5

1.6K 117 15
                                    

















RESILIENCE















Bukan pengasuh meskipun pekerjaannya mengarah ke dalam hal tersebut. Jungkook tidak melakukannya sendirian, dengan beberapa orang yang hanya mengurus satu orang masih saja tidak menghasilkan apapun.

Merajuk tinggal menghasilkan apapun. Sifat kanak-kanak ketika kesal, tidak menyukai keadaan. Jungkook tidak mau menyebut Taehyung menjadi orang yang egois, mewajarkan apa yang dia lakukan sekarang. Tapi dia tidak menyukainya ketika itu menjadi berlarut-larut. Menyendiri di dalam kamarnya, tidak keluar dalam waktu yang lama. Dan ketika sosok yang dia tunggu itu akhirnya muncul, Jungkook benar-benar merasa iba padanya.

Apakah sebegitu besar dampak dari patah hati, Jungkook tidak mengetahui itu. Pernah jatuh cinta, tapi tidak sampai sedalam itu berharap pada orang lain. Dan ketika hubungannya selesai, dia tidak memiliki rasa atau sakit yang tertinggal.

Berbeda dengan Taehyung, luar dan dalamnya benar-benar sakit. Setelah mengurung dirinya dan keluar beberapa saat tubuhnya menjadi sedikit kurus. Rambutnya yang sedikit memanjang kusut berantakan serta kulitnya menjadi sedikit pucat.

Lagi, Jungkook tidak bisa memberikan penghakiman. Daripada menilai yang lain dia hanya bisa melihat. Kembalinya Taehyung seharusnya menjadi pertanda jika perasaannya sudah membaik. Beserta perubahan yang perlahan akan dia terima. Hanya ayahnya yang akan datang untuknya, tidak ada lagi kakaknya yang akan mengunjunginya.

Kini hanya ada dirinya sendiri, dalam sepinya menghabiskan waktu. Seharusnya bukan menjadi masalah besar ketika dia terbiasa menghabiskan waktunya untuk sendiri. Taehyung hanya perlu untuk mengalihkan pikirannya, itu yang seharusnya dia lakukan. Namun menjalur tetap mengikuti kebiasannya, itu menjadi sedikit sulit. Apakah suasana baru bisa menjadi obat untuknya, dia ingin mencobanya.

Dari sekian banyak hari yang sudah terlewat, akhirnya ada satu waktu Jungkook bisa melihat Taehyung. Mencoba mendapatkan ronanya kembali. Itu adalah hal yang aneh ketika Jungkook melihat beberapa kali orang mengusung beberapa benda yang seharusnya menjadi milik Taehyung. Kanvas dan beberapa benda lainnya diusung bolak-balik dari dalam rumah, terkumpul di pondok gazebo yang ada di halaman townhouse itu.

Dari paviliun tempat Jungkook berada sekarang dia melihat keberadaan Taehyung yang sibuk dengan sesuatu yang biasa dia kerjakan. Bukan berada di dalam ruangan yang sebelumnya tersulap menjadi semacam galeri pribadi, gazebo menganggur yang sebelumnya tidak pernah terlihat ada yang menggunakan menjadi tempat kerjanya.

Jungkook hanya melihatnya tanpa ekspresi, sebelum matanya beralih pada hal lain. Benda tergeletak yang kini menganggur di meja ruangan di mana dia berada. Mungkin ini adalah pertama kali sesuatu mengambil seluruh atensinya, dan itu adalah Taehyung. Sekarang bukan karena perintah tuannya lagi. Taehyung terlalu indah untuk dilewatkan dan Jungkook yang terus menguntitnya tidaklah menjadi sebuah kesalahan karena dia dibayar untuk itu.

Jarak dan sekat tidak menghalanginya untuk menangkap seluruh detail yang Taehyung lakukan sekarang. Dalam duduknya, Jungkook membuka lembaran bendel buku yang sampulnya masih terlihat bagus. Lembaran demi lembaran coretan dia lewatkan untuk sampai pada halaman sketsa hitam putih dari wajah seseorang. Menggores kembali apa yang sempat dia ingat. Goresan garis berulang dibuat oleh tangan Jungkook. Membuatnya sedikit terlena. Hingga dia sadar, dan beranjak dari tempatnya.

Memandang jauh keluar, tidak ada ada yang berubah ketika matanya masih menemukan Taehyung yang sendirian bekerja. Jungkook keluar ketika matahari berada di atas kepala. Mengarah ke tempat di mana Taehyung berada yang masih sibuk dengan dunianya.

"Apa belum selesai?"

Suaranya cukup untuk mengagetkan Taehyung hingga tangannya terhenti untuk sesaat. Namun tidak berapa lama, tangan kurus Taehyung kembali bergerak menggores tinta ke atas kanvas yang sudah penuh dengan warna. Namun daripada berhenti, eksistensi Jungkook seperti tidak dihiraukan. Ada beberapa waktu Taehyung meneruskan apa yang dia lakukan, hingga kesabaran sosok lain yang ada di dekatnya habis.

Jungkook mendekat, dengan tangannya menggeser sekaligus memutar bangku beserta Taehyung yang duduk di sana untuk menjauh dari kanvas. Memaksanya untuk berhadapan sedangkan dirinya berlutut di bawah, merebut apa yang Taehyung bawa. Jungkook meletakkan palet yang masih berisi banyak cat beserta kuas yang ujungnya masih basah.

"Makan siangmu akan terlewat jika kau terus melakukan ini."

Taehyung mematung ketika Jungkook berbicara padanya, dia masih terlalu kaget atas apa yang baru saja Jungkook lakukan. Dilihatnya laki-laki yang kini berada di hadapannya, berlutut dengan tangan yang sibuk membersihkan tangannya dari cat yang masih menempel. Dia kemudian sedikit menunduk, ingin menjawab Jungkook. Namun justru hal lain yang dia lakukan.

"Jungkook, apakah kau pernah berciuman?"

Jungkook terdiam, bahkan pergerakan tangannya terhenti. Bukan karena pertanyaan dari Taehyung yang sulit dia jawab. Kini dirinya yang dibuat kaget saat barusan di pipinya dia merasakan kecupan kecil, yang mana itu dari Taehyung.

"Itu bukanlah sesuatu yang harus kau ketahui, " jawabnya kemudian melanjutkan apa yang dia kerjakan.

Keduanya menjadi sedikit canggung, dan setelahnya Taehyung meninggalkan tempat itu. Tersisa Jungkook sendirian yang tenggelam dalam pikirannya. Apa yang dilakukan Taehyung barusan menjadi sesuatu yang mengusiknya. Karena dia pikir jika segala urusan akan selesai ketika mereka pulang dari upacara pernikahan putra tuannya yang lebih tua, namun nyatanya lebih dari itu.

Bahkan saat hari berakhir, Jungkook masih kesulitan menghilangkan pikirannya. Ketika seharusnya dia bisa beristirahat dengan tenang, matanya justru susah terpejam. Tangannya bergerak menyentuh pipinya sendiri. Itu kali kedua Taehyung mengecupnya, dan Jungkook tidak bisa melupakan friksi itu dari ingatannya. Justru membayangkannya kembali ketika bibir Taehyung bersentuhan dengan kulitnya, Jungkook kembali memikirkan bagaimana ketika belah lembut itu sekilas menempel padanya.

Namun dengan segera dia menggeleng. Dia sedang kacau sekarang, pikirannya memikirkan sesuatu yang tidak semestinya dia pikirkan. Beranjak cepat dari tidurnya, Jungkook termenung kemudian menggeleng cepat. Waktu banyak terbuang percuma ketika dia menyadari jika sekarang sudah tengah malam lewat. Lewat jendela kamarnya yang mengarah pada bangunan utama, satu ruangan yang sering dia perhatikan nampak gelap lewat jendelanya. Lagipula siapa yang ingin terjaga ketika tengah malam lewat, orang tentu akan memilih bergelung dengan selimut. Kecuali dirinya yang memang kesulitan tidur.

Jungkook pikir jika dirinya perlu melakukan sesuatu yang membuat tubuhnya merasa lelah agar bisa tertidur. Halaman sepi menyapanya ketika dia keluar dari paviliun tempatnya tinggal. Beberapa lampu taman menyala menerangi pekarangan luas. Suara hewan malam mengisi sunyi. Jungkook memijak jalanan setapak yang tidak tertutup rumput. Pekarangan luas jika dipakai untuk berlari beberapa putaran mungkin cukup untuk membuatnya lelah, pikirnya konyol. Namun pada akhirnya dia lebih memilih untuk berjalan. Menyusuri pekarangan yang dikelilingi tembok tinggi itu. Lingkungan yang sebenarnya sangat menyenangkan untuk dirinya yang menyukai ketenangan. Untuk lahan seluas itu dan semuanya terlihat terawat.

Terus berjalan melewati bangunan yang menjadi partisi dari bagian depan, barisan cemara kecil berdiri dekat pagar tersorot lampu. Jungkook berhati-hati ketika melangkah, karena dia tidak ingin melakukan sesuatu yang konyol seperti terjatuh karena kecerobohannya. Sedikit gelap ketika dia berusaha melewati tanaman pagar hias sepinggang, Jungkook mencari pijakan yang pas untuk kakinya. Namun yang tidak dia sengaja adalah ketika dia menemukan orang lain berada tidak jauh darinya.

Pikirnya jika semua orang sudah tertidur, dia justru bertemu sosok yang tidak bisa hilang dari dalam pikirannya. Taehyung yang memakai pakaian tidurnya terlihat berdiri sendirian terlihat berdiri di tepian kolam renang yang dalam, dan di detik berikutnya suara berisik riak air karena sesuatu ke dalamnya membelah kesunyian. Jungkook tidak membuang waktu lebih lama lagi ketika melihat hal itu, karena tidak kunjung melihat keberadaan Taehyung yang naik ke permukaan dia berlari ke arah kolam dan segera terjun ke dalamnya.





















tbc—





















ps. pdf tinggal klik link di pin aja ya selama masih ada.















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RESILIENCE [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang