"Lautan tidak akan banyak berbicara seberapa dalam ia, sebab jika ia berbicara, maka tak akan ada yang berani menyentuhnya. Apakah keresahannu sama dengan lautan disana?"
-
Waktu menunjukkan pukul makan siang mu.
Biasanya, kau akan berlari membawa kotak bekalmu yang berwarna ungu sembari tertawa lugu ditengah-tengah lalu lalang banyak orang. Hampir setiap hari kamu merubah menu makan siangmu, kecuali hari rabu. Katamu, setiap hari rabu kamu akan memakan apapun yang ibu mu siapkan, bahkan jika sekedar telur rebus yang sudah teronggok sejak kemarin malam."Ibuku nggak bisa masak, jadi aku lebih sering masak untuk diriku sendiri setiap hari. Ibu hanya bisa merebus telur dan merebus air"
Ucapmu, sembari terkekeh.
Kamu membenci hari rabu, aku ingat itu.
Rabu membuatmu harus mengingat banyak hal yang entah mengapa hal-hal itu selalu datang di hari rabu. Salah satunya adalah tentang kepergian ayahmu."Ayah sudah pergi, jauh.. jauh sekali. Aku sampai lupa suara ayah"
Aku tidak sampai bertanya kemana perginya sosok ayah yang ia bicarakan. Aku hanya terdiam dan menatap lekat bola matanya, sedikit berisyarat untuk ia kembali bercerita.
"Adam, apa setiap pagi kamu berbincang dengan ayahmu?"
Aku tersenyum. Dalam wajah penuh tanya nya tersimpan rasa iri dan raut yang cukup menjelaskan tentang, "Aku berharap aku bisa melakukan nya juga.."
"Jarang, ayang lebih sering berbincang dengan burung parkit nya setiap pagi."
Aku mencoba sedikit mengusung canda dalam obroan kami. Sedikit memecahkan kekakuan yang pada akhirnya membuat mu sedikit tertawa geli. Aku lega, walaupun aku masih penasaran tapi aku tetap diam. Aku tidak pandai merayu orang lain untuk bercerita lebih tentang dirinya.
Aluna, aku ingat sekali.
Kamu selalu banyak bercerita tentang banyak hal. Kamu adalah sosok yang selalu update dan selalu membicarakan isu-isu yang tengah populer di media sosial. Terkadang, kamu terlalu terbawa emosi sampai menangis, atau terlalu terhibur sampai tawamu tidak kunjung berhenti.
Sampai suatu hari di hari rabu yang kesekian, ada satu berita yang membuatmu menjadi diam dalam seminggu. Kamu yang ceria seperti pergi begitu saja. Senyum mu menjadi terpaksa, tawamu menjadi begitu hambar ku dengar. Aku ingat, Aluna ku. Saat itu aku merasa ingin sekali memelukmu sampai pagi. Sampai tidak ada lagi hal-hal buruk yang mengganggumu.
Di minggu pertama bulan September.
Kita bertemu di ruang kelas mata kuliah pertama. Kemeja maroon dan rambut sebahumu membuatku mengenalimu. Aku tersenyum menyapa, memanggil namamu pelan sembari melambai. Manikmu terlihat berbinar, cantik sekali. Senyum mu selalu membuatku tak bisa berhenti memuji. Kulit sawo matang mu adalah salah satu yang membuatmu berkarakter, terlihat begitu elok dipadu padakan dengan banyak hal menyenangkan dalam sosokmu.
Aluna, jika saja aku bisa lebih dalam mencintaimu.
Kamu suka mendengarkan musik. Salah satu yang akhir-akhir bulan lalu kau putar adalah lagu milik Payung Teduh bertajug Keresahanmu. Mula-mula aku tidak begitu memperhatikan nya, tapi entah mengapa kamu selalu memutarnya berulang kali. Konon, ada cerita bahw itu adalah lagu yang ditulis oleh salah satu anggota payung teduh yang ditemukan tidak bernyawa menggantung diri saat tengah mendaki. Isi lagu itu ia tulis dalam secarik kertas dan ditemukan dalam saku baju nya.
"Ini adalah cerita yang aku baca dari thread di twitter. Ramai sekali yang percaya tentang latar belakang lagu ini. Tulisan dalam secarik kertas itu katanya dia tunjukkan untuk orang yang ia cintai namun tak kunjung membalas perasaan nya. Aku nggak tau apakah cerita ini asli atau nggak, tapi kalo didengar-dengar laguya memang agak seram hehehe"
Aku terdiam mendengarkan penjelasan darimu. Mulai saat itu aku tertarik dengan lagu yang sering kamu putar itu. Lagu yang dingin dan seperti dapat menghalau ulu hati.
Aku ingin berjalan bersamamu
Dalam hujan dan malam gelap
Tapi aku tak bisa melihat matamuTiga hari terakhir sebelum kamu tak lagi ada dihadapanku, kamu semakin sering memutar lagu itu. Menyanyikan nya untukku, lewat sambungan telfon, atau kau nyanyikan saat kita tengah berdua.
Aku ingin berdua denganmu
Di antara daun gugur
Aku ingin berdua denganmu
Tapi aku hanya melihat keresahanmuKamu tau Aluna, jika saja ada kesempatan yang dapat lahir dua kali, aku akan meminta untuk tetap bersamamu. Bagaimana saja akhirnya, asalkan kita berdua. Melewati banyak musim dan mimpi-mimpi yang kita bangun bersama.
Jika saja aku tau bahwa ada sejuta luka yang kau pikul, yang kau bawa sendiri tanpa mau berbagi, aku akan memaksamu untuk menangis pada bahuku. Pada diriku bahkan jika harus selamanya. Ku beri semua ku untukmu, Aluna.
Aku menunggu dengan sabar
Di atas sini, melayang-layang
Tergoyang angin menantikan tubuh ituTak sampai satu kata pun terlintas di fikirku saat aku menemukan lirik demi lirik yang kudengar ternyata begitu menyayat hati. Saat hari ini aku mendengarkan nya lebih dari 10 kali, aku menemukan dirimu, sosokmu, dalam lagu itu.
Aku ingin berdua denganmu
Di antara daun gugur
Aku ingin berdua denganmu
Tapi aku hanya melihat keresahanmu"Adam, apalah aku ini. Hanya perempuan bernama Aluna yang hidupnya tanpa tujuan. Sebenarnya, jika bukan karena mu, entah sudah berada dilaut mana tubuhku ini. Aku ingin sekali merebah pada ombak-ombak yang bergulung-bergulung, membiarkan diriku tersesat dan tak pernah pulang"
Ingin berdua denganmu
Di antara daun gugur
Aku ingin berdua denganmu
Tapi aku hanya melihat keresahanmu"Adam, terima kasih untuk tetap berdiri disampingku bahkan saat tubuhku layaknya lacur. Saat ayahku pergi demi perempuan lain, melupakan anak istrinya yang menangis getir. Ketika aku tak lagi memiliki kesucian, diriku dirampas oleh manusia tidak bertanggung jawab. Ibu ku menangis berulang kali dalam sujudnya, berharap anaknya baik-baik saja. Tapi tidak adam. Ini adalah rabu terakhir yang akan aku benci, rabu yang sempat merenggut ayahku, merenggut kesucianku, dan merenggut nyawaku. Selamat tinggal Adamku."
Pada akhirnya, aku turut membenci hari Rabu.
Rabu yang membuat luka pada sekujur jiwa ragamu. Rabu yang menyesakkan dadakku.
Selamat tinggal Aluna, biarkan aku menanggung semua keresahanmu, biarkan kamu mengentaskan semua keresahanmu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Durasi
Fiction générale-Durasi adalah waktu; Sekumpulan cerita-cerita yang berlarian mengejar durasi kehidupan. Jangan lengah, atau mereka akan pergi berhamburan tak tentu arah. Selamat menikmati, Semoga suka.