Sesampai di kediaman Yani di Jalan Lembang, Menteng, Jakata Pusat, Bungkus dan rekan-rekannya segera meminta Yani ikut dengan alasan akan dibawa ke hadapan presiden.
Yani pun meminta waktu untuk mandi dan berganti pakaian. Bungkus dan rekan-rekannya menolak permintaan itu dan marah.
Yani menampar salah satu prajurit dan mencoba menutup pintu rumahnya. Salah satu prajurit melepaskan tembakan, dan mengenai Yani hingga membunuhnya.
Masih di kawasan Menteng, tepatnya di Jalan Teuku Umar, Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan Jenderal Abdul Haris Nasution tak bisa tidur nyenyak.
Menjelang pukul 04.00, mereka terbangun oleh suara kendaraan dan bunyi tembakan.
Pintu rumah dibuka paksa. Johana (istri AH Nasution) segera mengecek apa yang gerangan terjadi. Tak lama, Johana kembali ke kamar dan mengunci pintu sambil berbisik, "...ada Tjakrabirawa, kamu jangan keluar."
Ade Irma yang terbangun memeluk kaki ibunya. Nasution tak percaya dengan apa yang terjadi. Ia pun membuka pintu untuk memastikan kendati sudah ditahan istrinya.
"Saya tetap membuka pintu kamar tidur. Di depan pintu, dalam jarak satu setengah meter, tampak seorang prajurit Tjakrabirawa yang langsung melepaskan tembakan. Otomatis pintu saya tutup dan segera tiarap," kata Nasution.
Mendengar kegaduhan, adik Nasution, Mardiah, terbangun. Ia berusaha menyelamatkan Ade Irma dengan menggendongnya ke kamar lain.
Namun karena gugup, Mardiah salah membuka pintu. Mardiah yang menggendong Ade Irma disambut rentetan tembakan.
Nahas, peluru yang ditembak mengenai punggung Ade Irma Suryani. Pintu pun langsung ditutup Johana dan menggendong tubuh Ade Irma Suryani yang bersimpah darah.
Setelah hari menjelang pagi, Ade Irma dibawa ke RSPAD untuk mendapatkan pertolongan. Ade Irma sempat menjalani operasi beberapa kali.
Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, Ade Irma Suryani meninggal dunia.
Sementara itu, Nasution sendiri berhasil menyelamatkan diri dengan memanjat tembok belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
G30S PKI
RandomSEJARAH INDONESIA, TENTANG G30S PKI MAPEL : PPKN / SEJARAH INDONESIA BY : BIMA