19 ೫ Moli > Viola ++

146 15 4
                                    

Happy reading!

ထ • • ೫ • • ထ

"Ada yang izinin lo nyentuh hape gue?!" Alfa terlihat murka, tubuhnya yang bertelanjang dada langsung menyingkap selimut. Dengan kasar menarik lengan Sherly dan merebut ponselnya, perlakuan Alfa membuat Sherly gemetar.

"Alfa, tadi malem kamu perlakuin aku dengan baik, kenapa pagi ini kamu berubah?"

Alfa berdecih merendahkannya. "Kalo bukan karna tubuh lo, buat apa lagi gue kesini. Sadar Sher, lo nggak boleh berharap lebih sama gue."

Sherly menggertakkan rahangnya dengan kesal. Rasanya sangat menyakitkan menyadari jika ia hanya pelampiasan sesaat.

Alfa langsung bangkit merapikan kembali pakaiannya seperti semula, mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan banyak uang kertas untuk dilemparkan pada perempuan yang masih menunduk diatas ranjang.

Lelaki yang sudah menjadi suami dari Viola pun sadar jika dirinya berubah total setelah bertemu dengan Viola. Setelah melakukan seksual dengan Viola, ia justru lebih berani bermain dengan perempuan manapun bagaikan mainan. Tidak mungkin kan jika Viola adalah pembawa keburukannya. Karena dulu saat berhubungan dengan Fafa, ia bahkan tidak berani untuk menyentuh tubuh wanita manapun.

Masih ingatkan kenapa Alfa bisa berani mengambil keperawanan Viola saat itu?

Lelaki itu langsung meninggalkan wanita itu setelah pakaian ditubuhnya rapi. Ia langsung pulang menuju rumahnya, jelas ia sangat kejam memperlakukan Viola seperti semalam. Kembali mengingatnya namun tetap tidak membuat ia menyesal, namun jelas sadar telah berperilaku tidak baik.

"Cukupp...!" lirih dengan pekikan pasrah terucap dari bibir itu dan Alfa melihatnya langsung.

Alfa semakin memanas, mengangkat satu kaki Viola. Hisapannya kini mulai bermain di leher dan bahu Viola. Viola sangat kewalahan dengan gerakan apapun yang Alfa lakukan padanya. Suaminya mulai mengangkat tubuhnya untuk duduk dipinggiram meja buffet, lalu tanpa bertanya siap atau tidak lelaki itu memasukkan kejantanannya.

Refleks memejamkan mata merasakan sensasi paksaan yang Viola rasakan pada kewanitaannya. Alfa memaksakan kehendak untuk memasukkannya lebih dalam.

"Emnghh.." pekikan yang langsung Viola tahan dengan tangan gemetar menutupi bibirnya.

Alfa mulai menggerakkannya dengan teratur, kecepatan yang tinggi. Hentakan kuat dari Alfa membuat ingin menjerit kesakitan, perih di bagian bawahnya tidak bisa ia jelaskan.

"Pe--lan-pelan..."

Alfa tidak menggubrisnya dan terus menghentakkannya tanpa ampun. Tidak peduli rasa sakit yang Viola rasakan.

Viola meremas bahu Alfa dengan kuat, pandangannya mendongak menahan sakit. Hal itu justru tidak bisa dilewatkan, Alfa mengambil kesempatan dengan mengulum kembali puting yang mengeras milik Viola.

Belum usai, Alfa ingin merubah posisi. Lelaki itu menggendong Viola tanpa mencabut penyatuannya. Membawa istrinya untuk berbaring di ranjang, sebelum kembali mamacu penisnya, ia mencumbu dengan agresif bibir Viola. Lalu mulai memaju-mundurkan pada lubang kenikmatan.

"Ahhrg..."

Sampai semuanya membuahkan hasil dengan kepuasan yang Alfa sengaja keluarkan diluar, karna mengingat Viola sedang hamil. Suara napas dua insan itu beradu. Alfa menjatuhkan tubuhnya di samping Viola, matanya ingin terpejam, namun suara ponsel mengalihkan pikirannya.

LilacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang