hurt

1.1K 121 55
                                    



Gun sedang menyiapkan makan malam saat Erwin menghampirinya dengan raut wajah yang sulit dia gambarkan..

"Tuan...." panggilnya..

Gun menatap Erwin yang terdiam.. Dia terlihat bingung.

"Ada apa Erwin...?"

"Kita.. Kita harus ke rumah sakit sekarang.."

Gun menaruh napkin yang dia pegang di atas meja...

"Ada apa dengan suamiku...?" Tanya gun to the point..

Karena Erwin belum pernah menampakkan ekspresi wajah seperti sekarang ini sebelumnya...

"Boss.. Dan bastian.. Mobil mereka mengalami kecelakaan.."

Gun hampir roboh kalau saja dia tidak berpegangan pada kursi meja makan..

"Tuan.. Apa anda tidak apa apa...?"

Erwin menolong gun berdiri dengan benar..

'Maaf...Tapi saya harus memberitahu Anda.."

Gun bernafas dengan pelan.. Dia mencoba tetap waras...

"Ak... Aku..Am..Ambil tas dan handphone ku dulu ucap gun..."Dia bahkan tergagap..

Dia naik ke lantai dua menuju kamarnya dan off..

Tangannya gemetar saat mengambil tas dan handphone...

Dia segera turun ke bawah dan bersama Erwin menuju parkiran mobil untuk ke rumah sakit..

Sepanjang jalan gun yang duduk di kursi belakang menatap pada layar handphone nya..

Foto dia dan off yang tersenyum lebar terpampang di sana..

Gun memejamkan mata dan menangkupkan tangan

Tuhan... Selama aku hidup aku tidak pernah meminta apapun pada-Mu...tapi kali ini tolong Tuhan..tolong selamatkan suamiku... Meski aku jarang berdoa sekarang...tapi aku percaya Kau ada...dan cinta kasihmu akan menyelamatkan nyawa suamiku...aku percaya padamu....amen..

Gun membuat tanda salib dan mengakhiri doanya..

Saat sampai rumah sakit...gun bahkan tak menunggu Erwin membukakan pintu.

Dia berjalan lebih dulu masuk ke area rumah sakit yang sudah tampak sepi.. Dia bertanya pada suster dan suster itu mengantar ke tempat di mana off di tempatkan...

Pertahanan gun runtuh saat melihat off dari balik dinding kaca... Dia seperti ikan di dalam akuarium.. Gun menangis melihat cinta dalam hidupnya terbaring dengan keadaan yang gun sendiri sulit untuk membayangkan nya..

"Suster...."isak gun..

"Iya tuan.."

"Apa saya bisa.. Hiks...me.. Melihat su.. Suami saya..?"

"Bisa tapi waktu anda hanya 10 menit ya.. Dan tolong jangan menyentuh alat alat yang di pasang...!"

Gun mengangguk.. Suaranya tercekat di tenggorokan..

Suster membantu gun memakai jubah bedah agar steril...dia juga di minta cuci tangan dahulu..

Gun menoleh pada Erwin yang sepertinya juga terpukul

Erwin mengangguk.. Membiarkan gun masuk..

Langkah gun tertatih.. Di lima menit pertama...dia menutup mulutnya menahan isakan..

Tuhaan.. Jerit nya dalam..hati apa ini hukuman.. Jangan begini Tuhan.. Aku butuh dia.. Hanya dia yang aku punya... Kau sudah mengambil ayahku.. Ibuku.. Tapi Jangan dia tuhan.. Lirih gun..

the mafia's Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang