Disaster -10-

1.6K 317 20
                                        

Matahari yang masuk dari celah jendela tak mampu membuat Sungchan bergeser dari tidurnya. Lelah setelah melalui begitu banyak pemeriksaan.

Hampir setengah jam di unit gawat darurat sebelum dipindahkan ke ruang rawat yang lebih tenang ini.

Barusan di UGD, Sungchan bahkan tidak bisa memejamkan mata karena suara bising. Entah orang berlari, suara roda rangsal yang terdengar nyaring, pun dengan orang-orang yang berteriak panik. Terlalu ramai.

"Hah"

Sungchan menhembuskan nafasnya perlahan. Memijat pelipisnya yang pening.

Dia sebenarnya tidak tau bagaimana awalnya hingga tau-tau terbangun di bangsal unit gawat darurat yang keras.

Tapi dengar-dengar dari perawat yang memeriksanya tadi, Sungchan mengalami dehidrasi lumayan parah sehingga kehilangan kesadaran dan dibawa kemari.

Mendengar itu Sungchan tidak berani membayangkan sepanik apa Ibu mengatasinya.

"Oh Sungchan-ie, sudah bangun??"

Suara itu membuatnya menoleh. Mengukir senyum tipis saat ibu mendekat dan mengusap kepalanya lembut.

"Ayah sebentar lagi akan kesini. Tunggu ya"

Sungchan mengangguk, senyumnya masih terulas manis. Walaupun dalam hati Sungchan tau sebenarnya bukan ayah yang dia tunggu kedatangannya.

🦋🦋🦋

Sekarang sudah pukul 2 siang. Harusnya Jaemin sudah pulang sekolah mengingat sekarang adalah hari Rabu. Tidak ada jadwal tambahan pun dengan jadwal belajar malam. Tapi kenapa hingga sekarang sosok itu belum nampak juga batang hidungnya??

Tidak. Tidak. Sungchan tidak menunggunya. Hanya heran saja karena biasanya sosok yang lebih tua akan langsung pulang begitu bel berbunyi. Iya begitu.

"Ahh pulang. Tentu saja"

Sungchan terkekeh menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Baru mengingat bahwa sekarang dia ada di rumah sakit bukan di rumah.

Tentu saja Jaemin akan pulang ke rumah bukan kesini. Astaga. Untuk apa pula dia menunggunya??

Sungchan menggeleng mengenyahkan semua pemikirannya yang mulai berkeliaran kesana-kemari.

Tangannya yang panjang meraih remot tv di samping malas dengan mudah. Mungkin menonton tv lebih baik dari pada melamun.

Menekan tombol power pada remot mengarahkan Sungchan langsung ke acara tv lokal yang sedang menyiarkan berita. Membosankan.

Jadi dengan gesit jari Sungchan memindahkan channel TV hingga kini menayangkan drama kolosal khas Juseon. Tidak buruk.

Sungchan mengangguk-angguk mulai menikmati acara TV-nya.

"Wahh bagaimana bisa pelayannya lebih cantik dari putrinya?? Drama ini tidak benar" katanya berkomentar sendiri.

Ngomong-ngomong saat ini Sungchan sedang sendiri karena ayah harus kembali ke kantor setelah datang beberapa saat tadi. Dan Ibu izin untuk keluar mengambil barang-barang miliknya karena Sungchan harus menginap malam ini.

Cklek!

Suara pintu terbuka tak membuatnya mengalihkan pandangan dari sosok pelayan cantik yang kini sedang terjebak di perpustakaan dengan sang pangeran.

Langkah kaki yang mendekat pun Sungchan abaikan karena begitu seriusnya melihat adegan terpojoknya pelayan cantik di sudut perpustakaan.

Sungchan merasa tegang sendiri saat kedua orang di dalam layar kacanya semakin mendekat. Hidung keduanya sudah bersentuhan. Demi apapun Sungchan bahkan tanpa sadar membuka mulutnya. Ternganga.

DisasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang