⒊ 내 문을 두드려

1.1K 169 17
                                    

'HOME' ; chapter 3
"Knock on my door"

'HOME' ; chapter 3"Knock on my door"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

────────────────────

AT NIGHT INSIDE MY MIND,
THE DOOR OPENS UP!

HARI yang sangat indah untuk berjalan jalan di hutan belantara yang tak menentu jalannya.

Apalagi bila dirimu ditemani oleh 3 manusia tidak waras yang mengekor layaknya anak bebek dengan induknya.

Salah satu dari ketiga manusia itu berdecih, membuat pemimpin mereka merasa kesal sekaligus tidak nyaman.

Dengan cekatan, manusia yang diketahui bernama Rhealine Alaase memukul kepala manusia yang berdecih tersebut.

"WOI! APA MAUMU SIALAN," ck ck ck tydack ramah bintang -999999999999.

"Berhenti berdecih, tuan putri [name] tidak suka orang pemalas yang selalu mengeluh," manusia itu kebingungan. Mulai melirik ke arah sang putri yang tersenyum mengerikan.

Orang orang dari Fedelian ini sangat aneh. Apa hanya mereka saja yang seperti ini atau memang semuanya begini?

Kalau mereka mengusilinya satu kali mungkin boleh boleh saja, tapi ini dua kali tujuh sama dengan empat belas.

Sebuah puncak komedi bukan?

"[name] kemana kau mau pergi, ini sudah larut," gadis itu nampak tak mengindahkan perkataan manusia tak waras itu.

Semakin cepat melangkahkan kakinya, disusul dengan kedua pelayannya.

Manusia itu semakin berapi api, ia memutuskan untuk memanjat pohon guna melihat sekeliling, atau mencari cahaya.

Setidaknya.

"Heh bocah sialan, kalian mau bermalam disini ya? Bagaimana jika harimau harimau kelaparan itu memakan kalian?."

"Wahai iblis, aku ini punya nama."

"Tidak peduli."

"....... Sialan"

Kalau kalian bertanya tanya apa yang akan mereka berdua bicarakan bila berjumpa.

Selamat, kalian mengetahui jawabannya! Kedua manusia absurd ini akan membicarakan sesuatu yang akhirnya berujung dengan pertengkaran dahsyat.

Ini hal yang sangat biasa.

"Putri, hari sudah gelap. Kita harus kembali," si Surai coklat menyahut dari depan mereka.

𝗛𝗢𝗠𝗘,    𝐉ereꪑyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang