Part 4

29 8 0
                                    

Yerin mendengar suara langkah kaki lagi dari luar. Ya, hantu itu kembali masuk ke dalam. Ia sempat kebingungan di mana dirinya harus sembunyi. Ia kembali ke posisi yang pasti-pasti saja. Yap, di bawah meja kerja itu.

Meski gelap, ia melihat kaki yang berukuran besar itu. Warnanya mungkin hijau. Jalannya sangat lambat dan seperti pincang. Yerin masih belum tahu apakah hantu ini bisa berlari atau tidak.

Ia masih belum berani melihat tubuh bagian atas hantu itu. Ia takut melakukan kontak mata. Namun, jika ia hanya terus seperti ini, ia tidak akan pernah selesai. Ia pun mencoba melihat baju yang hantu itu gunakan.

Bajunya seperti kaos panjang polos yang sangat kumal dan banyak robekkan. Ia hanya bisa melihat sampai situ. Ia tidak berani melihatnya lebih atas lagi. Yerin hanya bisa memejamkan mata hingga langkah hantu itu terdengar pergi.

Dirinya terus memejamkan mata hingga semuanya terasa sunyi. Namun, langkah hantu tersebut suaranya menghilang seperti tidak beranjak pergi. Yerin pun membuka kedua matanya untuk memastikan hantu itu pergi.

Namun, yang ia dapati malah wajah hantu tersebut yang berada persis di depan wajahnya.

"TOLONG!!" Yerin teriak sambil terbangun. Tubuhnya bergetar hebat setelah melihat wajah dari hantu tersebut. Hantu tersebut memiliki bola mata yang besar, bertanduk, dan rupanya seperti monster.

Ia tidak tahu apa yang seharusnya ia lakukan setelah melihat wajah hantu itu dalam jarak hanya dengan 1 cm. Itu sangat dekat. Apakah ia akan dilahap?

Yerin merasakan pening seperti dirinya tidak sama sekali tidur. Namun, ada banyak yang harus ia tanyakan mengenai game ini. Dengan tubuh yang penuh gemetar, ia tetap berusaha untuk bersiap-siap pergi sekolah.


***


"Dorr," ucap Sinbi berniat untuk mengageti Yerin. Yerin yang dikagetkan sama sekali tidak kaget ataupun tertawa.

"Kenapa? Kok lesu," tanya Sinbi.

"Bi, kamu mimpi apa gak hari ini?" tanya Yerin yang sempat berspekulasi mungkin semua temannya mengalami hal persis seperti yang dia alami.

"Hah? Ga inget tuh," tanya Sinbi yang terdengar biasa saja.

"Lu kenapa? Mimpi buruk lagi?" tanya Sinbi.

"Emmm, iya. Rasanya ga enak banget," keluhnya sambil memijat lehernya seperti tidak istirahat.

"Ssssst, pamali nyeritain mimpi buruk," ucap Sinbi sambil menutup mulutnya dengan telunjuk.

"Haha, iya, bener juga," ucapnya dengan miris.


***


Di tengah pelajaran, ia juga ingin menanyakan pertanyaan kepada Eunha tentang mimpi yang ia alami semalam. Ia pun berbisik di jam pelajaran tersebut.

"Ha? Lu mimpi apa gak semalem?"

"Ummmm," gumam Eunha sambil mengingat-ingat.

"Mimpi jalan-jalan sama Jungkook," ucapnya dengan riang.

"Ooh, mimpi indah, ya?" Eunha pun mengangguk.

"Kantong matamu kenapa, Yer? Gak pake eye cream?" tanyanya kembali.

"Pake, kok. Cuman ga ilang-ilang aja," ucapnya menjawab pertanyaan Eunha.

"Oalah. Tidur yang cukup, Yer," ucapnya memperdulikan sahabatnya itu.

Nampaknya hanya ia seorang diri yang mengalami mimpi buruk itu.


***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[TAERIN] Ghost Guessing GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang