O1

201 37 5
                                    

Hari yang biasa dan kehidupan yang biasa. Matahari belum menampakkan dirinya dan bulan masih saja bekerja di luar sana.

(Name). Seorang gadis SMA yang yatim-piatu. Ibunya sudah meninggal karena depresi dan ayahnya... Ah.. Jangan bicarakan dia.

(Name) sangat membenci ayahnya. Ayahnya membuat kehidupan ibunya dan dirinya hancur.

Gadis itu tidak tahu apakah ayahnya masih hidup atau tidak, tapi ia berharap bajing*n tua itu sudah mati.

Saat ini jam menunjukkan angka 01.46. Sudah terlalu larut untuk tidur tapi gadis itu tetap membuka matanya, kantong matanya yang tebal tepat dibawah matanya terlihat dengan jelas.

"Nanti sekolah ya.. Keknya aku berangkat lebih awal aja," ucap (Name) entah kepada siapa sembari meminum secangkir kopi Hari Bagus kesukaannya.

"Semoga saja gerbangnya tidak terkunci saat jam 4."

***

(Name) menyisir surainya yang berwarna langit malam itu, iris ungunya menatap ke arah cermin. Ia melihat dirinya yang sedang memakai seragam sekolahnya, tak lupa dengan jaket berwarna (f/c) yang ia kenakan.

"Sarapan dulu deh." (Name) pun mengambil tasnya lalu pergi keluar kamarnya menuju ke arah dapur.

Membuka kulkasnya dan mendapatkan satu buah telur ayam, "Telur ayam lagi? Nanti aja, buat makan malamnya kalau aku ingat."

(Name) tak jadi sarapan karena di dalam kulkasnya hanya terdapat satu telur ayam, ia lupa membeli bahan makanan.

"Aku berangkat."

Dengan wajah yang dipenuhi kesuraman, (Name) berangkat ke sekolahnya dengan menaiki sapi tetangga sebelahnya.

"Bibi, saya pinjam sapinya ya. Nanti saya bagi dagingnya kok," ucapnya walaupun tak didengar oleh tetangganya.

Beberapa saat kemudian. (Name) mendapatkan karma. Sapinya mengamuk membuat (Name) jatuh ke atas, untung saja sekolahnya tinggal selangkah aja.

"Gerbangnya dikunci, lewat tembok aja deh."

Dengan jurus mencuri hatimu, (Name) memanjat tembok sekolah walaupun sempat diteriaki maling oleh entah siapa.

Apa itu hantu? Entahlah author cuman ngarang.

Memasuki ruang kelasnya lalu menduduki bangkunya, mengeluarkan earphone miliknya dan memakainya mendengarkan lagu galau dipagi hari.

Beberapa saat kemudian teman sekelasnya sudah datang, salah satunya adalah seekor— seorang gadis yang memakai hijab dan jaket berwarna merah.

"Gud morning (Name)!"

"Bahasa Inggris lo remidi ya dek." Bukannya menjawab sapaan Amu, (Name) malah mengatakan hal yang agak agak melencang.

"Iyain."

Beberapa menit kemudian datanglah sohibnya Amu, Upi, dengan akhlaknya yang bikin elus elus dada Upi memegang— memukul punggung (Name) sampai sang pemilik punggung ingin memukul balik.

Tapi kan memukul hewan itu tidak baik.

"Pagi (Name)!" sapa Upi dengan cengengesan kayak gak ada rasa bersalah.

"Y."

"Pi aku laper ke kantin yok."

"Ayok, mau ikutan gak (Name)?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

❝ selenophine : wee!! x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang