Saat itu masih hujan.
Gigi Hermione bergemeletuk saat ia membenamkan wajahnya lebih keras ke leher Draco. Dia menundukkan kepalanya sendiri di atas kepalanya, melindunginya dari sebagian besar tetesan es yang terus-menerus.
"B-bisa-bisakah kita melakukan... mantra peng-penghangat -sekarang?" Draco menggertakkan giginya sendiri.
"Nanti," jawabannya teredam. "Kita-kita harus tt-tunggu sampai benar-benar gelap."
"B-begitu-begitu-dingin," Draco tergagap sedih. "T-to-tolong-tolong ... G-granger."
Hermione bahkan tidak repot-repot mencoba berdebat saat ia hanya menempelkan pipinya ke pipinya. Butuh tiga kali percobaan sebelum mereka berhasil mengucapkan mantra dengan cukup jelas melalui bibir biru mereka agar mantra itu berhasil.
Panas dari mantra mereka menggantung di sekitar mereka, tetapi mereka berdua terus gemetar dan menggigil satu sama lain dalam keheningan, pipi mereka masih menempel erat saat kegelapan malam memadamkan semua cahaya yang tersisa.
"Aku tidak pernah... sedingin ini... sepanjang hidupku," kata Draco serak ketika mereka akhirnya menyerap cukup kehangatan untuk berhenti gemetar. Hermione menyelipkan wajahnya ke lehernya untuk menyandarkan kepalanya di bahunya lagi.
"Aku pernah," katanya pelan. Draco menunggunya untuk menjelaskan, tapi ia tetap diam.
"Astaga, ini menyebalkan," gerutunya setelah beberapa menit, mengibaskan hujan dari wajahnya.
"Mengerikan," ia setuju. "Tapi setidaknya kita tidak harus berurusan dengan kelelawar malam ini."
Ekspresi bingung Draco disembunyikan oleh kegelapan. "Kenapa tidak?"
Hermione menjilat air yang menetes di bibirnya. "Hujan... mengganggu ekolokasi mereka. Mereka tidak akan keluar karna hal ini."
"Aku lebih suka kelelawar daripada ini," komentar Draco sambil mengangkat lututnya untuk mengedarkan darahnya. Dia menggerutu dengan susah payah dan kemudian membiarkan kakinya menggantung lemas sambil meringis. "Celanaku sangat basah, terasa seperti meleceti kulit setiap kali aku bergerak."
"Mungkin memang begitu," kata Hermione pelan.
Draco mengerang dan membiarkan kepalanya jatuh ke bahu Hermione. "Ini sangat tidak masuk akal. Dari semua cara untuk mati..."
"Ada cara yang lebih buruk."
"Apa itu seharusnya membuatku merasa lebih baik?" balasnya.
Hermione tidak repot-repot menanggapi dan Draco hanya meletakkan pipinya di bahu basah Hermione dengan gusar.
"Giliranmu untuk tidur," kata Hermione kemudian. "Haruskah aku mulai menghitung?"
Draco menggelengkan kepalanya ringan ke arahnya. "Jangan repot-repot. Aku tidak akan tidur... Kau mau giliranku?"
Hermione juga menggelengkan kepalanya. "Aku terlalu lelah untuk tidur," katanya. Draco tertawa lelah.
"Ya," hanya itu yang dia katakan.
Mereka tergantung di sana dalam kegelapan total dengan hanya suara teredam dari hujan rintik-rintik, gerakan halus pakaian basah, dan napas Draco yang semakin tegang untuk memecah keheningan di antara mereka.
"Apa kau baik baik saja?" Hermione akhirnya bertanya padanya setelah dia merasakan dadanya bergetar untuk kesepuluh kalinya.
"Pertanyaan yang bodoh," gumamnya.
Hermione mengangkat kepalanya. "Napasmu lucu," katanya.
Draco menarik napas dengan sengaja. "Tidak ada yang salah dengan pernapasanku," jawabnya. "Aku hanya mencoba fokus padanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Days (Bahasa)
FanfictionCompleted | A dramione fic by RavieSnake on AO3 Tidak ada yang tahu bahwa mereka hilang. Tidak ada yang tahu di mana mereka berada. Tidak ada yang tahu bahwa mereka terjebak. Tidak ada yang tahu bahwa mereka sedang sekarat. --- I only translate this...