Hari-hari di Hogwarts berjalan dengan baik, hanya saja beberapa kali Harry dipanggil untuk menghadap Dumbledore namun benar-benar tidak dia pedulikan.
Tanpa sadar sudah berlalu beberapa bulan sejak kehidupan kedua Harry dimulai dan kini dia tidak berurusan dengan batu bertuah di lantai 3, dia tidak ingin nyawanya sia-sia hanya untuk menolong para Light Side.
Latihan Quidditch pertama Harry berjalan dengan lancar begitupun dengan detensi-detensi yang dia dapatkan karena dia bukan Harry Potter jika tidak terkena masalah.
Malam ini semua orang berkumpul di Great Hall dengan aula yang dihiasi macam-macam hal saat menjelang hari Halloween, saat semua murid tengah makan sambil mengobrol dengan suka cita.
Pintu besar Great Hall terbuka dengan kasar menampakkan Guru DADA, Professor Quirrel, berlari masuk sambil berteriak. "Troll! Ada troll dibawah tanah!" Ia berhenti sejenak lalu pingsan begitu saja setelah kembali berbicara. "Kupikir kalian harus tahu."
Suasana Great Hall hening lalu di detik berikutnya semua murid berteriak dengan panik namun dihentikan oleh Dumbledore, tatapan semua siswa beralih pada Dumbledore yang kini berdiri.
"Tenang semuanya, Prefek bawa semua murid kembali ke asrama masing-masing."
"Tunggu, Slytherin." Ucapan tiba-tiba Harry membuat semua orang menatap ke arahnya begitupun para Professor, Harry masih duduk santai di kursinya dengan Draco disampingnya dan kedua temannya yang saling berhadapan. "Ada apa, Potter? Kita harus segera pergi ke asrama."
Harry menangkup dagunya dengan sebelah tangan dan menatap Prefek. "Jika kalian ingin mati silahkan saja. Kalau aku ya ingin hidup, jadi sebaiknya diam disini saja." Sahutnya kembali fokus pada Kue tart kesukaannya.
Prefek merenungkan perkataan Harry sejenak lalu sedikit melebarkan matanya setelah mengerti apa maksud Harry dan kembali duduk di kursinya. "Slytherin duduk, kita tidak bisa pergi ke asrama sekarang."
"Kamu pintar juga Prefek, jika kalian pergi sekarang kemungkinan besar kalian akan bertemu troll dan mati jika tidak bisa mengalahkannya, bukankah lebih baik untuk duduk manis sambil menikmati makanan kesukaan kalian disini?" Potong Harry saat ada salah satu murid yang hendak bertanya.
Setelahnya semua Slytherin mengerti dan kembali fokus pada makanannya menghiraukan asrama lain yang mulai bubar juga para Professor.
Disisi lain, Severus menatap Harry dengan senyuman tipis yang tidak terlihat jika tidak memperhatikan dengan jeli. Dan ia pun pergi dari sana menyusul Professor yang lainnya, membiarkan ular-ularnya kembali menikmati makan malam mereka.
Satu jam para Slytherin menunggu di Great Hall, mereka akhirnya keluar setelah mendapat informasi kalau troll sudah tidak ada dan mereka bisa kembali ke asrama dengan tenang.
Draco, Harry, Blaise dan Theo berjalan beriringan menuju kamar mereka berempat, sebelum tidur mereka mandi terlebih dahulu secara bergiliran dengan Harry yang mendapat bagian akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Re-write The Stars
FanfictionDikhianati adalah sesuatu yang sangat menyakitkan bagi Harry, namun kesempatan kedua untuk memulai kembali dan menata hidupnya lebih baik tentu saja tidak akan dia sia-siakan. © 22 Juni 2022 Harry Potter © JK. Rowling