Felly POV
Aku hanya berdiam diri duduk ditempat dudukku. Hany belum dateng, padahal belakangan ini kan dia datengnya (sengaja) kepagian mulu.
Aku masih memikirkan kejadian kemarin. Saat aku melihat Rian dan seorang cewe di pinggir jalan. Apa aku nyerah aja? Kayanya dia emang beneran pacarnya Rian deh.
"WOYYY FELLY!" Ujar Hany dan Sheila sambil memukul mejaku.
Aku terbangun dari lamunanku. "Eh iya, kenapa Han Sheil?" Ucapku.
"Dipanggilin daritadi juga" gumam Sheila dengan muka bete.
"Tau nih. Kenapa sih lo? Bengong aja daritadi." Tambah Hany.
"Hehe maaf ya" ujarku sambil nyengir.
"Nih anak kayanya lagi ada problem deh Han, banyak beban kayanya." Ujar Sheila dengan gaya khasnya yang sok tau itu. Eh tapi bener sih gue lagi ada beban. Eh gadeng. Eh gatau deh. Oke abaikan ini.
"Engga kok, apaan sih lo Sheil sok tau banget eww. Orang gue ngantuk." Jawabku bohong. Apaan sih.
"Jangan boong Fel, lagi mikirin apasih?" Tanya Hany yang kayanya serius.
"Gue gak mikirin apa-apa Han, Sheil." Kataku dengan memasang wajah yang meyakinkan. "By the way, lo kemarin gimana sama Farrel?" Tanyaku pada Hany untuk mengalihkan pembicaraan.
"Emm... biasa aja sih, cuma nganterin sampe rumah doang." Jawab Hany.
"Yah masa gitu doang." Ujarku.
Hany mengangguk. "Eh tapi malemnya dia ngeBBM gue sih." Ucap Hany tersenyum lebar.
"Ekhem.. kayanya bentar lagi ada yang mau jadian nih." Goda Sheila sambil menyenggol tangan Hany.
"Apaan sih baru gitu doang juga." Ucap Hany sambil menjulurkan lidah ke arah Sheila.
Aku hanya tertawa. "Eh besok lusa kita nonton yuk! Udah lama nih gak ke bioskop." Ajak Sheila.
"Yuk yuk gue juga lagi pengen jalan-jalan nih." Ucap Hany semangat.
"Yuk, gue juga bosen hari minggu di rumah mulu." Ucapku setuju.
Krriiinggg. Bel masuk berbunyi.
★
Hari ini aku, Hany dan Sheila pergi ke salah satu mall yang jaraknya lumayan jauh dari rumah kita. Iya kita. Aku, Sheila dan Hany. Kita kan rumahnya beda gang doang.
Jadi kita naik mobil Sheila deh. Tumben banget mobilnya nganggur, biasanya kan dipake kakaknya.
"Langsung ke bioskop nih?" Tanyaku.
"Makan dulu deh yuk. Laper nih tadi siang belum makan." Ucap Hany dengan wajah memelas sambil memegang perutnya.
"Yaudah deh makan dulu. Kasian tuh si Hany udah kelaperan." Ujar Sheila.
Kita makan di salah satu restoran yang ada di mall itu.
Bentar deh. Itu bukannya Rian ya? Aku melihat Rian keluar dari restoran sebelah sama cewe. Samar-samar sih mukanya. Cewe itu siapa? Jangan-jangan itu cewe yang waktu itu gue liat di pinggir jalan. Ahh tuh kan dia pasti pacarnya Rian. Pupus deh harapan gue. Batinku sambil duduk dengan wajah cemberut.
Aku hanya memesan waffle ice cream dan ice lemon tea. Udah kenyang kok. Udah kenyang alias gak nafsu makan gara-gara liat Rian sama cewe tadi. Eh tapikan itu belum tentu Rian. Siapa tau cuma mirip doang. Pikirku.
"Yuk nonton!" Ajak Sheila yang daritadi udah gak sabar pengen nonton.
"Yuk" kataku dan Hany bersamaan.
★
"Aih filmnya serem banget gila." Kata Sheila.
"Iya, setannya ngagetin njir." Ujar sheila.
Mereka berdua bercerita tentang film horror yang baru saja kita tonton. Sementara aku, hanya diam menunduk melihat langkah kakiku yang berjalan keluar teater.
Brruuukkk.
Duh. Gumamku yang terjatuh.
Sheila dan Hany segera membantuku untuk berdiri. Sebenernya bisa sih bangun sendiri. HAHA
"Lo gapapa Fel?" Tanya Sheila.
"Gapapa kok Sheil." Jawabku tersenyum."Felly?" Kata seorang yang bertabrakan denganku tadi.
"Ri-rian?" Ucapku agak gugup. Aku melihat dia sedang bersama seorang cewe sampingnya. Tuh kan, berarti yang tadi gue liat di restoran itu beneran Rian sama cewe itu. Batinku.
"Sorry Fel gak sengaja." Ucapnya. "Iya gapapa. Ngapain lo disini?" Tanyaku. Nontonlah Fel. Gimana sih lo.
"Nontonlah, kitakan lagi dibioskop." Jawab Rian.
"Oh iya" jawabku dengan senyum terpaksa. "Siapa yan? Pacar lo ya?" Ucapku basa basi sekaligus untuk memastikan cewe itu siapanya Rian.
"Bukan. Oh iya kenalin ini temen gue Tasya. Tasya kenalin ini Felly." Ucapnya. Oh cuma temen.
"Felly" kataku sambil menjulurkan tangan ke arah cewe itu dan ia membalasnya. "Tasya" ucapnya tersenyum.
"Ekhem" ucap Sheila dan Hany bersamaan. Seperti ingin dikenalin dengan Rian dan Tasya. Dasar ya mereka.
"Oh iya kenalin ini temen-temen gue, Hany sama Sheila." Ujarku.
Hany dan Sheila tersenyum dan dibalas oleh Rian dan Tasya.
"By the way, novel lo udah selesai gue baca tuh. Kapan gue bisa balikin ke lo?" Tanyaku.
"Emm... nanti deh gue kabarin lo." Jawabnya. "Kalian abis nonton apa?" Tanya Tasya.
"Okedeh. Insidious 2, kalian?" Jawabku singkat.
"Sama kaya lo." Katanya. Loh berarti tadi gue satu teater dong sama dia. Eh mereka maksudnya.
"Berarti kita tadi satu teater dong?" Ucap Sheila. Tasya mengangguk. "Tapi kok kita gak ngeliat kalian ya?" Ucap Hany.
"Gatau deh" ucap Tasya tersenyum. Dia memang keliatan ramah.
"Kita balik duluannya. Bye." Ucapku sambil menarik tangan Hany dan Sheila.
★
"Jadi itu Fel yang namanya Rian? Ganteng juga." Kata Sheila. Aku mengangguk.
"Kok kayanya mereka mesra banget sih? Padahal kan cuma temen." Ucap Hany.
"Iya, gue juga waktu itu ngeliat mereka mesra banget di pinggir jalan kaya orang pacaran." Kata-kata itu langsung terlontar dari mulutku.
"Jadi ini yang buat lo bengong kemaren lusa?" Tanya Sheila.
"E-engga" ujarku gugup.
"Yakin?" Goda Sheila. "Yakin banget Sheil!" Ucapku.
"Hmm iyadeh." Ucap Sheila.
-------------------------------------------------------------
Maaf kalo banyak typo. Aku hanyalah manusia biasa yang tidak sempurna yang hidup di bawah langit biru yang terkadang abu-abu. Bacot lu. Maafkan ya.
Comment ya, gue butuh kritik dan saran kalian. GO GO GO VOTE!
Thanks for reading~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hardest Love
Teen FictionFelly Zharnindita, ia adalah siswa kelas 12 di salah satu SMA Negeri di Jakarta. Sekarang, gue baru percaya kalo karma itu ada. Ternyata ini yang dirasain sama Rian dulu. Jahat banget ya gue. So, cinta itu gak boleh dimainin bro. Karena kalo lo uda...