Prolog

2.5K 362 36
                                    


Suatu hari ketika ENHYPEN berkumpul seperti biasanya Jake tiba-tiba berbicara hal yang cukup sulit diterima oleh indra pendengaran teman-temannya. Bukan karena suaranya yang kecil. Atau pula bahasanya yang tidak jelas. Namun semua orang yang berada disana terpelanga pelongo. Hah?, Maksudnya?, Serius?, Yang benar aja? Begitu yang Jake dengar setelah ia mengucapkan perkataan yang selama ini tidak pernah mereka bahas sebelumnya.

"Gue mau nikah muda bro."

Begitu kira-kira yang Jake katakan kepada teman-temannya. Diusia mereka yang telah menginjak umur 23an keatas rasanya masih terlalu muda bagi mereka untuk memikirkan hal seperti itu.

"Gue juga sebenarnya udah dijodohin." Celetuk Jungwon. Ia duduk di antara Heeseung dan juga Sunghoon. Mereka berdua pun ikut memandangi Jungwon dengan pandangan penuh horor.

"Gue belum pernah ngomongin ini sebelumnya. Tapi 2 bulan lagi gue mau lamar cewek gue bro. Gue takut dia di embat orang lain." Kali ini Jay yang bicara.

Heeseung sendiri hampir pingsan mendengar ketiga temannya mengatakan hal itu. Matanya berkedip hampir seratus kali sampai lupa menutup mulutnya yang menganga. Masalahnya Heeseung adalah orang tertua di gengnya. Rasanya tidak ada harga diri ketika adik-adik satu tongkrongannya melangkahi dirinya untuk memasuki jenjang pernikahan. Bukankah masih asik menikmati hidup seperti ini.

"Ya ya. Sekarang siapa lagi yang mau ikutan nikah?" Timpal Heeseung dengan wajah masam. Bagaimana tidak, sampai detik ini Heeseung belum mendapatkan gadis yang benar-benar pas untuk dirinya. Kendati dirinya sering kali gonta ganti pasangan pun ia masih belum menemukan gadis yang ia inginkan. Heeseung merasa bahwa jodohnya itu belum lahir kedunia. Keburu jadi tua bangka baru bisa menikah, pikirnya.

"Gimana kalau kita nikah muda aja. Kita bisa tinggal di komplek perumahan punya orang tuanya Jay biar bisa bersebelahan. Kalau malam mingguan kita bisa tinggal nongkrong dirumah siapa gitu. Kan gak perlu jauh-jauhan. Soalnya ketika udah menikah susah banget kalo mau nongkrong kayak gini lagi. Tapi kalo rumah kita dekat mah gampang. Tinggal bilang sama istri. Mas mau kerumah si anu ya dek. Gitu." Kurang lebih begitulah penjelasan Jake, hal itu tidak ada respon selama beberapa detik.

"Boleh juga sih ide lo." Kalo ini Ni-ki yang bicara.

"Buset. Ni bocah udah main boleh-boleh aja. Kebelet nikah juga lo?" Itu Sunoo. Dia juga pusing karena mendengar idenya Jake. Jujur saja sampai sekarang ini Sunoo belum pernah dekat dengan gadis mana pun. Bukannya tidak ada yang menyukainya. Hanya saja ia belum berniat untuk berpacaran sebab ia terlalu asik nongkrong bersama dengan teman-temannya. Lagi pula gadis-gadis lebih dulu merasa insecure ketika melihat dirinya. Sunoo itu terlahir memiliki kulit yang cantik. Wajahnya yang manis kadang kala membuat laki-laki terkadang ikut terpesona dengan wajah yang di miliki oleh Sunoo.

"Aku mah terserah kalian ajalah. Si bapa juga udah nanyain terus. Naon Jang, teu boga kabogoh wae. Bapa ge hayang gaduh mantu. Pening aku tuh dengarnya."

(Apa bang, gak ada pacar terus. Ayah juga mau punya mantu)

"Makanya kita cari sama-sama. Kalau Gue, Jay, sama Ni-ki mah udah ada pasangan. Jungwon juga dijodohin bapaknya. Kalian tinggal cari. Heeseung apa lagi, tinggal milih aja. Toh cewek-cewek banyak yang ngejar-ngejar dia?" Yang dikatakan Jake ada benarnya. Namun hal itu tidak semudah yang dibayangkan.

Panjang cerita sampai menjelang magrib tiba mereka bertujuh akhirnya memutuskan sepakat untuk menikah di usia muda. Sebenarnya pembahasan itu terlalu tiba-tiba. Namun mereka terlahir kompak sejak lama dan rasanya tidak ingin ditinggal menikah oleh teman sendiri. Maka dari itu apa yang dikatakan oleh Jake pun pada akhirnya disetujui. Dalam kurun waktu dua bulan ini setidaknya mereka harus berhasil menikah semua.

ENHYPEN KOMPLEK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang