Hermione tengah mengendap-endap pada jam 2 dini hari di perpustakaan Hogwarts, ia mencari sebuah buku mengenai horcrux yang kemungkinan dapat memecahkan permasalahan mereka. Sejujurnya dalam hati Hermione ia lebih takut untuk tinggal disini daripada di masa depan yang sedang dalam peperangan. Mengapa demikian? Jawabannya adalah karena banyaknya penyihir berbahaya yang hampir seperti Voldemort, Grindelwald contohnya. Jika ia dapat menyelesaikan teka-teki ini dengan cepat, ia yakin mereka akan cepat kembali ke masa depan. Ia hanya berharap apa yang ia lakukan ini sudah benar.
Gadis itu berjalan dalam gelapnya perpustakaan dengan mantra penglihatan yang ia ciptakan pada tahun kelimanya. Mantra ini bekerja dalam gelap chesôurous adalah mantranya. Hermione sangat sering menggunakan mantra ini sejak ia berhasil membuatnya. Gadis itu tidak memakai seragam sekolahnya namun berada dalam balutan gaun tidur bergaris coklat miliknya karena teman asramanya tahu jika ia tengah tertidur.
Penggunaan Sihir Hitam, A Deal with Dark Magic, Sihir Hitam Paling Ampuh, Sihir Hitam Paling Hitam, Kegelapan Membawa Kemaslahatan, bla... bla... bla... yang mana rata-rata judul bukunya saja sudah mengerikan. Hermione memilih buku berjudul A Deal with Dark Magic dan lekas membuat salinan untuk dibacanya pada waktu-waktu tertentu ketika dibutuhkan. Ia yakin buku ini dapat memberi jawaban. Hermione bergegas setelah berhasil menyalin beberapa buku dan memasukkannya kedalam tas perluasan miliknya.
Tanggannya bergerak lambat saat indra pendengarannya mendengar bunyi sepatu bergesekan pada lantai perpustakaan. Hermione masih memegang sebuah buku berjudul Rahasia Terdalam Sihir Hitam Morgana. Ia segera mengeluarkan tongkat dan menarik sihirnya untuk membuat dirinya agar tidak terlihat oleh siapapun.
"Wanna play hide and seek, huh?" Ia kenal suara ini. Hermione tidak beranjak satu langkah pun dari tempatnya berdiri. Bagaimana ia bisa lupa jika Riddle pasti dapat merasakan sihir dihitung dari berapa sensitif indranya pada untaian-untaian sihir disekitarnya. Pelindung untuk membuatnya tidak terlihat telah lenyap dalam satu mantra. Langkah kaki itu semakin mendekat kearahnya.
"Granzeal? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Riddle. Matanya turun ke bawah melihat buku yang dipegang oleh Hermione Granzeal dan kembali ia arahkan pandangannya pada mata perempuan dihadapannya.
"Umm... reading" ucapnya dengan senyum aneh.
"Membaca pada bagian terlarang di jam 2 dini hari? Kau mencurigakan Miss Granzeal. Haruskah aku memberikanmu detensi? Oh dan lihat kau berkeliaran dengan baju tidur?"
Gadis itu tampak gelisah dan hendak mencari-cari alasan. Jadi Riddle langsung memegang pergelangan tangannya untuk menyeretnya keluar dari dalam perpustakaan.
"Riddle berhenti, aku belum mengembalikkan buku ini!" Hermione memekik kecil. Ia berbalik diikuti Riddle yang tetap menatapnya. Namun masa bodoh, ia tetap membuat salinan dari buku itu. Riddle hanya memperhatikan tanpa melarangnya. Pria itu kembali menarik tangan Hermione dan membawanya ke sebuah ruangan seperti hendak mengintrogasinya dengan pertanyaan. Otak cerdasnya sudah memikirkan beberapa jawaban dari pertanyaan yang mungkin akan pria itu tanyakan padanya.
Ia tahu ini ruangan apa, ketua murid.
"Jadi pikirkanlah alasan yang tepat untukku tidak mengadukan ini pada kepala asrama dan kepala sekolah, Miss Granzeal" ucap Riddle.
"Lakukan saja, jika mereka tau yang rugi bukan cuma diriku" jawab Hermione. Ia membuka buku salinan itu dan membacanya tanpa menoleh pada Riddle yang duduk di sampingnya. "Bisa membaca rune?" Tanya Riddle, Hermione mengangguk dan tetap membaca.
Riddle tidak suka ini, Hermione Granzeal tidak takut padanya dan malah mengabaikannya dengan membaca buku yang baru ia dapatkan dari perpustakaan. Riddle telah membaca buku ini, pun dengan seluruh buku yang ada di Hogwarts pada bagian terlarang. Tapi ia tak bisa sangkal jika ia suka bagaimana seseorang melakukan hal yang sama dengannya. Membaca buku-buku itu dengan sembunyi, yah pengecualian taktiknya yang mengatakan untuk penelitian yang ia lakukan.
Jujur saja, ini pertama kalinya ia berbincang dengan orang asing dengan santai membahas beberapa hal setelah gadis disampingnya selesai membaca dan menandai bacaannya.
"Lalu bagaimana Morgana mendapatkan kekuatan itu? Did she kill then eat their soul?" tanya Granzeal pada Riddle. Tom Riddle mengangguk. "Itu digunakan untuk memperpanjang umurnya"
"Darah Unicorn juga berfungsi demikian, tapi kita semua tau jika unicorn satwa gaib yang dilindungi. Aku berpikir kemungkinan Morgana melakukan hal itu karena di jaman itu manusia tidak seberharga itu?" Hermione mengutarakan pendapatnya. "Bisa dikatakan demikian" Riddle menatapnya dalam pandangan penuh ketertarikan. Harus Riddle akui, Hermione Granzeal semakin menarik jika ia mengeluarkan argumen-argumennya.
"Itu sama seperti horcrux bukan?"
Riddle terbangun dari tatapannya pada Hermione Granzeal. Gadis ini tau perihal horcrux? Buku yang ia baca tidak menjelaskan hal tersebut, dan tidak ada lagi buku yang membahas horcrux karena telah ia hancurkan.
"Kau terlihat terkejut Riddle" Hermione memiringkan kepalanya, innocent. "Itu horcrux kan?" Ucapnya sambil menunjuk cincin yang tersemat indah di jari tengah pada tangan kirinya.
Riddle dengan cepat mendorong Hermione hingga ia terbaring di sofa dengan Riddle yang mencekik lehernya. Hermione tau Riddle pasti begitu murka dan khawatir jika seseorang mengetahui rahasianya. Hermione dapat melihat cahaya merah di mata pria itu. Tangannya yang semula mencoba menghentikan cekikan perlahan beranjak ke arah rahang sang pria dan mengelus pipi kanan dengan satu tangan sementara tangan yang lain mencoba melepaskam cekikannya.
Riddle mengendurkan cekikan itu dan Hermione terbatuk. Aisss rencana sialan Harry benar-benar membuatnya hampir mati. Tatapan menuntut Riddle masih sama.
"Aku tidak akan segan-segan membunuhmu bila yang lain mengetahui ini miss Granzeal" ancam Riddle pada Hermione yang masih terbaring. Riddle nampak mengambil nafas dalam, "darimana kau mengetahui ini?"
"Sihir itu sesuatu yang unik, setiap penyihir yang lahir kedunia pertama kalinya telah diberkahi oleh sihir murni yang Merlin berikan. Namun, beberapa sihir dari beberapa penyihir terkadang tidak lagi sama seperti semula. Mereka berevolusi. Sama seperti perkembangan jaman, setiap hari akan ada hal baru, baru dan baru lainnya. Perubahan dari sihir itu ada yang tampak dan tidak, tapi bagi beberapa orang akan cenderung tau saat berdekatan dengan orang yang berbahaya. Sepertimu" ucap Hermione panjang lebar.
"Aku yakin, dari semua professor disini yang menyukaimu pasti ada satu professor, entah siapa itu. Pasti ada yang mencium hal aneh darimu Riddle. Just be careful. Horcrux adalah benda yang kuat, namun diatas langit masih ada langit yang mana akan ada kemungkinan Horcrux yang kau buat ini dapat hancur dengan sangat mudah oleh benda kuat lainnya"
"Kau terlalu banyak bicara, Granzeal. Apa kau berniat mengibarkan bendera perang denganku?" Tanya Riddle menarik tangan Hermione kuat hingga ia terbangun menatap kedalam mata tajam Riddle.
Hermione menggelengkan kepala, "untuk apa? aku tidak mau lagi terlibat dengan hal-hal yang akan membahayakan nyawaku" ucapnya dan menarik tangan yang dicekal itu hingga terlepas dari genggaman Riddle.
"Kurasa aku harus kembali. Good night, Riddle"