Keduanya duduk dihadapanku, di depan kami berdua tepatnya. Aku dan adikku Randu.
Kami terpaut jarak usia 3 tahun.
Saat itu usiaku 7 tahun, dan Randu berusia 4 tahun.
Kejadian itu sudah lama, namun terasa seperti kemarin bagiku. Sebuah pengalaman yang tak ingin ku ingat, namun ternyata tak mampu kulupakan.
"Kakak dan adik harus tahu.." Bapak membuka percakapannya dengan canggung.
"Kami tetap menyayangi kalian, meski tak lagi tinggal serumah...Bapak... Sangat menyayangi kalian berdua...."
Tenggorokan bapak tercekat saat mengutarakan perasaannya.
Perasaanku tak nyaman, usiaku masih terlalu muda untuk memahami situasi saat itu. Masih terlalu muda untuk mampu protes, yang ku tahu bahwa situasi tidak akan sama seperti sebelumnya.
Tangis Randu pecah, kasihan. Ia masih terlalu kecil untuk situasi seperti ini. Aku pun demikian.
Aku tahu masalahnya.. Aku memang anak kecil, namun aku tidak dungu.
Bapak dan ibuku berpisah, bercerai. Ibuku tampaknya punya kesulitan dengan komitmen. Jarak usia antara mereka memang terlalu jauh. Beda 16 tahun. Ibuku selalu bilang bapak kaku, tidak bisa bersenang-senang.
Aku tidak mengerti apa yang dimaksud dengan ibuku bersenang-senang. Bagiku Bapak adalah ayah yang baik. Ia bekerja, berusaha menemani aku dan Randu saat hari libur.
Seperti yang kukatakan tadi, aku masih terlalu kecil untuk bisa protes. Ku tak mampu mengeluarkan kata-kata marah, tak mampu meneriakan makian. Yang bisa kulakukan hanya menunduk, meneteskan air mata.
Keduanya duduk dihadapanku, di depan kami berdua tepatnya. Aku dan adikku Randu. Lalu kami terdiam panjang.
Rasanya seperti akan berlangsung selamanya...
YOU ARE READING
Cerita Tentang Ayoe
RandomKisah perjalanan seorang gadis bernama Ayoe dalam mencari jati dirinya. Dalam perjalanannya ia bertemu dengan banyak orang, karakter dan kesulitan yang membantu membentuk proses pendewasaan dirinya.