Hari sudah berubah menjadi malam, kondisi Eka saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya. Tapi ya gitu sifat manjanya muncul lebih parah dari biasanya.
Eka belum mau melepaskan pelukannya, sudah berjam-jam mereka berdua berpelukan di sofa ditemani oleh musik yang diputar oleh Bagas, agar Eka bisa lebih tenang.
"Ka bangun dulu dong, kebelet nih gua".
Eka tidak menghiraukan ucapan Bagas, ia malah semakin erat memeluk tubuh Bagas hingga membuat Bagas sulit bergerak.
Sedangkan Bagas yang memang sudah kebelet, mencoba melepaskan pelukannya dengan cara mendorong tubuh Eka tapi tubuhnya tidak bergerak sama sekali.
"Ka, ayolah ini gua udah kebelet banget anjir. Kan kalo ngompol jelek banget anjir".
"Hemmmmmmmm" dengan terpaksa Eka melepaskan pelukannya dan membiarkan Bagar pergi untuk buang air kecil di toilet.
"Bentar kok" Bagas buru-buru pergi ke toilet menuntaskan panggilan alam. Dan setelahnya kembali ke Eka yang sedang merentangkan tangannya saat melihat Bagas kembali dari toilet.
"Buruan yangggg" Eka memanggil Bagas agar cepat-cepat kearah dengan suara yang cukup menggelikan di telinga Bagas.
"Ia anjir, manja banget lu elah". Ucap Bagas setelah kembali kedalam pelukan hangat Eka dan kembali berbaring di sofa.
"Bodo".
Mereka berdua menikmati ketenangan saat ini, yang jarang sekali terjadi diantara mereka berdua.
Ia mereka biasanya kalo udah berdua pasti ribut, seberangnya, lebih banyak Omelan Bagas si yang ngeliat tingkah laku Eka yang Subhanallah banget.
Eka tuh ngeselin banget soalnya, apa-apa yang ngurusin Bagas, makan minta ke Bagas, baju minta di ambilin, atau lainnya. Hidup Eka tanpa Bagas paling jadi kek gembel. Kaga ada yang ngurus.
*****
"Ka, besok gua ada kerjaan kelompok buat ngerjain laprak, gua ngerjain disinih gapapa? cuma berdua si, gua sama satu temen gua".
"Gapapa, terserah lu aja".
"Oh oke. Pindah yuk gua udah ngantuk nih".
Tanpa aba-aba Eka langsung mengangkat Bagas dan membawa nya ke kamar mereka berdua.
"Dih dih, so romantis banget lu nyet" Bagas mengalungkan tangannya keleher Eka agar tidak jatuh. Soalnya Eka menggendongnya ala koala.
"Bacot aja lu, gua romantis salah, gua nyeleneh salah. Mau lu apa si hemmm" dengan geregetan Eka memukul bokong semok Bagas yang sedang berada di gendongannya macam monyet.
"Ahh, sakit bego Ka".
Eka menyeringai mendengar desahan yang dikeluarkan oleh Bagas.
"Dih gitu doang ngedesah, sange ya lu?".
"Bacot nyet, dah buru gua ngantuk. Lu jalan lama amat kaya keong".
Eka tertawa pelan melihat tingkah Bagas yang saat marah bukannya serem malah terlihat lucu di matanya. Ia Eka sebucin itu sama Bagas, ngeliat Eka lagi koprol, jungkir balik tengah jalan juga paling dibilang imut sama Eka.
Setelah sampai, Eka Kan melemparkan tubuh Bagas ke kasur, hingga membuat pinggul Bagas sedikit nyeri. Kasurnya sebenernya sangat empuk dan nyaman. Tapi kalo di lempar gak manusia gaya gitu ya jelas sakit lah.
"Sakit anjing, lu yang bener aja dong. Encok gua ini".
Bukannya merasa bersalah Eka malah ketawa kenceng banget, sampe mengeluarkan air mata.
"Hahahaha, bentar yang. Hahahaha anjir lucu banget ekspresi lu tadi anjir yang".
Kalo ini kartun mungkin akan terlihat di atas kepala Bagas ada api yang menyala. Ia dengan kesel bangun dan menjambak rambut Eka hingga beberapa helai rambut rontok ditangan Bagas karena kuatnya tarikannya.
"Agrhhb yang ampun yang, sakit banget ini kepala gua. Yangggg!!" Eka mencoba melepaskan jenggutan di kepala nya, rasanya rambut yang dimiliki ingin terlepas dari kulit kepalanya.
Setelah puas, Bagas kembali ke kasur dan menutupi tubuhnya dengan selimut tanpa menghiraukan ucapan Eka.
Sedangkan Eka mengusap rambut nya yang setelah dilihat, banyak rambut yang rontok. Eka pun mendengus dan berjalan kearah Bagas untuk memeluk tubuh Bagas yang dililit dengan selimut.
"Rambut gua kalo botak gimana anjir yang" Eka mencoba membuka selimut tersebut. Sedangkan Bagas terus mencoba mempertahankan selimut nya tersebut.
"Melihara tuyul berarti gua, kan enak gak perlu kerja tapi dapet duit banyak".
Mendengar itu Eka mencoba melepaskan selimut tersebut dengan sekuat tenaga, dan akhirnya berhasil. Terlihat wajah Bagas yang cemberut dan terlihat menggemaskan Dimata Eka.
"Apa sii?, Udah ah tidur Sanah".
Eka yang mendapat Omelan dari Bagas, mencoba membujuk nya. Agar tidak marah.
"Ih ih kok marah?, Sayang nya aku jangan marah-marah dong nanti digigit nyamuk".
Bukannya ingin memaafkan, Bagas lebih ingin muntah mendengar nada yang dibuat oleh Eka. Bagar menoyor kepala Eka kebelakang hingga hampir terjatuh dari ranjang.
"Geli anjir Ka, gak cocok banget sama Lu".
Eka yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas berat merasa apa pun yang ia lakukan serba salah. Bagas di jailin salah, di baikin salah, di ajak Romantis juga salah. Maunya apa coba ni anak.
"Salah Mulu gua anjir, mau lu apa si. Gua lempar kek kolam ikan mampus lu".
Bagus tidak mau kalah, dia tidak terima jika harus disalahkan "loh yang mulai siapa?. Kok jadi gua".
Tidak mau semakin panjang, Eka lebih milih mengalah dibandingkan harus tidur di sofa malam ini "ia salah gua, dan gua mau tidur ngantuk".
"Nah gitu bagus, sinih tidur" Bagas merentangkan kedua tangannya agar Eka bisa tidur dipeluknya.
Dengan senang hati Eka menyambut pelukan hangat tersebut. Pikiran Bagas tuh kadang emang random alias kaga ketebak. Suka-suka dia aja mau gimana. Yang penting Eka dapet enaknya si dia terima-terima aja.
Nah Eka nya juga kaga tau diri, udah enak dikasih pelukan pas tidur. Eh malah ngelunjak ngasih cupang di lehernya Bagas"ahh Ka, gua tabok ya Anjirr kalo ada bekas".
Bukannya menghiraukan, Eka malah malah terus melanjutkan kegiatannya, hingga ada 3 tanda kemerahan di leher Bagas yang kalau besok Bagas cuma pakai kaos bakal keliatan tuh cupang.
Bagas yang kesel mencoba melepaskan pelukannya, ya walaupun sulit dan tidak ada hasilnya. Pelukan Eka malah makin erat di badannya.
Setelah merasa puas melihat hasil mahakarya nya di leher Bagas, Eka memberikan ciuman di pipi Bagas tanpa rasa bersalah. Dan memejamkan mata untuk tidur.
Sedangkan Bagas hanya mencoba sabar, sekarang sudah malam. Ia butuh tidur untuk mengembalikan energi yang terkuras habis untuk menghadapi Eka seharian ini.
Ia perlu tenaga untuk besok kuliah dan mengerjakan tugas-tugasnya yang rumit. Jadi Bagas mengikuti Eka yang sepertinya sudah memasuki alam mimpi karena nafasnya sudah teratur.
Tidak lama setelahnya suara kamar teratas senyap dan damai, karena dua orang pemilik kamar tersebut sudah tertidur pulas di kasur.
.
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
KALOPSIA
Romancebukankah hidup berdampingan dengan kekecewaan, jadi sesungguhnya mau diperhitungkan sekali pun ia akan tetap mendapatkan kekecewaan. Oleh karena itu ia juga harus memulai kembali hidupnya baru. warning ‼️ : ini cerita boyslove atau BL. Banyak kata k...