♧4♧ (Telah selesai direvisi)

3K 263 43
                                    

Happy reading...

♤♡◇♧

Jay sekarang sedang duduk di kursi penumpang mobil papa nya. Ia sedari tadi melamun memikirkan apa yang baru saja ia lihat tadi. Jay juga saat ini sedang memikirkan bagaimana caranya ia bisa belajar teknik tembak menembak.

Haruskah ia meminta sunghoon untuk mengajarkannya...? Atau ia meminta sang papa saja, ah mungkin keinginan ini hanya akan menjadi angan angannya. Mengingat sang papa yang sangat protektif kepadanya. Dan itu akan menjadi hal yang menyulitkan nanti jika dirinya tidak sengaja terluka.

"Tenang jay nanti kamu bakal di tembak kok.... pake benihnya sunghoon wkwkwk"

Oh ya tadi jay tidak jadi bertemu dengan sunghoon, ternyata perkataan sang papa ada benarnya, sunghoon jika sedang melatih memang lama dan bisa sampai berjam jam dan juga titik fokusnya yang tidak mudah teralihkan. Itu sebabnya sunghoon tidak menyadari bahwa jay datang berkunjung ke sana tadi.

Jika kalian bertanya mengapa jay tidak menungu saja sampai sunghoon nya selesai melatih...? Maka jay akan menjawab ia tidak akan mau. Nanti canggung lagi yang ada jadi mending ia pulang bersama papa nya.

"Gimana tadi jay kamu liat sunghoon ngelatih...?" Tanya sang papa sambil mengalihkan pandangannya sebentar ke arah sang anak. Jay menolehkan kepalanya, ia tersenyum dan berkata.

"Keren pa, apa mas sunghoon memang sekeras itu kalo ngelatih pa...?" Tanya jay yang memang penasaran. Ia jadi terbayang wajah datar dan dingin sunghoon saat salah satu di antara prajurit pelatihan itu membuat kesalahan walaupun hanya sekecil biji selasih.

"Sunghoon memang seperti itu dek, dia akan selalu berkerja keras untuk melatih mereka, ah bukan, bukan keras tapi dia tegas, sunghoon tadak mau menjadi pemimpin yang gagal. Makanya dia kalau sedang serius ya serius jangan sambil bercanda"

Jay menggangukkan kepalanya mengerti. Ternyata calon suaminya itu keras juga. Tapi ia tau bahwa kerasnya itu bukan semata mata.

"Oh iya, tadi papa sudah bicara dengan ayahnya sunghoon, bahwa pernikahan kamu dengan sunghoon akan dilaksanakan minggu depan. Soal dekor gedung undangan dan yang lainnya sudah di urus oleh mama kamu, jadi kamu cuma perlu fitting baju dan mecari cincin untuk pernikahanmu dengan sunghoon" jay yang mendengar perkataan sang papa diam terkejut iah saat ini hanya bisa diam terbengong.

"Pa... yang bener aja kenapa ngga bilang dulu sama jay ish, bisa ngga si pernikannya di undur 10 taun lagi, jay kan masih kecil pa, papa tega banget nikahin anaknya di bahwa umur" tanya sambil memasang wajah polos dan dibuat seakan akan ia merasa sedih. Di raut itu juga terdapat sedikit rasa kesal di sana.

"Gila kamu, ya engga lah, mana ada papa nikahin kamu pas dibawah umur, ngga ngaca banget padahal umurnya udah mau masuk 25. Jay kan papa sama mama juga mau cepet cepet gendong cucu. Yang bener aja kamu" ucap papa sedikit sewot mendengar rengekan sang anak.

"Ckkk aaAAaaaAa papa jay cuma mau nikah sama Park Jongseng anaknya papa jemes, kan lumayan kalo jongseng nya ga ada harta warisannya jadi punya jay" ujar jay yang sedikit pundung.

Dia tu maunya nikah sama jongseng enhaipen. Udah jadi idol mana kaya lagi kan lumayan kalo jay gebet.

Alis milik papa menaik. Dengan raut wajah yang bingung dan seakan akan bertanya siapa itu jongseng. Membuat jay kembali memerengutkan bibirnya.

"Siapa jongseng Jay? Papa rasa papa ga punya tuh kenalan atau rekan bisnis yang namanya james apa lagi yang nama anaknya jongseng" tanya sang papa yang merasa memang tidak punya teman rekan bisnis yang bernama jemes dan anaknya yang bernama jongseng.

"Iihhh~ papa jongseng itu nama idol kpop enhaipen, masa papa ga tau si, jangan bilang papa kudet" jay mengerucutkan bibir mungilnya itu.

Sang papa melirik jay sinis. Hei umurnya sudah tidak muda lagi, jadi mana mungkin ia tau hal hal seperti itu...? Anaknya ini benar benar ajaib, ada saja keinginan anehnya.

"Ya mana papa tau, papa kan sudah tua, lagian papa juga sibuk ngurus perusahaan ngurusin tempat militer sama ngurus mama dan kamu, eh tapi PERNIKAHAN MU TIDAK AKAN DI UNDUR JAY ATAUPUN DIBATALKAN TITIK!!" Ucap papa kim mutlak. Jay seketika berteriak merengek kepada sang papa.

"Aaaaaa~ maunya park jongseng papa~" jay menggerekkan badannya dengan brutal agar dinotice oleh sang papa. Namun hal itu sia sia.

"Ga ada park jongseng jongsengan, adanya park sunghoon"

"CKK PAPA.... GAMAU MAUNYA JONGSENGGGGGG!"

Dan di dalam mobil itu hanya berisi suara gaduh antara sang anak yang merengek dan sang ayah yang membantah. Ya begitulah keadaannya...

Setelah sampai rumah jay merebahkan badannya. Diluar luar biasa panas. Bahkan lebih panas dari hari kemarin.

"Hah... panas banget, jadi pengen boba" jay mengambil ponselnya dan mengeklik aplikasi pemesan makanan online.

Jari lentik itu dengan lincah menari kesana kemari, mencari minuman yang ia inginkan dan juga membeli camilan untuk ia ngemil saat akan maraton drakor nanti.

Setelah selesai dengan agenda pesan memesannya, jay bangkit dari posisi tidurnya, berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Ia membasuh tubuhnya yang memang tadi dibanjiri oleh kringat. Jay tipikal orang yang tidak suka dengan badan yang terasa lengket.

Sebisa mungkin atau jika jay keluar dari manapun itu (catatan jika berkeringat banyak) ia akan usahakan untuk mandi agar tubuh menjadi lebih segar kembali.

Setelah selesai membasuh tubuhnya, jay berjalan kearah lemari pakaian, ia akan memakai pakaian yang nyaman ia pakai untuk seharian ini, setelah selesai jay menaikkan suhu Ac agar lebih sejuk sedikit.

Setelah selesai, jay melangkahkan kakinya menuju meja rias. Ya ya ya ia memang punya meja rias tapi bukan berarti jay suka berdandan menggunakan make up yang berlebihan.

Tangannya mengambil skincare yang tertata rapi disana. Memilah milah dan mencari cairan kencantikan itu untuk di pakai pada step pertama kalinya.

Tangan halus tersebut menepuk nepuk ringan wajahnya. Membiarkan cairan tersebut meresap ke dalam kulit.

"Jay sayang... pesananmu sampai" sang mama berteriak dan mengatakan bahwa pesanannya sudah sampai.

"Iya ma, sebentar" jay membereskan mejanya dan berjalan keluar untuk mengambil pesanan yang ia pesan tadi.

Perlu kalian ketahui bahwa jay jarang memesan makanan online, karena ia sudah memiliki jatah yang di atur oleh sang mama, yaitu satu bulan jay hanya boleh memesan sebanyak 3 kali.

Kali ini jay menggunakan jatahnya yang ke 2, itu artinya jay masih memiliki 1 kesempatan untuk mengorder makanan atau minuman online pada bulan ini.

Setelah jay sudah mendapatkan pesanannya, ia segera naik ke atas ranjang, mengambil meja pendek yang biasa ia gunakan di atas kasurnya untuk menompang makanan agar tidak berbekas pada kasur.

Jay mencari posisi nyaman terlebih dahulu. Setelah mendapatkan posisi tersebut, barulah jay meletakkan sekotak ayam goreng pedas korea yang ia pesan lengkap dengan boba brown sugarnya.

Sebelum tangan tersebut kotor dengan saus, jay menyalakan laptopnya dan mengeklik drama korea yang akan ia tonton untuk menemani siang menjelang sorenya ini.






Tbc

Tengcu gais yang udah baca
Jangan lupa votemen juceyo...
Makasih yang udah baca... babay
>.<







































Military  [SungJay] ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang