Part 1

19 3 0
                                    

Hazel membanting handponenya di atas kasur dengan kasar lalu mengambil nafas secara brutal seperti banteng yang melihat warna merah.

"Setan lo Sarah!!" teriaknya dengan kencang andaikan dirinya berada di dunia fiksi, sudah pasti nyawa pelakor itu sudah melayang.

"Ih!! anj banget sih ni cewek!!" Ucapnya dengan kesal saat cewek bernama 'Sarah' itu semakin menjadi-jadi.

"Meninggoy aja lo Sarah, ikhlas lahir batin gue!" greget Hazel.

"Mati kau! Mati kau! Mati kau!!" Jeritnya seraya memukul-mukul handphonenya, anggap saja dirinya gila.

Brak!!

"Berisik bego!! bisa diem nggak sih lo?!" cecar Axel abangnya yang paling jelek, hahaha.

"Bacot lo gembel!!" balas Hazel.

"Gembel-gembel mata lo gembel." Ucap Axel lalu menghampiri adiknya.

"Ngapain kesini?!" tanyanya sensi Axel tidak menjawab pertanyaan adiknya itu, sekarang Axel sudah berada di samping Hazel.

"Lo kenapa dah, teriak-teriak kaya orang hutan?"

"Gue kesel bang sama Sarah," tuturnya pelan.

Axel mengerutkan keningnya bingung, "Sarah?" tanyanya dan di angguki oleh Hazel.

"Emangnya lo punya temen yang namanya Sarah?" Hazel menatap kakaknya frustasi.

"Siapapun bunuh Abang gue sekarang!!"

Axel yang merasa gendang telinganya ingin pecahpun langsung menutup mulut adiknya menggunakan tangannya.

"Nggak usah teriak-teriak ogeb!"

Hazel yang merasakan tangan abangnya bau sesuatu langsung menepisnya dengan kuat.

"Woilah! tangan lo bau terasi." Ucap gadis itu seraya mengusap-usap mulutnya.

Axel yang mendengar itu pun langsung mencium tangannya.

"Eh?- iya loh, bau terasi kok bisa ya?" tanyanya dengan polos.

Axel kembali menciumi tangannya, "iya loh bau terasi." Cowok itu menatap adiknya dengan serius.

"Kenapa lo bang?"

"Kayanya-" Axel menggantung ucapannya.

"Kayanya apa?" tanya gadis itu yang sudah penasaran.

"Kayanya terasi bakal jadi bau favorit gue deh," Hazel menahan tawanya yang kapan saja bisa meledak sehingga membuat rumah ini hancur.

"Dimana ada jual parfum terasi?" tanya cowok itu.

Hazel memukul lengan kakaknya dengan kuat lalu tertawa terbahak-bahak.

"AHAHAHAHHA!!"

"Ngakak anjir!" ucap Hazel memegang perutnya yang sakit akibat tertawa.

⊂(・﹏・⊂)

Pagi ini Hazel berangkat sekolah bersama kakaknya, bisa di hitung beberapa kali kakak-adik ini berangkat bersama jika kesekolah. Sebagai kakak yang baik hati dan tidak sombong Axel mengantarkan adiknya sampai di depan kelas.

"Belajar yang bener! awas aja gue denger lo bolos."

"Siap cuy!"

"Hazel masuk dulu, papoy!" pamitnya, sebelum adiknya itu masuk Axel menahan lengan adiknya.

"Kenapa?" tanya Hazel bingung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jadi Pacar Roleplayer?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang