Sembilan

11.1K 2.5K 55
                                    

Suhu tubuh Mama naik hampir dua derajat sehingga hanya tiduran di kamar. Aku berhasil membujuknya menghabiskan bubur dan minum antipiretik supaya dia bisa beristirahat lebih awal.

Setelah itu aku masuk ke kamar mandi untuk berendam. Tubuhku terasa luar biasa pegal. Bukan karena terlalu capek, tapi pertanda jika aku akan segera kedatangan tamu bulan. Meskipun tidak setiap bulan mengalami dismenorea parah, tapi pegal menjelang haid selalu terasa.

Saat Simbok masih hidup, dia akan memberi kompres hangat di bagian bawah perutku ketika nyerinya membuatku menangis. Waktu itu toleransiku terhadap nyeri haid sebelum sekuat sekarang karena belum terbiasa.

Setelah Simbok tidak ada, Ibu biasanya membuatkan teh chamomile atau cokelat panas. Kalau melihat ringisanku berlebihan, Ibu akan memberikan analgesik.

Sekarang, karena mereka sudah tidak ada, aku harus mencari cara sendiri untuk mengatasi ketidaknyamanan tubuhku saat menjelang haid, ataupun saat haid nanti. Tentu saja aku bisa membuat teh, cokelat panas, dan minum analgesik yang selalu kusediakan untuk berjaga-jaga, tetapi rasanya akan berbeda. Saat tubuh kita tidak nyaman, perhatian orang lain akan menyentuh hati karena membuat kita merasa disayangi. Peningkatan hormon di saat-saat seperti itu membuat perempuan menjadi lebih emosional.

Air hangat yang menyelubungi tubuhku membuatku merasa lebih rileks. Kalau sekarang berada di kamar mandiku sendiri di rumah Ibu, aku akan berendam berlama-lama. Sayangnya aku tidak bisa melakukan hal itu di sini. Daneswara bisa pulang sewaktu-waktu. Dia juga harus menggunakan kamar mandi.

Seandainya kami adalah pasangan suami istri normal, kami bisa berbagi kamar mandi. Aku bisa tetap berendam, sementara Daneswara mandi di bawah pancuran kalau dia memang gerah dan harus mandi di saat yang sama. Tapi karena status kami hanya sebagai teman sekamar, berada di kamar mandi di saat yang sama akan terasa aneh dan tidak nyaman.

Kamar mandi adalah wilayah paling pribadi, tempat kita merasa nyaman untuk menanggalkan pakaian. Tidak mungkin aku dan Daneswara berada di ruangan yang sama dengan pakaian minim, atau tanpa pakaian sama sekali walaupun alasannya sudah kegerahan setengah mati. Gila apa?

Daneswara belum duduk di sofanya saat aku keluar dari kamar mandi, padahal aku sudah buru-buru keluar dari bak mandi sebelum airnya dingin.

Di waktu seperti ini biasanya dia sudah pulang dari kantor. Dia belum pernah lembur selama kami menikah. Meskipun kantor kami bersebelahan, kami pergi dan pulang sendiri-sendiri.

Mama pernah mengusulkan supaya kami pergi ke kantor menggunakan satu mobil saja karena lebih praktis, tetapi raut ragu Daneswara membuatku spontan mengatakan jika aku dan Daneswara terkadang harus bekerja di luar kantor saat harus bertemu dengan klien. Tidak membawa kendaraan sendiri malah akan merepotkan. Daneswara mengamini jawabanku. Sorot kelegaan terpancar dari matanya. Sangat jelas jika dia tidak menyetujui ide Mama itu.

Sambil menunggu Daneswara untuk makan malam bersama seperti biasa, aku kembali menengok Mama. Syukurlah beliau sudah tertidur. Aku memutuskan menunggu Daneswara di ruang tengah sambil nonton TV. Tidak biasanya dia seterlambat ini. Saat menengok ponsel, aku tidak menemukan pesan atau panggilan tidak terjawab dari Daneswara yang aku lewatkan.

Menjelang pukul sepuluh, aku menyerah karena kantuk mulai menyerangku. Aku biasanya memang gampang mengantuk setelah berendam air hangat dan keramas. Aku lantas kembali ke kamar. Keinginan untuk tidur mengalahkan rasa laparku.

Mungkin Daneswara pergi bersama pacarnya, Camilla. Mereka tidak pernah keluar bersama di malam hari sejak pernikahan kami karena Daneswara selalu pulang tepat waktu untuk makan malam bersama aku dan Mama.

Berbaring di ranjang bukannya membuatku langsung terlelap, pikiranku malah nyalang. Camilla pasti sangat mencintai Daneswara sampai rela melepasnya untuk menikah sementara dengan orang lain. Tidak semua perempuan memiliki keikhlasan seperti itu. Memang hanya sementara, tapi kekasihnya tetap akan berubah status menjadi duda sebelum akhirnya mereka akan menikah dan bahagia selamanya.

Melarung MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang