Livy memburu langkahnya agar cepat sampai di kelas. Sialnya hari ini dia bangun sedikit kesiangan karena Bi Ijah lupa membangunkannya. Biasalah,alarm berjalan. Mana bisa Livy bangun jika hanya lewat dering alarm handphone atau jam weker sekalipun.
Untung saja pagi ini dia tiba di sekolah tepat semenit sebelum bel masuk sekolah berbunyi. Begitu masuk kelas,pandangan pertamanya di tujukan kepada pria dingin yang menolongnya kemarin siang.
Seperti biasa,Prince tetap tampil dengan wajah datarnya,buku di tangannya,tanpa melirik siapapun orang yang lalu lalang di sekitarnya.
"Ish,padahal kemarin aja ngoceh sama gue." Cibir Livy bergeming lirih sambil duduk di bangkunya.
"Apaan?" Iren yang sedikit mendengar Livy langsung bertanya.
" Enggak,apaan sih?" Sahut Livy membuat Iren nyengir keki.
"Aneh!" Umpatnya lalu melanjutkan PR nya yang ia kebut dari tadi pagi itu,hasil memalak si Vero anak terpintar di kelasnya.
Livy pun terkejut saat melihat sahabatnya sangat fokus dengan tulisan tangannya yang begitu cepat.
"Wait...itu PR?" Tanya Livy setengah bengong.
"Menurut anda?" Jawab Iren tanpa menoleh.
Namun di detik kemudian,tiba-tiba Iren menatap Livy dengan gaya terkejutnya.
"Jangan bilang lo juga belum kerjain?" Pelotot Iren.
"PR apa emang,gue ga tahu???"
"LIVYYYYYYYYYYY!!!!!"
*
*
WELL..WELL..WELL
Alhasil,akibat ulah Livy sendiri dia harus menerima hukuman dari Guru Matematikanya,Pak Gunawan. Bisa-bisanya Livy lupa dengan PR Matematikanya. Padahal Livy jarang sekali lupa jika ada PR. Begitu-begitu Livy tidak bego-bego amat sama pelajaran. Minimal dia kerjakan dulu,jika ada yang tidak bisa baru dia menyontek temannya. Tapi lebih banyak gak bisanya sih,wkwkwkwk.
Semua gara-gara memikirkan Bayu dan rasa kekhawatiran terhadapnya. Mana tadi malam cowok itu benar-benar datang ke rumahnya,untung Bi Murni aktingnya jago,bisa juga mengelabuhi pria brengsek itu.
Meskipun dihukum berdiri di depan kelas,Livy punya keuntungan sendiri baginya. Bagaimana tidak untung,dia bisa terus memperhatikan wajah tampan Prince yang begitu terpancar,apalagi Livy baru tahu bagaimana wajah Prince jika dia sedang fokus dengan pelajaran yang sedang di jelaskan Pak Gunawan di depan kelas.
Prince sesekali melihat Livy yang sibuk menatapnya dengan senyam senyum. Sungguh membuatnya sedikit tidak nyaman dengan tingkah lakunya.
"Pak!"
Prince memberikan interupsi dengan mengacungkan jari telunjuk kanannya.
"Ya Prince?"
"Pak,bisa gak sih kalau manusia itu suruh berdiri di luar aja! Ganggu pemandangan saya."
Semua anak membulatkan mata saat Prince berucap begitu sarkas. Livy juga terkejut plus kesal saat mendengarnya. Bisa-bisa pria dingin itu menyebutnya 'manusia',helow,manusia ini punya nama kali. Livy Renata. Dan mengaggu pemandangan?
Emang dia anggap Livy apa? Sampah gitu?"Damn!" Lirih Livy kesal.
"Maksud kamu Livy?" Tanya Pak Gunawan dengan senyuman geli. Tidak hanya itu,semua anak di kelas juga pada cekikikan menertawai penghinaan Prince terhadap Livy tadi,tapi kecuali Iren. Memang baru Prince yang berani berkata begitu kepada Livy yang selalu menjadi ratu di kelas karena kecantikan dan status sosialnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY PRINCE
Fiksi RemajaLivy Renata. Gadis remaja yang ceria,humble,dan murah senyum. Namun karena ia terlahir dari keluarga kaya raya membuatnya terkadang sedikit boros dan hanya mengenal barang branded. Dunia Livy semakin berwarna begitu ia berkenalan dengan Prince Gabr...