PROLOGUE

1.7K 100 7
                                    


-Welcome to my story-

Yeoreobun.... Jangan lupa follow, klik Vote dan tinggalkan jejak komentar kalian

Yang gak FOLLOW saya bidik kepala bestie pakai Ruger Blackhawk 💋

------

Mr V : The Diabolic

Official Trailer


Happy Reading 🔥🔥

Tidak perlu malam untuk sekedar menyaksikan kegelapan, di sudut sepi hidup dapat kau saksikan sebuah cahaya yang begitu redup. Namun, pada malam itu langit memutuskan melepaskan air hujan yang turut melengkapi suasana mencekam yang baru saja terjadi menemani sekeping hati yang sunyi dan tangisan itu menghidupkan kesunyian malam yang terasa menusuk lapisan epidermis tubuh mungilnya di temani dengan satu batang lilin yang menyala di dalam lentera fanoos.

Di sebuah kamar bernuansa pastel seorang gadis kecil memakai dress midi berwarna putih dengan corak bunga daisy tengah tertidur pulas dimalam hari sambil memeluk boneka beruang kesayangannya, ditengah tidurnya yang pulas sebuah kilatan cahaya menembus celah gorden kamarnya diikuti dengan suara petir yang menggelegar sehingga membuat sang jelita memekik kaget dan terbangun dari mimpi indahnya.

Tubuh mungilnya beranjak dari atas kasur, melangkahkan kakinya secara perlahan keluar kamar menuju kamar kedua orangtuanya, saat tiba didepan pintu kamar kedua orangtuanya langkah kakinya terhenti kala manik hazelnya melihat kilatan-kilatan cahaya yang berasal dari celah pintu kamar kedua orangtuanya.

Kembali ia melangkahkan kakinya dan membuka perlahan knop pintu kamar tersebut, saat pintu telah terbuka sebuah kilatan cahaya yang sangat terang menyilaukan manik hazelnya, tangan mungilnya berusaha menutup maniknya agar terhindar dari cahaya tersebut.

Beberapa saat kemudian, cahaya tersebut menghilang bersama hujan yang turun. Perlahan ia membuka maniknya dan mengedarkan pandangan ke setiap sudut kamar yang minim cahaya. Tubuhnya mengkristal juga berkeringat dingin, wajahnya pucat, lidahnya yang terasa kelu. Ia berusaha menggerakkan tubuhnya mendekati tubuh sang ibu yang terbujur kaku dengan busa putih yang terus keluar dari mulut sang ibu, lantai putih yang ia pijak kini berubah menjadi warna merah disebabkan darah pekat yang mengalir keluar dari tubuh sang ibu.

Dress midi berwarna putih suci yang ia kenakan kini berubah menjadi warna merah pekat, bau anyir darah segar menembus penciuman hidungnya. Mulutnya yang mungil dan tipis hanya bisa bergumam kecil mengatakan kata "Eomma" seraya manik hazelnya mengeluarkan bulir-bulir air bening membasahi pipi chubbynya, ia terisak di kegelapan malam yang menyelimuti.

Melihat keadaan sekitar sudah sangat hancur berantakan, barang-barang yang ada dikamar tersebut tidak terbentuk lagi seolah dihancurkan secara brutal, pecahan kaca jendela berhamburan dilantai, telapak kaki mungilnya mengeluarkan tetesan darah akibat terkena beling-beling kecil. Ia hanya mampu terduduk disamping sang ibu sembari memeluk kedua lututnya dan terus terisak menahan rasa sakit pada luka di telapak kakinya dan luka pada hatinya yang terasa tercabik-cabik.

Ia mendengar langkah kaki seseorang masuk kedalam kamar kedua orangtuanya, segera ia mendongakkan kepala melihat presensi sang ayah bersama seorang wanita dewasa dengan pakaian berlumuran darah, tangan kiri wanita itu memeluk lengan Ayahnya sedangkan di tangan kanan sang wanita terdapat pisau runcing yang terlihat sangat tajam dan darah mengalir dari sudut runcing pisau tersebut.

Ia mencoba mengenali presensi wanita dihadapannya tetapi wajah wanita itu tertutupi sebuah masker, ia hanya mampu melihat manik wanita itu. Sesaat kemudian, Ayahnya bersama wanita itu melangkahkan kaki meninggalkan gadis kecil itu seorang diri tanpa berniat untuk menolongnya.

Gadis yang baru saja menginjak usia 5 tahun itu tidak bisa berpikir dengan baik, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan selain terisak dalam kesunyian malam yang semakin larut.

Mental dan jiwa gadis kecil itu telah rusak.

"E-eomma.. bangun. Aa-aku sangat takut.. Aa-apa pergi pergi bersama wanita itu."

15 Nov 2022

Mr V : The DiabolicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang