Gundah Amarilis (Oneshot)

143 10 10
                                    

Setelah pakta perjanjian ditandatangani, Orkanius secara resmi melebur dengan Floralys.

Ini adalah kemenangan pertama bagi Floralys dalam Pertarungan Takhta yang dilaksanakan oleh COUNCIL. Orkanius yang terkenal dengan hasil lautnya itu kerap diisukan memiliki pemerintahan yang korup, tapi hingga saat ini rumor tersebut tidak terbukti. Beberapa petinggi Floralys mengira akan ada perubahan radikal setelah Orkanius dan Floralys bersatu, namun selama beberapa bulan ini, tidak ada keanehan yang berarti. Malah, penduduk dan para perangkat Orkanius menambah warna bagi kehidupan Floralys.

Kini, dengan ekspansi Floralys dan dampak dari Pertarungan Takhta, Elena beranggapan bahwa kehidupan tenang di kliniknya akan terusik dalam beberapa jenak...

"Nona Elena?" panggil seseorang dari sisi lain konter. Ia pun terperanjat. Elena mengedarkan pandangnya untuk melihat salah satu penyembuh memanggil. "Shift anda sudah berakhir, bukan? Kenapa anda masih di sini?"

Ah, rupanya ia termangu cukup lama. Elena Crescent baru saja menyelesaikan laporan selepas menangani pasien-pasiennya untuk hari ini. Klinik Bulan Sabit itu memang klinik miliknya, tapi ia sudah terlalu senang bekerja sebagai salah satu staf dibandingkan menjadi sosok kepala klinik yang tampaknya terlalu berat di titel.

Elena adalah salah satu dari banyak tim penyihir penyembuh elit yang diterjunkan pada Pertarungan Takhta antara Floralys dan Orkanius. Orang-orang mengenalnya sebagai pemimpin tim medis, tapi Elena selalu mengenyampingkan soal itu. Ia hanya ingin hidup biasa-biasa saja dengan pangkat biasa-biasa saja. Keinginan utamanya adalah membantu orang yang membutuhkan. Kekuatan sihirnya sebagai penyihir putih merupakan anugerah tambahan.

"Apa Liane sudah datang?" tanya Elena sembari melepas kartu identitasnya dan menaruhnya di atas meja kerja. Ia menarik rambut merahnya yang semula diikat poni, membiarkannya tergerai.

"Nona Liane ... ah, sepertinya dia masih di depan gang, ada penduduk kota yang berkerumun memberinya sesuatu sebagai tanda terima kasih."

"Begitukah?" senyum Elena terkembang. "Biar saya saja yang memanggilnya."

"Ah, Nona Elena, tidak perlu, itu tugas saya-"

Elena melenggang pergi. Ia mengedip. "Shift saya sudah selesai, jadi saya bisa melakukan apa pun kemauan saya, bukan?"

Staf medis itu menyerah dan kembali ke arah konter. Elena segera mencari keberadaan Liane.

Dalam tim medis yang diterjunkan saat Pertarungan Takhta, Elena mempercayakan Liane Grandis sebagai ajudannya. Liane juga merupakan salah satu pekerja di Klinik Bulan Sabit, Elena dan Liane sudah mengenal pribadi masing-masing cukup lama. Elena hanya bisa tertawa kecil menanggapi Liane dan para fans yang kerap menggandrunginya.

Penampilan Liane memang tidak terlihat seperti seorang cleric atau penyihir penyembuh. Ia berpakaian zirah selayaknya kesatria. Belum lagi rambut hitamnya yang selalu diikat satu di belakang dan tubuhnya yang cenderung tinggi. Kalau ditambah panah, mungkin dia tidak ada bedanya dengan para pemanah yang berjaga di kastil utama Floralys.

Samar-samar, Elena mendengar sayup suara mengelu-elukan Liane semakin dekat. Elena pun berulas senyum melihat Liane yang tengah digandrungi ... gadis-gadis Orkanius yang bergantian memberikan hadiah, entah dalam bentuk kotak kecil hingga buket bunga.

"Ayo, ayo, jangan menghalangi Nona Liane yang tengah berangkat kerja~" Elena bertepuk tangan untuk mengalihkan fokus keramaian.

Mendengar itu, kerumunan segera bubar jalan. Sementara, Liane kewalahan memegangi seluruh hadiah di pelukannya sampai-sampai terhambur di sisi jalan. Senyumnya segera merekah melihat Elena, ia membungkuk dan membuat makin banyak kotak berhamburan jatuh.

Gundah AmarilisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang