2

2.4K 213 27
                                    



















Menjadi buta dan tuli ketika di dalam, kemudian menjadi bisu saat berada di luar. Itu yang Jungkook pegang. Patuh dan dengan mudah menjadi orang kepercayaan kemudian mendapatkan tugas lain yang dianggap lebih penting.

Itu adalah hari kepindahannya setelah belum berapa lama dia bekerja pada tuannya sekarang. Di townhouse yang letaknya berada di pinggir kota, jalannya masih dia ingat. Rumah bagus yang luas, tapi tidak banyak orang yang berada di sana karena berada di lingkungan sepi.

Pekarangannya terlihat terawat, sama halnya seperti rumah-rumah milik orang kaya lainnya. Jungkook disambut oleh pria paruh baya. Sebutannya dengan nama Choi, laki-laki yang mengurus banyak hal di situ. Mungkin seperti kepala rumah tangga di situ, membawahi beberapa orang lain yang bekerja sebagai pelayan.

Tempatnya terpisah dengan rumah utama. Paviliun yang jaraknya tidak seberapa jauh. Cukup luas karena hanya dirinya yang tinggal di tempat itu. Lelaki tua itu meninggalkannya setelah menunjukkan tempat di mana dia akan tinggal.

Jungkook berkeliling, paviliun di mana dia tinggal, sudah seperti rumah kecil. Dapurnya segaris, menyatu panjang dengan ruang tamu. Dia cukup puas ketika menemukan kamar mandi yang juga berada di dalam. Lengkap dengan furniture yang dia butuhkan, terlihat lebih bagus daripada apa kamar yang dia miliki di tempat tinggalnya.

Dia memilih kamar yang berada di sisi, dengan jendela yang menghadap pada rumah utama. Jungkook meletakkan semua barang-barang yang dia bawa ke atas ranjangnya. Memilahnya untuk di tempatkan di tempat yang seharusnya. Membongkar tas yang tidak seberapa besar yang sebelumnya dia bawa. Mengeluarkan tumpukan baju yang terlipat pada lemari yang ukurannya cukup besar yang masih tersisa banyak ruang kosong karena tidak banyak baju yang dia simpan di dalam situ.

Pekerjaannya belum dimulai pada hari itu. Kabar yang tidak pernah berhenti dia kirimkan pada tuannya. Jika dia sudah sampai dan mendapatkan tempat untuknya. Sisa waktunya dia habiskan untuk menyiapkan beberapa hal. Beberapa barang di dalam rumah itu dia pindahkan pada posisi yang menurutnya tepat.

Sorenya benar-benar kosong hari itu, tidak melakukan apapun membuatnya memutuskan untuk beristirahat. Berbaring asal di ranjang yang malam ini akan dia gunakan ditur. Hanya separuh badannya yang ada di atas ranjang, tidak dengan kakinya yang masih memijak lantai. Pandangan Jungkook memindai langit-langit kamar barunya, kemudian beralih pada jendela yang tirainya tidak dia tutup. Dia bisa melihat secara keseluruhan bagian depan dari rumah utama yang lebih besar. Di masing-masing sisi ada balkon kecil mengapit yang paling besar berada di tengah. Rumah dua lantai, yang kini Jungkook perhatikan. Sisi yang dekat paviliun yang dia huni. Balkon kecil yang pintu kaca besarnya sedikit bergerak hingga seseorang muncul dari dalam sana.

Sosok yang dia ingat, meskipun hanya sekali bertemu sebelumnya. Dia yang menjadi tugas Jungkook.


















Resilience



















Hari baru dimulai dengan pekerjaannya yang baru. Bukanlah tugas sulit yang terlihat. Perintahnya hanya terus berada di tempat itu. Jungkook hanya perlu bersabar untuk waktu yang menurutnya berjalan dengan lambat. Dia hanya menunggu dan melihat orang lain yang memulai paginya. Makan dengan tenang setelah semuanya disiapkan oleh orang lain. Tidak ingin menyebutnya dengan sebutan manja, karena memang itu disiapkan untuknya. Anak dari tuannya yang duduk berjarak beberapa langkah di depannya. Dari samping terlihat memakan makanannya dengan pelan. Roti yang dipanggang, berlapis selai merah serta potongan buah. Beberapa potongan masih tersisa, pinggiran kering disisihkan dan gelas susu terlihat separuh berkurang. Dia selesai dengan itu, dan lagi tugas Jungkook hanya untuk melihatnya.

RESILIENCE [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang