Prolog

26 3 2
                                    

Sebuah boneka berwujud perempuan tengah duduk manis di sofa. Tapi tiba-tiba seorang gadis remaja mengambil boneka itu sembari menghardiknya.

"Dasar kamu boneka pembawa sial! Kamu harus pergi dari sini!"

Lina hendak melempar boneka itu namun sebuah tangan mencengkeram pundaknya. Ketika ditoleh ia melihat seorang wanita dengan kondisi rambut berantakan.

"Mamah!"

Shinta yang merupakan ibunya menarik badan Lina dan melemparnya kebelakang.

"Aaaaa!"

Gadis itu membentur lantai cukup keras, ia berusaha bangun serta berlari menuju kamar. Namun ditengah lorong antara tiga pintu kamar yang saling berhadapan, berdirinya sosok anak perempuan.

"Ka-kamu… mau apa, eh!"

Satu tangan anak perempuan itu terangkat kedepan. Tubuh Lina sontak terdorong kebelakang dan membentur lantai untuk kedua kalinya. Rasanya lebih sakit, tapi dia mencoba untuk bangkit. Saat hendak berdiri, rambutnya dijambak oleh Shinta.

GREP!

"Akh!"

"Lepaskan anakku!"

"A-aku ini a-anak mamah. Bu-bukan boneka ini!" Lina tengah menahan tangan ibunya yang sibuk menjambak rambutnya. Shinta tidak mempercayai jika Lina adalah anaknya.

Tanpa melepaskan rambutnya, sebelah tangan Shinta menarik sebuah gunting yang terletak dalam wadah penyimpanan. Benda pemotong kertas itu terbang kearahnya dan dengan telak Shinta berhasil menangkapnya. Tangan dengan gunting digenggam mulai terangkat. Dan itu digagalkan oleh
datangnya seorang wanita berjilbab yang lekas menahan tangannya. Shinta memberontak tidak suka ada orang yang mengacau niatnya untuk membunuh Lina. Dina berupaya merebut gunting itu dari Shinta.

"Bu Shinta, tolong sadarlah. Istighfar bu!"

"ARRGGGGHH…! JANGAN GANGGU AKU!"

Satu tangannya yang menjambak rambut Lina terlepas dan beralih tuk merebut gunting. Lina buru-buru menjauh dari ibunya yang sedang kerasukan. Dina berhasil merebut guntingnya lalu melemparnya jauh-jauh. Namun tiba-tiba lehernya dicengkeram kuat oleh Shinta. Saking kuatnya cekikan wanita berjilbab itu pun seketika jatuh pingsan. Shinta spontan melihat kearah Lina. Lina menatap waspada, takut jika ibunya menyerang lagi. Sosok anak perempuan itu tiba-tiba muncul di sebelah Shinta. Anak perempuan itu menggandeng tangannya.

"Aku akan membawa ibu kamu."

Anak perempuan itu menarik tangan Shinta mengajaknya pergi. Lina hendak mengejar tapi tubuhnya mendadak tidak bisa bergerak, tubuhnya terasa membeku.

"Mamah!"

Shinta tidak mengindahkan panggilan Lina, kalau saja dia ingat ibunya sedang di kuasai oleh roh jahat. Anak perempuan itu membawa Shinta berjalan kearah tembok hingga menembus kedalam. Kini tubuhnya bisa digerakkan lagi, serta dia berlari kearah tembok. Gadis itu menyentuh tembok harap ia bisa masuk dan menyusuli ibunya. Ia memukul-mukuli tembok seraya berteriak meminta ibunya dikembalikan lagi. Sayangnya anak perempuan itu telah membawanya--tidak akan pernah kembali lagi.

"MAMAH…!"



Hai, saya kembali dengan cerita baru setelah sekian lama vakum. Cerita ini bergenre horor, tapi mungkin ceritanya nggak terlalu serem 😅

ya, mudah-mudahan kalian cukup terhibur oleh cerita ini. Saya sudah bekerja keras untuk menulis cerita yang baik. Namun mungkin masih ada atau masih banyak kesalahan contoh typo dan lain2 maaf kalo tulisannya nggak rapi, acak-acakan bikin mata sakit. Saya pasti akan memperbaiki kualitas tulisannya lain waktu. Juga mudah-mudahan ceritanya bagus.

Untuk updatenya, mungkin agak lama karena saya memiliki kesibukan lain.

Dan kalau berkenan silakan tinggalkan jejak. Tapi kalo nggak, yaaa, nggak apa-apa sih.




MAMA BONEKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang