04

11K 1K 39
                                    

Pintu lift tiba-tiba terbuka, orang yang ada di depan pintu lift bergegas menekan tombol agar lift segera tertutup saat melihat dua orang ini bercumbu mesra tanpa melihat situasi dan kondisi.

"Apa yang kalian lakukan ?!" Ujar orang yang ternyata Max.

Reihan melirik wajah Michael, dia punya ide agar pria muda ini menjauh darinya.
"Sayang!"

Deg!
Max terkejut saat Reihan mendorong Michael menjauh lalu mengandeng lengan Max.

"Maafkan aku.. aku bisa jelaskan semua ini" ujar Reihan.

"Apa yang-"
Reihan mengedipkan matanya beberapa kali berharap Max mengerti dengan kodenya.

'Apa maksudnya itu ? Dia mau aku pura-pura jadi kekasihnya ?' batin Max sedikit ragu.

"Sayang.. hei, aku akan jelaskan semua ini, tolong jangan marah" kata Reihan dengan nada manjanya yang membuat Max langsung tersenyum kaku.

"Jadi kamu punya kekasih ?" Tanya Michael.

"Iya!" Reihan semakin erat mengandeng tangan Max.
"Kamu lihat, kami saling mencintai...jadi jangan coba-coba menggoda ku lagi"

Michael terdiam saat mendengar apa yang Reihan katakan, di tengah rasa canggung antara mereka bertiga, pintu lift terbuka.

Reihan bergegas membawa Max keluar dari dalam lift tapi bukannya menyerah Michael malah menarik lengan Reihan lalu memeluknya erat.

"Maaf paman, aku mau kalian putus karena akan ku jadikan dia milik ku"

Max mengerjapkan matanya beberapa kali hingga pintu lift kembali tertutup.
"Apa...apa dia barusan memanggil ku paman ?! Hei! Aku belum setua itu!!" Max terlihat sangat kesal.

Di dalam lift, Reihan mendorong Michael darinya.
"Mau sampai kapan kita bolak balik di dalam lift ini..? Kamu baru masuk hari pertama jadi jangan mengacau !"

"Aku tidak mengacau, aku hanya ingin mengambil hak ku"

"Apa ?!"

"Hak ku sebagai seorang pria yang sudah kamu rengut kesuciannya, malam itu pengalaman pertama ku .. aku hanya ingin kamu bertanggungjawab untuk itu"

Reihan tersenyum kaku.
"Hei.. kamu itu bukan perempuan dan lagi yang menjadi bottom itu aku bukan kamu! Yang harusnya minta tanggungjawab itu aku .. karena kamu beberapa kali keluar di dalam ku!" Ujar Reihan sedikit emosi.

Michael menyentuh pipi Reihan.
"Kamu hamil ?" Tanyanya dengan raut wajah polos.

"Hei !" Reihan menepis tangan Michael.
"Mana mungkin aku hamil, aku laki-laki.. ! Aku-"

Ding!

Deg!
Reihan berbalik dan bisa melihat beberapa karyawan lain berdiri di depan lift.

"Ah, apa anda turun di lantai ini pak ?" Tanya salah satu karyawan wanita.

Reihan menghela nafasnya berat.
"Tidak, kami mau naik ke lantai 5.. departemen pembelian"

"Oh, kalau begitu...kami ikut kesana, ada berkas yang harus kami diskusikan dengan pak Max"

"Hm, silahkan" jawab Reihan.

"Baik, permisi" keenam pegawai itu masuk ke dalam lift yang membuat Reihan dan Michael harus berdiri di pojok lift.

Awalnya keadaan damai dan aman bagi Reihan karena ada beberapa orang lagi di antara mereka tapi rasa tenang itu langsung hilang saat tangan nakal Michael meremas bongkahan kenyal milik Reihan di belakang sana.

Grep!
Reihan menahan tangan Michael lalu memberi tatapan membunuh tapi yang ada Michael malah tersenyum seolah mengejek Reihan.

'Anak ini...Ah!' Reihan membulatkan matanya saat Michael menekan-nekan hole Reihan dari balik celana memakai jarinya.

Reihan meremas kuat lengan jas Michael, dia tidak menduga anak ingusan ini nekad berbuat mesum padahal ada orang lain di sekitar mereka.

.
.

Bersambung ...

Daddy ? No Baby (Tamat, BL21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang