"
"Yappp bener." Jawabku dan Hany tertawa karena senang bisa menebak. Walau awalnya salah.Dasar Hany.Kkrriiingg.bel masuk berbunyi.
★
"Han, pulang bareng kan?" Tanyaku.
"Iyaa" jawab Hany sambil berjalan keluar kelas."Sheila mana ya?" Tanya Hany. "Tuh dia."jawabku seraya menunjuk ke arah Sheila. "Oh iya." Balas Hany melihat ke arah tunjukkanku.
Sheila adalah sahabatku juga tapi ia tidak sekelas denganku dan Hany. Dia itu cantik banget dan humoris. Banyak banget loh yang suka sama dia.
Kami bertiga sudah sahabatan sejak SD. Sebenernya bosen juga sih satu sekolah sama mereka terus haha. Apalagi rumah kita juga gak terlalu jauh. Tapi gapapa deh.
"Sheil,tadi ko gabareng Hany?" Tanyaku.
"Tadi gue kesiangan Fel." Jawab Sheila tersenyum. "Yehh dasar." Tambah Hany.★
Rian POV
"Ciee yang besok ultah. Mau gue kadoin apa?" Tanyaku.
"Iyadong. Hmm apa ya.. ah masa gue yang minta. Ntar gak surprise. Terserah lu aja deh." Jawab Tasya.
"Okedeh" balasku.
Apa ya? Kasih kado apanih? Bingung sumpah. Oh iya, peralatan lukis aja. Tasya kan suka ngelukis. Pikirku.
Author POV
"Yang mana nih? Gue kan gak ngerti beginian." Jeda Rian "bodo ah yang ini aja." Sambil mengambil kotak yang lengkap dengan peralatan lukis. Kecuali kanvasnya.
Sebelum ke kasir, Rian mampir ke rak-rak buku novel. Dia melihat ada seorang cewe yang sepertinya kebingungan. Dan Rian pun menghampiri cewe itu.
"Novel yang mana ya?" Tanya Felly pada dirinya sendiri.
"Yang kanan aja" ucap Rian yang tiba-tiba disamping Felly dengan membawa kotak lukis itu. "Gue udah baca yang kiri tapi gaseru ceritanya." Lanjut Rian.
Felly langsung melirik cowo itu. Astaga. Dia ganteng. "masa sih? Tapi yang kiri kayanya lebih menarik deh." Kata Felly agak gugup.
"Iya beneran. Yang menarik belum tentu seru kan?" Jawab Rian.
"Iyasih. Thanks ya." Ucap Felly senyum.
"Sama-sama" balas Rian.
Felly langsung meninggalkan cowo ganteng yang dia gatau siapa namanya. Astaga.. oon banget sih gue. Ada cogan bukan diajak kenalan. Eh tapi malu juga kalo gue ajak kenalan duluan. Eh tapi kok dia tadi bawa kotak lukis ya? Apa jangan-jangan dia pelukis? Wah.Batin Felly.
Rian POV
Dia cantik ya. Pipinya yang tembem itu bikin gemes man. Suka baca novel juga lagi kaya gue. Batinku.
"Bodohnya gue. Bukannya ngajakin dia kenalan. Yaelah bro." Ucapku kesal.
★
Felly POV
"Mana sih taksi? Daritadi kok gak ada ya? Tumben banget." Gerutuku.
Tiba-tiba ada sebuah mobil yang berhenti didepan ku. Dan kaca mobil itu berbuka.
"Hei, nungguin siapa?" Sapa seseorang yang berada di dalam mobil itu.
OMG. Dia kan cogan yang tadi di toko buku. Ngapain dia? Duh harus jawab apanih. Oke ini lebay. Batinku.
"Nungguin taksi. Lu yang tadi di toko buku kan?" Ucapku agak menunduk.
"Iya haha.. oh nunggu taksi. Udah bareng gue aja." Jawabnya.
What??? Bareng dia? Cogan itu nawarin pulang bareng dia? OMG. Mimpi apa gue semalem. Batinku lagi.
"Hah? Gausah gue nunggu taksi aja." Kataku memasang senyum kecil.
"Nungguin taksi mah lama. Udah bareng gue aja." Katanya.
Gila ini cowo maksa banget ya. Yaudahlah ya kapan lagi gue semobil bareng cogan. Yaa hitung-hitung irit ongkos. Batinku (lagi dan lagi).
"Yaudah deh iya." Balasku.
"Yaudah cepet masuk." Serunya.Aku langsung memasuki mobilnya yang berwaram hitam itu.
"Rian. Nama gue Charles Andrian. Panggil aja Rian." Ucapnya sambil mengendarai mobil.
Seketika aku menengok ke arahnya. "Nama gue Felly." Kataku singkat.
"Oh Felly." Kata Rian pelan. "Rumah lu dimana?" Sambungnya.
"Nanti gue kasih tau arahnya." Jawab Felly.
Hai guys. Ini cerita pertama gue lho hehe. Gimana ceritanya? Jangan lupa comment & vote ya. Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hardest Love
Teen FictionFelly Zharnindita, ia adalah siswa kelas 12 di salah satu SMA Negeri di Jakarta. Sekarang, gue baru percaya kalo karma itu ada. Ternyata ini yang dirasain sama Rian dulu. Jahat banget ya gue. So, cinta itu gak boleh dimainin bro. Karena kalo lo uda...