Prolog

49 10 3
                                    

Buku-buku tertata rapi, menjulang dalam genggaman lemari kayu, berjajar memenuhi dinding ruangan. Ini bukan perpustakaan umum, melainkan milik pribadi dari seorang wanita yang dulunya begitu ambisius untuk menghabiskan ribuan kata bermakna per hari.

Sekarang, wanita itu telah kehilangan jiwanya. Akalnya rusak sebab kejadian pada 1 Oktober 1989. Dia dituduh hamil di luar nikah. Padahal, berhubungan dengan lelaki saja ia tidak pernah. Dia pun tidak tahu bagaimana bisa ia tiba-tiba hamil lalu melahirkan anak perempuan itu.

Pada awalnya, ia sama sekali tidak menghiraukan apa kata orang-orang di sekitar. Ia bertekad bulat untuk tetap membesarkan bayi yang lahir dari rahimnya sendiri meski ia sebatang kara. Lima tahun setelahnya, semua berbanding terbalik. Ia selalu menyalahkan anak itu di setiap keadaan buruk yang menimpanya. Batinnya mulai lelah menghadapi lontaran negatif yang tidak pernah berhenti ditujukan kepadanya.

Lihat, rak-rak buku ini tidak terawat. Lembaran kertas mulai using, berdebu tebal. Sosok anak gadis berambut lurus lembut sebahu menyisirkan jemarinya ke setiap sudut. Terus begitu, memutari ruang sembari senatap sendu ke arah langit-langit supaya air mata yang menggenang tidak terjatuh bebas. Langkahnya berjalan perlahan, hingga ia tiba di sudut ruangan.

Sebuah meja lengkap dengan dua kursi saling berhadapan. Bersama derai air mata, ia menerawang Sebagian kecil kenangan manis yang pernah terukir di sini. Terakhir kali ia menikmati waktu senja, ditemani secangkir cokelat, mendengarkan ibunya bercerita atau menjelaskan beragam fakta dunia yang belum ia pahami, berlalu begitu cepat. Dua tahun terasa seperti satu kedipan mata. Sekarang tidak ada lagi ibunya yang selalu bersemangat memberitahunya banyak hal.

Anak itu duduk di salah satu kursi di depannya. Air matanya semakin deras. Sesekali ia terbatuk karena menghirup debu di meja yang saat itu masih setinggi dadanya. Setelah membersihkan meja dengan telapak tangan, ia menelungkupkan kepala di meja.

"Ibu, maafkan aku," ucapnya lirih. "Andai aku tidak lahir, ibu tidak akan menjadi seperti ini."


***

Sebelum masuk ke cerita lebih dalam, Miko cuma pengen nyampein sedikit kalau cerita ini, Miko dedikasikan buat kak marrsazkabann hehe

Udah, segitu aja. Terima kasih 🙏🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Another Universe [Klaus Hargreeves]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang