2J : Bab 31

2.1K 239 19
                                    

31. Dunianya Kembali Pulang

***

"Mirza, kok lo bisa tahu rumah ini?" Juandra menatap lekat lelaki di hadapannya. "Hardian yang shareloc ke gue,"

Juandra buru-buru merogoh kunci pintunya untuk mempersilahkan temannya itu masuk ke dalam. Satu hal yang jadi penilaian Mirza, rumah ini terlihat sangat sederhana dan benar-benar jauh dari ekspetasinya. Bagaimana mungkin, kehidupan Juandra merosot begitu parah. Yang biasanya saat masuk ke dalam langsung di suguhkan sofa empuk, kini hanyalah beberapa kursi kayu serta meja kecil. Benar-benar bukan gaya Juandra sekali. Mirza juga tak menampik jika ia merasa sedikit kurang nyaman dengan suara-suara nyamuk yang berdengung di telingnya. Apalagi, sekarang ia hanya memakai setelan celana serta kaos pendek, dimana ia langsung menjadi santapan empuk bagi para nyamuk liar itu. Mirza yang malang.

"Ju, kemarin lo bisa tidur?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ju, kemarin lo bisa tidur?"

"Bisa, nggak bisa, harus gue paksa. Jujur banyak nyamuk sih, cuma ya, mau gimana? Dari pada gue tinggal di jalanan," balas Juandra jujur. Lagipula, memangnya dia punya pilihan selain membetahkan diri tinggal di sini.

"Kenapa nggak tinggal di apart Zelo aja? Dia pasti ngizinin, Ju."

"Gue nggak mau repotin siapa-siapa. Lagian gue nggak sendiri, gue sama Jerdian kalo lo lupa. Cuma tuh anak lagi menghilang aja. Dia nggak kasian apa ya sama gue."

"Maaf banget ya kalo gue ketawa. Tapi, baru kali ini lo keliatan kayak anak ilang," tutur Mirza yang langsung meledakkan tawanya, membuat cowok di hadapannya hanya berdecih kesal.

"Oh iya, lo mau minum apa? Tapi, adanya air putih doang si."

"Ngga usah, bentar lagi ada orang yang dateng bawain minum." Tawaran Juandra yang di tolak, membuat ia mengernyit bingung. Siapa yang di maksud Mirza? "Siapa? Lo gofood? Apa lo ngajak anak-anak?"

"Gue—" Ucapan Mirza terpotong kala seorang laki-laki datang dengan menenteng kantong plastik transparant yang isinya beberapa kaleng minuman.

Juandra melongo kaget. Tubuhnya reflek berdiri, lalu mengambil langkah seribu, menubruk tubuh tegap laki-laki di hadapannya. Bahkan, tubuh keduanya limbung, hampir saja jatuh ke lantai, lantaran pergerakan Juandra yang tiba-tiba. Setelah acara berpelukan layaknya teletubies, salah satu dari cowok itu memisahkan diri karena merasa sesak.

Pandangan mata Jerdian juga sejak tadi tak lepas dari sosok kembarannya. Orang yang memiliki wajah serupa dengannya itu terlihat lebih kurus dari saat terakhir kali mereka bertemu. Apa dalam waktu hitungan hari bisa menurunkan berat badan?

Dua Sisi (Open Pre Order)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang