Jangan lupa vote biar cerita ini mudah ditemukan orang lain.
*****
Lelaki tua berpakaian serba hitam itu dikenal penduduk setempat dengan nama panggilan: Mbah Dupa.
Badannya kurus, tingginya sekitar 150 cm. Tergolong pendek. Kekurusannya membuat tulang pipi bertonjolan. Dengan mata cekung bersorot tajam, wajah Mbah Dupa tampak angker dan menyeramkan. Ia bukan saja gemar mengenakan pakaian serba hitam, tapi juga sering memakai ikat kepala dari kain batik berdominan warna hitam. Rambutnya yang pendek dan putih rata itu menunjukkan bahwa ia sudah berusia cukup tua. Konon, dia pernah mengaku sudah berusia ratusan tahun, sudah pernah mati tiga kali, dan sekarang ia tampak seperti berusia 75 tahun.
Sebuah desa pinggiran kota menjadi tempat tinggal Mbah Dupa. Rumahnya sendiri agak jauh dari tetangga sedesanya, bahkan lebih berkesan terpencil. Untuk mencapai rumahnya, seseorang harus melewati pohon-pohon bambu yang tumbuh di antara pohon-pohon besar lainnya. Rumah dari papan itu dibangun di atas gundukan tanah yang membukit.
Di situ tumbuh pula pohon kemenyan yang berdaun rimbun dan berbatang tinggi. Hampir setiap malam rumah tersebut selalu menyebarkan bau aroma kemenyan bakar. Barangkali karena faktor bau kemenyan itulah yang membuat lelaki tua itu akrab dipanggil dengan nama: Mbah Dupa.
"Kalau kamu mau dapatkan ilmu 'Cakra Buana' kamu harus dapatkan tujuh gadis yang masih perawan. Kamu harus bisa merenggut kesuciannya dan menghisap sedikit darahnya. Darah dari tujuh perawan itulah yang akan bercampur jadi satu dengan darahmu dan mempunyai kekuatan dahsyat jika
batinmu membaca mantra 'Cakra Buana'. Selama kamu belum mendapatkan syarat utama itu, jangan harap kamu bisa menguasai ilmu 'Cakra Buana' yang kau inginkan itu!""Apakah tidak ada syarat lain yang bukan itu, Mbah?"
"Tidak ada!" tegas Mbah Dupa kepada muridnya yang masih muda dengan ketampanan lumayan itu.
"Tapi kamu jangan khawatir. Akan kubantu usahamu itu dengan memberimu 'Aji Pancar Kusuma' buat menjerat hati gadis mana pun yang kamu inginkan."
"Terima kasih, Mbah."
"Mendekatlah kemari."
Tidak heran jika Mbah Dupa menginstruksikan begitu kepada muridnya, sebab dia memang dukun ilmu hitam. Kekuatan ilmunya di dunia magic cukup dikenal di kalangan masyarakat penggemar mistik. Ada yang datang kepadanya sekedar untuk meminta penglaris dagangan, ada yang minta penyembuhan, ada pula yang sengaja menuntut ilmu untuk kepentingan pribadi masing-masing dengan imbalan yang berbeda-beda.
"Bisa saja kamu menjadi cepat kaya jika menggunakan ilmu 'Sumur Kencana', tapi imbalannya harus seimbang."
"Apakah imbalan yang harus saya berikan, Mbah?"
"Kalau kamu sudah kaya raya, kamu harus rela mengorbankan anakmu setiap satu tahun satu kali. Jika anakmu habis, kamu harus rela mengorbankan istrimu. Jika istrimu habis, kamu harus rela mengorbankan dirimu sendiri. Tapi jika kamu kawin lagi dan punya anak lagi, maka setiap tahunnya anakmu harus menjadi tumbal kekayaanmu. Anakmu habis, istrimu lagi yang akan jadi tumbal kekayaanmu."
"Berarti saya harus cepat-cepat kawin lagi jika segalanya telah habis, Mbah?"
"Itu langkah yang terbaik kalau tak ingin jiwamu sendiri yang menjadi tumbal kekayaanmu itu. Apakah kamu sanggup untuk mengorbankan mereka?"
"Baik. Saya sanggup, Mbah!"
Kepada tamu yang lain, Mbah Dupa berkata, "kamu kepingin punya keturunan?"
"Benar, Mbah. Sudah lima belas tahun lamanya saya berumah tangga, tapi belum dikaruniai anak.. Oleh sebab itu, saya mohon bantuan Mbah Dupa bagaimana caranya supaya saya bisa mendapatkan keturunan. Sebab, menurut dokter, pihak yang mandul bukan suami saya, melainkah saya sendiri, Mbah. Saya takut kalau suami saya kawin lagi karena saya dianggap nggak bisa punya keturunan. Maka, bagaimanapun juga saya selalu berusaha agar bisa punya keturunan."
KAMU SEDANG MEMBACA
30. Tumbal Cemburu Buta✓
ParanormalSilahkan follow saya terlebih dahulu. Serial Dewi Ular Tara Zagita 30 Seorang wanita berusia sekitar 34 tahun, datang kerumah Mbah Dupa sambil menangis "Suami saya mau kawin lagi, Mbah. Ia tergila-gila pada perempuan yang lebih muda dan lebih cantik...