Chapter 2

70 16 3
                                    

-Author's POV-

Miaaaw miaw miaw miaw miaw miaw miiiaaaw....

"Yak, kucing hitam jelek, berisik sekali kau, diamlah kau pembawa sial!" Salah satu orang yang sedang duduk dipinggir sungai han menghampiri kucing hitam itu, dia menyiramnya dengan air. Berusaha mengusir kucing hitam yang sejak tadi terus mengeong.

Kucing hitam itu menatapnya dengan sinis. "Apa? Pergi kau kucing hitam jelek!" Kata orang tadi. Kucing itu malah mencakarnya. "Yak! Kucing gila! Pergi kau!" Kesal, orang itu menendang kucing hitam itu cukup keras.

Kucing hitam itu jatuh, dia menatap orang itu dengan penuh kebencian. "Meow." (Ku balas kau nanti). Dia pergi memjauh, jalannya terseok-seok karena kakinya sakit setelah tertendang tadi.

Kucing hitam itu berjalan kearah air, tempat ia jatuh tadi. "Miaa~w" (aku benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi) dia menunduk menatap kedua kaki pendeknya yang berbulu hitam.

"Miaaw" (aku harus apa?)

Seorang wanita paruh baya menghampirinya, "kucing kecil, kau lapar? Kau terus mengeong sejak tadi" dia mengelus-elus kucing hitam itu, tapi kucing itu justru menghindar.

"Ooh kau takut dengan manusia ya? Tenang, aku hanya mau memberimu makan, ini.. makanlah.." kata wanita paruh baya itu menuangkan makanan kucing dari botol kecil yang ia bawa.

Kucing hitam itu menatapnya jijik. "Yaaak~ kenapa kau tak makan? Bukankah kau lapar?" Kata wanita itu.
Kucing hitam itu melengos, dia berbalik dan pergi meninggalkan wanita yang kebingungan.

"Yak! Kucing sombong!" Teriak wanita tadi.

Si kucing terus berjalan, sampai ia melihat sosok yang dikenalinya. Sosok itu menghentikan sepedanya didepan jalan tempatnya jatuh tadi.

Meskipun dia memakai masker, jaket panjang dan topi, kucing itu masih sangat mengenali dirinya. Gadis yang baru saja ia tolak tadi pagi, gadis yang paling menyebalkan yang-menurutnya-selalu merepotkan.

Setelah turun dari sepedanya, dia berjalan dan duduk dipinggir sungai, menatap air yang mengalir. Kucing hitam itu berlari menghampiri dirinya, "miaw!" (Hei kau!) Gadis itu tidak bergeming.

"Seharusnya aku tidak meninggalkanmu sendirian tadi meskipun kau terus mengusirku..." kata gadis itu berbisik.

"Miaw!" (Lihat aku!)

Gadis itu tidak menyadari kehadiran kucing hitam disebelahnya, pikirannya fokus pada laki-laki yang dikabarkan baru saja tercebur disungai han.

Kucing hitam itu gemas melihat gadis yang menurutnya cengeng, bagaimana tidak? Gadis itu sudah meneteskan air matanya.

Digigitnya tangan gadis itu pelan, "Aw!" Erang gadis itu, akhirnya menyadari kehadiran kucing hitam disebelahnya.

"Meaaaaw!" (Aku sudah memanggilmu dari tadi!)

Gadis itu mengelap air matanya, "ka..kau.. kenapa kau menggigitku?" Katanya terbata karena baru selesai menangis.

Miaw miaw miaaw! (Kau fikir kenapa? Aku memanggilmu dari tadi kau malah sibuk menangis!)

Gadis itu menatap sang kucing bingung, "Kau lapar? Mian.. aku tidak bawa makanan kucing" Katanya.

"Tidak usah dipikirkan nona! Kucing itu tidak suka makanan kucing!" Teriak wanita paruh baya tadi. Si kucing memberikan tatapan tajam kepadanya.

Dengan sopan, gadis itu bangkit, "arraseo ahjuma, terima kasih infonya" dia menunduk 90°

"Miaaw" (kau tidak perlu sesopan itu)

CAT'S WOMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang