(15)- Pembagian Hasil Ujian Harian

22.9K 2.3K 179
                                    

HAPPY READING GUYS
😍

BTW GUYS, LYA MASIH PIKIRIN ANTARA MAU BUAT ANA OR ANARA VERSI NOVEL APA NGGAK?

TAPI MOGA AJA SIH PAS SELEKSI DITERIMA. TAPI JANGAN KHAWATIR, CERITA INI BAKAL TETAP LANUT SAMPAI TAMAT!!


Kejadian di mana Anara yang memukul Nadya, mulai banyak diperbincangkan, banyak yang mulai takut kepada Anara.

Katanya jika memukul hidung pesek seseorang, bisa membuang hidung orang itu menjadi mancung(?)

"Anara minta maaf udah main kekerasan," ujar Anara sambil menundukkan kepalanya.

Wanita yang merupakan orang tua Misela menatap rendah Anara. Orang tua siapa yang tidak peduli anaknya mendapatkan kekerasan di sekolah.

"Kamu anak siapa hah!? Berani sekali anak rendahkan ini melukai anak saya," sinis nya marah.

Wanita itu beralih, dia menatap ke arah guru BK yang sedari tadi melihat adegan itu.

"Saya tidak mau tau, anak ini harus dikeluarkan, saya tidak ingin anak saya dapat perundungan seperti ini," protes nya.

Anara yang mendengar itu ingin sekali tertawa. Misela korban perundungan? Yang benar saja, malahan dia yang menjadi korban perundungan gadis itu.

"Anak siapa kamu, hah!? Pasti orang kelas bawahan yang nggak sadar diri," sinis nya memaki Anara.

"Anara anaknya Daddy Xavier, tante mau apa?" Tanya nya sambil menatap wanita itu.

"Xavier pengusaha itu?" Tanya wanita itu.

Anara menganggukkan kepalanya. Dan hal tersebut membuat tawa wanita itu keluar dari mulutnya.

Misela yang tahu keluarga Anara menatap mamanya resah.

"Ma, Anara memang anaknya tuan Xavier, cuman nggak dianggap," bisik Misela.

Wanita itu terdiam, sebelum menganggukkan kepalanya. Dia tetap menatap rendah Anara.

"Owh ternyata kamu anak Tuan Xavier, pantes kamu tidak dikenalkan dengan semua kolega nya. Sifat kamu aja gini, memalukan keluarga saja," jelasnya penuh hinaan.

"Pantes aja keluarga kamu nggak datang, mereka pasti malu punya anak kayak kamu, nggak tau diri!!"

"Siapa yang Anda bilang tidak tau diri?"

Semua orang di sana terkejut, terutama Anara. Dia tidak percaya jika Xavier akan mau datang ke sekolahnya untuk menyelesaikan kasus nya.

Rasanya dia ingin tersenyum. Mood yang tadi buruk sekarang membaik atas kehadiran Xavier.

Senyumnya merekah begitu saja. Xavier melirik nya sekilas, dia langsung masuk ke dalam diikuti sang bawahan yang merupakan kanan tangan nya.

"Apakah Anda tuli, nyonya Miranda?" Tanya Xavier.

"T-tuan anak Anda ini melakukan aksi kekerasan sehingga anak saya jadi korban kekerasan di sini," ujar Miranda sedikit gugup.

Ana Or AnaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang