A. Huruf Miring
Fungsi dan contoh penggunaan huruf miring melansir dari PUEBI.
1. Menulis Judul
Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
2. Penegasan
Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya:
Huruf terakhir kata abad adalah d.
Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.
3. Ungkapan Daerah atau Bahasa Asing
Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
1. Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang berkunjung ke Aceh.
2. Nama ilmiah buah manggis adalah Garcinia mangostana.
3. Weltanschauung bermakna 'pandangan dunia'.
4. Ungkapan Bhinneka Tunggal Ika dijadikan semboyan negara Indonesia.
B. Huruf Tebal
Huruf tebal sejatinya berfungsi untuk menekankan atau membuat penekanan pada suatu kata dalam kalimat. Kadang, banyak dari kita memukul rata fungsi huruf miring dan huruf tebal. Padahal keduanya memiliki peran yang berbeda.
1. Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Misalnya:
Bulan rama dh an bukan ramadan.
Makna sera-sera dalam que sera-sera adalah 'terjadilah'.
Telanjur, bukan te r lanjur.
2 Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
Misalnya:
1.1 Latar Belakang dan Masalah Agar lebih jelas, latar belakang dan masalah akan diuraikan secara terpisah seperti tampak pada paparan berikut.
1.1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya sikap yang beragam terhadap penggunaan bahasa yang ada di Indonesia.
1.1.2 Masalah Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa masyarakat Kalimantan terhadap ketiga bahasa yang ada di Indonesia.
1.2 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sikap bahasa masyarakat Kalimantan, khususnya yang tinggal di kota besar terhadap bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing.
3 Huruf tebal pada cetakan kamus untuk menuliskan lema dan sublema.
Huruf tebal digunakan juga untuk menuliskan bilangan yang menunjukkan polisemi (satu kata yang mempunyai makna lebih dari satu).
Misalnya:
Muka (n) : 1 bagian depan kepala...; 2 wajah; air muka...; 3 bagian luar sebelah depan
Menggulai (v) : 1 membubuh(i) gula...; 2 memasak gulai; membuat gulai
KAMU SEDANG MEMBACA
Materi Dasar || Phoenix Writer
Non-FictionHalo, kami memutuskan untuk sharing beberapa materi dasar di akun Wattpad ini. Jangan lupa follow akun kita, ya! Mari belajar bersama!