chapter 2

0 0 0
                                    

Bryan: "HAHH?!"

Saat membuka pintu kamar austin terlihat sangat berantakan dan tak terlihat sosok austin disana, hanya terlihat jendela yang terbuka lebar.

'Apa apaan anak itu?' Dalam hati bryan.

Bryan tidak memperdulikan adiknya yang sangat aneh hari ini dan langsung bergegas menuju tkp orang tuanya berada.

Saat berada di tkp, bryan melihat banyak mobil polisi dan mobil ambulan juga yang membawa kedua orang tuanya.

Bryan: "permisi.. apa saya boleh melihat kedua orang tua saya dulu?"
Bryan bertanya pada petugas ambulan yang sudah membungkus kedua orang tuanya dengan kain kafan itu.

Petugas: "apa pihak dari keluarga korban? Baik kalau begitu boleh tapi cuma sebentar"

Saat membuka kain berwarna putih itu, betapa terkejutnya bryan ketika melihat wajah kedua orang tuanya hancur dan terlihat bekas cakaran yang brutal di leher dan pundak mereka.

'Tunggu, ada yang aneh' pikir bryan.

Tak berlangsung lama, wajah kedua orang tuanya itupun kembali ditutup oleh kain kafan itu.

Dari awal acara pemakaman sampai selesai bryan tak kunjung melihat sosok adiknya itu.

.
.
.

Pukul 23.05

Bryan kembali ke rumahnya dalam keadaan banyak pertanyaan didalam pikirannya, ia merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamunya itu.

'Kalau tertabrak truk, kenapa ada cakaran?'

'Austin seharian kemana?!'

'Apa austin tidak menghadiri pemakaman tadi?'

Bryan: "ada yang aneh"

Bryan tak bisa tidur memikirkan semua kejadian hari ini, padahal kemarin masih baik baik saja.

Tiba tiba bryan teringat sesuatu.

Bryan: "oh ya, dari kemarin austin terlihat aneh, dan tiba tiba menyuruhku agar tidak membiarkan mom dan dad keluar, kenapa dia sepertinya akan mengetahui bahwa mereka akan- AAKKHH SIALAN!!"

Bryan: "PASTI ANAK ITU MENGETAHUI SESUATU!!!"

Saat bryan ingin menendang meja yang ada didepannya itu, tiba tiba...

Ceklek.

Suara pintu terbuka dan terlihat sosok yang menghilang seharian ini.

Bryan: "HEI ANAK SIALAN! DARIMANA SAJA KAU, HAH?!"

Austin hanya terdiam dan menunduk.

Bryan: "JAWAB!" bentak bryan.

Hiks.. hiks.. hiks..

Bryan hanya mendengar isakan adiknya itu sambil menahan pukulannya.

Perlahan austin mengangkat wajahnya dan terlihat sangat bengkak matanya dan sangat berantakan penampilannya.

Austin: "m-maaf.." ucapnya lirih.

Bryan yang mengetahui adiknya sangat lemah ini tidak jadi memukulnya dan kembali duduk di sofa.

Bryan: "duduk.. jadi seharian ini kau dimana?"

Austin perlahan mendudukkan dirinya disamping kakaknya itu.

Austin: "kan aku sudah bilang, dia mengikutiku"

Bryan: "dia siapa?"

Austin: "yang ada didalam mimpiku waktu itu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang