2

147 12 0
                                    

"Ekaaaaa!!! Hidup lu Napa ke anjing si. Ya Allah ini pakaian udah gua rapihin kenapa lu acak-acak jamallll".

Bagas sangat emosi saat melihat lemari yang isinya acak-acakan. Padahal baru semalaman ia rapihin dan sekarang belum 24 jam sudah tidak karuan apa gak bikin emosi.

Eka yang sedang main game saat terkejut mendengar teriakkan melengking dari arah kamar. Ia buru-buru menghampiri Bagas yang sudah kebakaran jenggot.

"Maaf yang, tadi gua nyari Hoodie item gua tapi gak ketemu, gak nyadar kalo udah berantakan".

"Lu mau gua bakar apa gimana Ka?. Sumpah ya gua cape banget sama Lu, gak mau tau beresin anjir ni lemari".

Eka terlihat bingung, coba bayangin Eka mana pernah ngelipet baju dan sekarang disuruh ngeberesin tuh pakaian yang udah gak kebentuk. Apa gak makin acur nanti.

Dia melihat ke arah Bagas dan memberikan senyuman yang paling indah walaupun terlihat seperti nahan boker di mata Bagas "hehe, yang lu tau gua gak bisa ngelipet baju, terus cara gua ngeberesinnya gimana?".

Bagas tentu semakin marah, ia memukul tubuh Eka dengan gantung baju hingga amarahnya tersalurkan lewat pukulan tersebut "mati lu anjing!! Lu tau kalo gak bisa ngurus rumah senggak nya jangan bikin berantakan Mulu setan!! Kan gua yang repot anjing".

Segala umpatan dan kekerasan terus dilakukan oleh Bagas. Sungguh ia sangat murka saat ini, kalo bisa ia ingin membakar Eka dan abunya ia jadikan pupuk untuk tanaman.

"Arghhh, yang sakit anjir. Udah aww yang minta maaf gua. Gak lagi deh gua ngeberantakin baju sumpah" Eka terus mencoba menghindar dari pukul Bagas yang tidak main-main sakit nya di badannya.

"Bacot nyet, kamarin juga lu bilang gitu buktinya sekarang sama aja anjir. Bodo amat gua gak mau tau ini baju harus rapi lagi, gua cape ya setan!!".

Selepas mengatakan Bagas pergi dan meninggal kan Eka yang sangat kebingungan gimana cara membereskan kekacauan yang dia buat itu.

Dengan otak yang setah mampet itu, Eka melihat cara melihat pakaian di YouTube yang hasilnya tetap saja berantakan "lah anjing, ni video nipu ya tai. Gua dari tadi nyoba sama aja anjir kaga rapih juga ni pakaian malah makin acur".

Akhirnya Eka merapikan pakaian nya dengan seadanya. Asal lipat yang penting rapih, ia tidak perduli lagi dengan hasilnya. Yang penting tuh baju sama celana ada di lemari "nah selesai, gitu kek dari tadi kan cepet. Ni YouTube kek tai emang".

Eka menghampiri Bagas yang ternyata sudah tertidur di sofa ruang tamu mereka. Terlihat sangat indah saat tertidur. Sisi reognya tidak terlihat.

Eka mengangkat tubuh Bagas dan memindahkannya ke kamar agar Bagas tidur lebih nyenyak dan nyaman. Setelah membaringkan tubuhnya Eka mengikuti Bagas dengan ikut tidur disamping tubuh Bagas sambil memeluk tubuhnya.

****
Bagas mengeliatkan tubuhnya, ia merasa pinggangnya sedang ketempelan setan yang cukup berat. Ia melihat kearah pinggangnya yang tentu saja ada tangan Eka yang sedang memeluknya.

Bagas melihat kearah jam yang ternyata sekarang sudah jam 5 sore, cukup lama ia tertidur. Bagas mencoba menurunkan tangan berat kebanyakan dosa milik Eka untuk memeluk guling agar tidurnya tidak terganggu. Dan membuat rusuh Bagas saat ia akan menyiapkan makan malam untuk mereka berdua.

Eka tuh gak tau kenapa kalo tidur gak bisa kalo gak meluk sesuatu. Makannya kalo tidur meluk Bagas atau ya meluk guling. Nah kalo enggak dia bakal bangun dan malah narik Bagas buat tidur lagi. Nah kan ngeselin Bagas jadi gak bisa ngapa-ngapain. Makannya pas dia udah bangun dan mau langsung mandi atau ngapain gitu harus ngasih guling buat dipeluk.

Bagas hanya ke kamar mandi untuk cuci muka, dan langsung ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Eka tuh kalo makan porsi kuli dan gak sekali makannya harus nambah. Makannya Bagas kalo masak tuh harus banyak. Tapi yang bikin heran tubuh Eka tuh ya segitu aja terus gak berubah. Malah makin tinggi kan setan.

Saat Bagas memasak masakan terakhir ya itu orek tempe sisanya udah dimeja makan semua. Suara teriakan Eka dari arah kamar membuat Bagas mematikan kompor dan menghampiri Eka.

Sungguh, Bagas paham Eka kenapa sekarang. Eka dan mimpi buruknya yang kadang hadir cukup membuat Eka sulit mengontrol emosi nya. Eka dulu pernah kecelakaan yang hampir merenggut nyawa nya. Dan sangat disayangkan ibu Eka meninggal saat itu dan Eka hidup dengan ayahnya.

Saat itu Eka berumur 12 tahun, ia baru saja dijemput oleh ibunya setelah pulang sekolah. Akan tetapi dari arah yang berlawanan ada sebuah truk yang ternyata remnya tidak bekerja.

Truk tersebut menghantam mobil tersebut. Yang membuat ibu nya meninggal dunia sedangkan Eka koma beberapa bulan. Hingga saat ia bangun ia menyadari kalau ibunya telah tiada. Bayangan tragedi saat itu terus terbayang di benaknya. Hingga Eka sering kali tanpa sadar melukai tubuhnya sendiri.

Sedangkan ayah Eka jelas khawatir melihat anaknya yang semakin tidak terkontrol hari demi hari. Hingga dengan terpaksa ia memasukkan Eka ke rumah sakit jiwa beberapa tahun dan saat Eka sudah merasa baikan ayahnya menjemput Eka untuk pulang.

***

"Eka ini gua hai, coba liat ke arah gua ka" saat sampai di kamar Bagas langsung menghampiri Eka dan mencoba mengembalikan kesadaran Eka.

Bagas mencoba menepuk-nepuk pelan pipi Eka dan mengarahkan kepalanya untuk melihat kearah Bagas.

"Argh, Buu ini Eka jangan pergi. Eka bakal jadi anak baik. Buu" Eka tidak memperdulikan keberadaan Bagas saat ini. Ia terus mencoba menghindar dari Bagas.

"Ka ini gua, lu aman haii Ka. Ibu udah gak ada lu sama gua sama ayah juga. Hai ka".

Setelah cukup lama kesadaran Eka perlahan membaik. Ia bisa mengenali Bagas disekitarnya "Gas, ibu pergi Gas. Mobilnya acurrr!" Setelah mengucapkan itu Eka langsung memeluk tubuh Bagas dan memendamkan kepalanya di perut Bagas.

Sedangkan Bagas mencoba menenangkan Eka, dengan cara mengelus punggung Eka dengan lembut. Dan membisikkan kata-kata penenang untuk Eka.

Bagas mencoba menarik kepala Eka untuk mundur dan ia bisa melihat mata memerah dan sembab sehabis menangis. Sungguh Bagas sangat khawatir saat Eka mengalami hal seperti ini.

Awalnya Bagas sangat Bingung dengan apa yang terjadi oleh Eka. Hingga saat Eka mengenalkan Bagas pada ayahnya, ia baru paham kenapa Eka seperti itu.

Dan bersyukur nya ayah Eka tidak mempermasalahkan hubungan mereka. Ayah Eka malah menjelaskan kondisi Eka kepada Bagas. Ia paham bahwa sekarang Eka hanya memiliki ayahnya dan bagas

"Udah tenang?"

Eka hanya mengangguk kan kepalanya tanpa menjawab pertanyaan dari Bagas.

"Lu mau tidur lagi atau mau makan?".

"Mau peluk aja kaya gini".

Bagas menghela nafas pelan, ia paham Eka sedang tidak mau diganggu saat seperti ini. Ia hanya mau memeluk erat tubuh Bagas hingga ia tenang seutuhnya. "Makan ya ka? Abis itu peluk lagi".

Eka merengut kan wajahnya tetapi kepalanya tetap mengangguk untuk mengikuti kemauan Bagas.

Bagas menarik tangan Eka dan membawa nya ke meja makan sedangkan Eka tidak melepaskan pelukannya sama sekali. Yang membuat jalan Bagas sedikit kesusahan.

"Lepas dulu ka, itu gau mau masak bentar tempenya. Nanti balik lagi ya".

Bukannya melepaskan Eka malah semakin mengeratkan pelukannya, ya saat ini Eka sedang duduk di bangku sedangkan Bagas dipangkunya "bentar aja ya?". Akhirnya Eka melepaskan pelukannya walaupun dengan terpaksa.

Bagas langsung buru-buru menyalahkan kompor sebenarnya masakan nya itu sudah hampir matang, tapi karena ada kendala ia harus mematikan nya. Tidak lama Bagas langsung menyiapkan makanan ke meja.

Bagas mengambilkan makanan untuk Eka dan dirinya. Dan duduk di samping Eka, mereka berdua makan dengan tenang dan sesekali tangan kiri Eka akan mengelus paha Bagas.

.
.
.
.
.
.
.
TBC

Hampir setiap chapter yang gua buat kenapa selalu berhubungan sama makan ya? Baru nyadar lagi gua. Tapi gapapa kita harus mengikuti moto hidup Bagas oke. Dan selamat membaca


KALOPSIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang