1

7 1 0
                                    

Selamat membaca.

***

"Terimakasih buat kalian yang sudah menyempatkan waktu untuk menghadiri rapat hari ini. Sekian rapat hari ini, mohon maaf bila saya ada salah ucap. Tunggu info selanjutnya di grup chat ya, kalian bisa pulang sekarang, atau mau nginep disini juga boleh," suara Danu, Ketua Osis SMA Bina Bangsa menginterupsi semua anggota osis yang berada dalam satu ruangan.

Satu persatu anggota osis keluar dari ruang meeting karena memang mereka mengadakan rapat dari pagi hingga siang hari. Semua berdesakan agar cepat cepat bisa keluar dari ruangan itu.

"San, udah makan belum? Nyari makan yuk" ucap seorang cowok bertubuh jangkung, memakai setelan santai nya, hoodie hitam dan celana jeans pendek. Oke, setelannya sih udah keren.

"Ayo, tiap hari sabtu mak gue gak masak gasik, soalnya kan gue gak sekolah," jawab cewek dengan setelah gamis berwarna navy itu.

Keduanya keluar dari ruang meeting, tapi perlu diketahui bahwa mereka sebelumnya tak seakrab itu. Mereka hanya saling mengenal nama satu sama lain. Bahkan, mereka tak saling menyimpan nomor handphone.

Sanya Awwalia, cewek yang usianya belum genap 17 tahun itu merupakan sekretaris osis. Berniat masuk SMA menjadi siswi yang tak banyak dikenal warga sekolah, namun mimpinya itu tak bisa terwujud sebab dia lolos menjadi anggota paskibraka kabupaten dikotanya. Juga, menjadi salah satu siswi berprestasi yang sulit untuk tidak dikenali warga sekolah, sekaligus guru.

Lain dengan cowok yang sekarang berjalan disamping Sanya. Tian Freya Putra. Fian masuk osis terpaksa sebab ada orang yang mendaftarkan dia masuk osis. Kasian fian, gak niat tapi keterima...

"Tumben lo make gamis, S

an." ujar Fian yang memang merasa aneh dengan pakaian yang dipakai Sanya. Karena memang baru pertama kali Fian melihat Sanya memakai gamis.

"Lagi insyaf. Kenapa emang? Cakep kan gue, awas ntar lo naksir," ucap Sanya yang sudah memasang wajah songong.

"Gak lah, ngapain suka sama yang udah punya pacar."

"Oh ini alesan gaada yang deketin gue, pada nyangka gue udah punya pacar. Kurang asem emang." gerutu Sanya

"Emang belum punya?"

"Ya belum lah anjir, kalo punya udah gue pamerin sana sini."

"Gausah dipamerin, ntar putus nangis."

"Yeu bodoamat, punya buat dipamerin aja kagak,"

"Hahaha, lo gak bawa motor kan? Sama gue aja."

"Ya emang gue niatnya mau nebeng ke lo. Sekalian ntar anterin gue pulang kerumah ya, hehe," Sanya salah satu tipe cewek yang gak mau buat nebeng sama temen atau sama siapapun. Anehnya lagi, kenapa sama Fian, Sanya mau nebeng?

"Yaelah santai, gak lo minta pun gue anterin sampe rumah," ucap Fian

Tanpa mereka sadari, ini kali pertama mereka disatu motor yang sama. Fian membonceng Sanya, dan Sanya dibonceng Fian. Motor yang dikendarai Fian melaju dengan kecepatan sedang. Sengaja mungkin.

"Mau makan apa, San? Ayam geprek aja ya?" ujar Fian

"Lo yang nanya lo yang jawab, tapi boleh sih. Gue udah lama gak makan ayam geprek," gerutu Sanya

"Hahaha, gue suka ayam geprek soalnya. Eh serius lo udah lama gak makan ayam geprek? Gue gak makan ayam geprek tiga hari aja, perut serasa hampa," ucap Fian yang dihadiahi toyoran oleh Sanya.

"Biasa aja ngomong nya gausah dimaju majuin juga bibirnya, disangka gak keliatan apa dari spion? Lagian gak makan ayam geprek gak bikin gue mati," kesal Sanya yang membuat Fian terkekeh geli

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

all about uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang