"Harus sesakit ini untuk mencintai dirimu?
.
.
.
.
.
Nasya povBrakk
Yaaa pantat gue,udah dipastikan pantat gue tidak semontok kayak dulu lagi. Lagipula siapa yang berdiri di depan pintu sih.
"Lo gapapa?"ucap seseorang yang memberikan tangannya ke gue.
Buset tangannya cakep bener dah. Reflek gue melihat orang tersebut.Astaga fazira!!,kalo gini mah gue ridho ditabrakin.
"Eh gapapa cuman agak kotor dikit roknya hehe"ucap gue sekaligus meraih tangan fazira.
Ya Tuhan berkah apa yang diri-Mu berikan kepada hamba mu ini.
"Ya udah deh kalo gitu"ucap fazira lalu pergi dari hadapan gue.
Eh buset dah cuman itu doang??,kagak ada maksud tujuan yang lain?.
"Ziraaa"teriak gue memanggil fazira.
Zira yang mendengar teriakkan gue reflek berhenti dan menoleh ke belakang.
"Tungguin guee"ucap gue mengejar fazira dan tidak menyadari kalo gue meninggalkan sahabat gue.
"Woii nasyaaa Lo tinggalin gueee"ucap sahabat gue Acha.
Ikhlaskan saja hari ini ca gue mau mengejar masa depan gue. Gue melihat sekilas dari jauh Acha merenggut. Halah masa bodo dengan Acha yang penting gue bisa berduaan dengan fazira.
"Emang Lo mau ngikut kemana bareng gue?"tanya fazira ke gue.
"Hemm gue ngikut aja dah"ucap gue sudah pasrah dengan muka cengengesan.
"Hm ya udah terserah Lo"ucap zira lalu melanjutkan langkahnya ke kantin.
Dih cuek bener dah tapi gapapa gue tetep suka kok, lagipula tipe gue itu fazira banget.
Author POV:
Fazira sebenarnya tak ingin ke kantin tetapi karena ada yang mahkluk yang mengikutinya ia terpaksa harus ke kantin. Fazira menyesal mengapa ia harus mengikuti kata hatinya tadi, menghampiri nasya ke ruangan eskul Mading hanya untuk memberikan obat merah yang dia pakaikan ketika mengobati Nasya tadi.
Entah apa yang salah terhadap dirinya,ia tak biasa menuruti kata hatinya baru kali ini dan itu gara-gara seorang gadis kecil.
"Ekhem zira"dehem Nasya dengan muka cengengesan itu,lumayan terlihat menggemaskan di mata fazira.
"Kenapa?"jawab nya dengan singkat. Ia tahu Nasya akan bertingkah aneh seperti alien benar-benar membuat pusing ia ingin sekali pergi dari sini dan merokok di halaman belakang sekolah, benar-benar sebuah nikmat tiada Tara.
"Hehe gue cuman mau nanya tadi Lo mau ngapain di depan pintu ruangan eskul gue?"ucapnya dengan ekspresi yang sulit fazira cerna,tatapan Nasya mengartikan tatapan yang sedang mengharapkan sesuatu.
"Gue cuma lewat"jawab fazira singkat dia tak mungkin memberitahukan yang sebenarnya.
"Lo mau makan apa di kantin?gue bayarin"tanya fazira untuk mengalihkan diri nya dari pertanyaan Nasya,aneh sekali biasa dirinya mampu menjawab pertanyaan apapun itu berbeda dengan sekarang.
"Heumm ga tau gue ga nafsu"jawab Nasya. Fazira berhasil membuat pertanyaan tadi hilang dari benak Nasya.
"Ck kalo ga nafsu kenapa Lo ikutin gue sih"jengkel fazira.
"Maaf"
"Lagi-lagi maaf? Lo ngapain minta maaf "ketus fazira ia tak habis pikir dengan sosok Nasya benar-benar membuat ia pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
H E R O I N
Roman pour AdolescentsBak obat heroin sosok fazira membuat nyeri di fisik maupun mental nasya hilang. Nasya kecanduan akan hadir nya fazira membuat ia buta akan cinta. Akankah fazira selalu menjadi heroin bagi nasya?? "Kita memang saling mencintai, tetapi kita hidup di d...