club

66 10 0
                                    

"huft capek juga hari ini" keluh soobin yang membanting tubuhnya ke kasur

"aw nih kasur kayaknya perlu diganti deh udah sakit gini, kapan gua bisa tidur di kasur yang lebar" soobin meraba-raba kasurnya yang sudah usang dan berukuran kecil yang hanya benar2 pas untuk ukuran tubuhnya saja bahkan kepalanya atau pun kakinya sering terbentur sisi ranjang jika tidak hati2

Saat soobin masih melihat kasurnya seorang wanita mengetuk pintu kamarnya

"soobin makan dulu jangan lupa baju seragamnya di ganti!"

"iyaa mah!" jawab soobin dari dalam kamarnya dan segera mengganti seragam sekolahnya lalu menghampiri ibunya

"nih di makan dulu, pasti laper kan pulang sekolah?" tanya si ibu soobin hanya mengganguk sambil menampilkan senyumannya dan segera makan masakan ibunya

"maaf ya mamah cuman bisa masakin ini buat kamu"

"ah gapapa kok mah ini udah enak kok" ucap soobin tersenyum menampilkan gigi kelincinya

"kalo gitu gimana sekolah kamu hari ini?"

"baik kok mah" jawab soobin

"bagus kalo gitu mamah berharap kamu bisa lulus dengan nilai yang bagus dan bisa sekolah tinggi" ucap ibu soobin sambil mengelus kepalanya penuh kasih sayang

Soobin ingin menjawab ibunya namun suara ketukan pintu mengalihkan atensi ibu dan anak ini

"sebentar mamah bukain dulu, kamu lanjutin makannya abis itu mandi ya" ibu soobin berjalan ke arah pintu rumah melihat siapa tamunya

Sedangkan soobin sudah selesai makan dan ingin pergi untuk mandi namun suara berisik terdengar dari depan soobin pun mengurungkan niatnya untuk mandi dan melihat ibunya yang tengah berbicara kepada 3 orang pria berbadan besar

"pokoknya saya gamau tau! Hari ini hutang kalian harus di bayar!" ucap seorang pria berbadan besar kepada ibu soobin

"saya mohon kasih saya waktu buat ngelunasin hutangnya" ibu soobin memohon kepada rentenir yang datang kerumahnya

"oke kalo gitu saya kasih waktu seminggu lagi. kalo masih gabisa bayar rumah ini bakal kami sita" ketiganya akhirnya pergi dari rumah mereka, ibu soobin terisak menahan tangisnya. Soobin yang melihat ibunya yang seperti itu sangat tidak tega ini semua ulah ayah tirinya membuat mereka menjadi sengsara dan terlilit akan hutang ayahnya

"gimana jun udah tau siapa yang mergokin lu?" tanya jay yang kini berada di kediaman yeonjun

"belum. nanya mulu lu kaya wartawan" kesal yeonjun kenapa jadi temannya yang ribut

"mendingan gua aja deh yang urus lama tau ga lu, keburu dia ngadu ke pihak sekolah" jay ikut kesal dengan yeonjun

"ngadu apa?" taehyun tiba-tiba datang menatap keduanya

"h-ha? gada kok" elak jay

"tadi gua denger" balas taehyun lagi

"salah denger kali lu ya ga jun" ucap jay dan di angguki yeonjun

"lu ngapain kesini?" tanya yeonjun

"gapapa bosen aja dirumah" jawab taehyun

"widih tumben banget seorang kang taehyun bosen biasanya selalu sibuk sama buku-bukunya" jay mencibir taehyun

"hahaha bosen ya? gimana kalo lu ikut gua?" tawar yeonjun dengan senyum mencurigakan

"kemana?" tanya taehyun

"biasalah" jay menyahut

Kini matahari sudah terbenam dari ambang pintu kamar ibunya soobin menatap iba kepada ibunya yang sedang menghitung uang di celengan miliknya

changeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang