Sudah dua tahun semenjak Hari Janji.
Seorang gadis berambut pirang keemasan dan bermata ungu turun dari salah satu gerbong kereta api. Begitu menginjakkan kaki di tanah, dia langsung disambut oleh pelukan hangat dari seorang gadis yang lebih tua setahun darinya.
"Asha!" Pekiknya riang.
"Wow! Tenang dulu, Wenry. Aku bisa jatuh." Candaku lalu tertawa.
Wenry tertawa dan melihatku. "Aku senang kau kembali! Apa petualangan mu menyenangkan?" Tanyanya sambil mengambil alih koper yang kubawa.
Aku menganggukkan kepala. "Xing benar-benar keren dan Alikimia mereka hebat. Aku bahkan bertemu dengan Ling dan menjahilinya di acara resmi istananya. Hahahaha. Dia langsung lari mengejar ku karena jengkel." Tawaku.
Wenry tersenyum melihat tawa yang sudah lama hilang.
"Oh, ya. Bagaimana kabarmu dan Ed? Lalu apakah Al serius ingin mengunjungi May di Xing? Sepertinya akan ada yang menjadi menantu kaisar ...." Godaku.
Wenry meninju pelan tanganku. "Apa, sih. Daripada itu, bagaimana hubungan mu dengan Ling? Ku dengar dia mencari permaisuri dan hampir melamarmu." Ucapnya dengan nada menggoda kendati aku tak lagi bisa mendengar.
Aku hanya tertawa dan melambaikan tangan. "Aku tidak tertarik dengan istana kaisar." Candaku lalu berhenti saat melihat dua orang sosok lelaki berambut pirang emas dan mata emas. "Yo, Ed, Al. Apa kabar?" Tanyaku.
Ed dan Al berjalan mendekat dan kami saling bertukar tinju.
"Tidak pernah sebaik ini." Ucap Ed dengan wajah memerah.
"Selamat datang kembali, Asha." Ucap Al ramah.
Aku menganggukkan kepala.
Kami lalu berjalan menuju rumah Wenry.
Sepanjang perjalanan kami saling bercanda kendati aku sudah tak bisa mendengar.
Hah .... andai saja aku tidak menolak tawaran Kolonel Mustang untuk menggunakan Batu Bertuah yang diberikan dokter Marcoh .....
Aku menggelengkan kepala, mengusir pikiran itu jauh-jauh.
Tidak. Pikirku tegas. Aku tak akan pernah menggunakan batu itu untuk diriku sendiri. Toh, ini semua salahku karena melakukan Transmutasi Manusia karena ingin mendengar suara kakak lagi.
Lamunanku terputus saat aku merasakan sesuatu seperti tangan memegang tubuhku.
Aku menunduk untuk melihat dan seketika bola mataku melebar melihat sulur hitam yang begitu ku kenal tengah mengikat tubuhku.
Tremor segera menyerang tubuhku.
"Ed, Al, Wenry!" Seruku sambil berusaha menggapai mereka saat sulur-sulur hitam itu justru semakin menarikku.
Mata ketiganya melebar dan hal terakhir yang aku lihat adalah Ed yang berusaha menggapai ku dengan wajah panikku sambil mulutnya berteriak panik.
***
Begitu aku kembali membuka mata, aku langsung terbangun di ruang hampa berwarna putih yang familiar.
"Halo, Ashalina Edelweiss. Senang bertemu denganmu lagi. Apa kau bisa mendengarku?" Tanya Kebenaran dengan wajah netral, tak ada seringainya yang menyebalkan.
Hal yang ganjal.
Aku menatapnya jengkel sebelum menghela napas dan berdiri. "Kenapa kau membawaku kesini? Aku tidak melakukan Transmutasi Manusia lagi." Ketusku.
Mau dipikir berapa kali pun, aku masih saja membenci Kebenaran karena membuatku tak bisa mendengar lagi. Walau saat di tempat ini, aku bisa mendengar lagi sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aot x Fullmetal Alcemist Female Oc
ActionDua tahun setelah Hari Janji dan petualangan kecilnya ke negri Xing dan beberapa negri di timur, Ashalina Edelweiss kembali ke Amestriss untuk melepas rindu. Namun tiba-tiba dirinya ditarik oleh Kebenaran untuk membantu negara lain dengan imbalan ya...