Plastik Lusuh

134 26 10
                                    

Pagi ini, kongpob belajar gunakan tongkat untuk berjalan.

Tongkat itu diberikan oleh beberapa orang pemulung karena kasihan melihat keterbatasan kongpob.

Tentu saja Kongpob dengan senang menerima nya..

Dengan keterbatasan nya, kongpob mulai menumpuk lalu mengikat karton-karton yang dia kumpulkan.

Peluh nya mengalir deras, dia sangat fokus sampai mengabaikan keberadaan seseorang yang sedang asik memandang nya.

"Kelar!" teriak kongpob dengan senang.

"ck tapi aku dicuekin" kata arthit yang dari tadi sudah dibelakang kongpob.

Senyum kongpob langsung melebar saat melihat tubuh gempal arthit.

"Kenapa tidak bersuara? Aku kan lagi fokus ikat karton" jawab kongpob.

"bodo amat" jawab arthit pura-pura ngambek.

Kongpob tersenyum lalu menghampiri arthit dengan sedikit menyeret tubuh nya.

"Mau beli Bakwan tidak? Nanti habis jual karton, aku traktirin Bakwan ok" bujuk kongpob.

"Tidak mau...harus tambah risol juga" jawab arthit.

Kongpob tersenyum lalu mengangguk.

"Mau dijual sekarang? aku cari becak barang ya" kata arthit sambil mulai melangkah.

"Tidak usah, aku sudah cari kemarin kok, aku pinjam roda-roda punya kakek penjual buku" kata kongpob sambil keluarkan rangka besi yang berbentuk segi empat yang memiliki Roda.

"trus cara bawa nya gimana?" tanya arthit.

"Tarik pakai tali" jawab kongpob yang mulai memindahkan beberapa ikat karton.

Arthit yang melihat itu mulai ikut memindahkan dan menumpuk karton di rangka besi yang dipinjam kongpob.

"biar aku yang tarik tali nya nanti" kata arthit sambil bekerja.

"Jangan, nanti abang mu ngamuk kalau kau pulang dengan tangan kasar" jawab kongpob.

"abang? Aku tak punya abang" jawab arthit dengan sinis.

Kongpob yang mendengar itu hentikan kegiatan nya lalu memandang arthit.

"kalian berantam lagi?" tanya kongpob.

Arthit hanya tersenyum sinis mendengar pertanyaan kongpob.

Kongpob yang paham arti senyum itu memilih tarik nafas lalu mengelus kepala arthit.

"Bang kinn hanya punya kamu sebagai keluarga nya, jangan ngambek terlalu lama ya" kata kongpob lembut.

Arthit menghempas tangan kongpob yang mengelus kepala nya dengan emosi dan berkata "aku bukan anak kecil yang kamu kenal 3 tahun lalu, aku bukan anak kecil lagi!"

Kongpob kembali menarik nafas lalu menjawab " kamu masih kecil, masih umur 12 tahun, jangan sok dewasa, ngak cocok" lalu menjulurkan lidah untuk mengejek arthit.

Arthit menarik nafas panjang menahan emosi lalu berkata kencang "aku sudah besar!!! Aku sudah mimpi basah!!!"

Arthit yang tersadar dengan ucapan nya kemudian menutup mulutnya dengan kedua tangan menahan malu.

Dan kongpob yang mendengarkan itu tersenyum.

"Ternyata dek arthit sudah besar, sudah mimpi basah, cewek nya sexy tidak?" goda kongpob.

"Diam!!!! ayo bergerak, nanti karton nya ngak laku" jawab arthit sambil menarik rangka besi beroda isi beberapa ikat karton.

Kongpob hanya tersenyum lalu mulai bergerak dengan menggunakan tongkat, mengikuti arthit yang terlihat menarik rangka besi beroda itu.

Rahasia Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang