2

79.2K 1.9K 101
                                    

*Btw pegasusnya bisa berubah wujud jadi manusia ya!

Happy Reading!

"Sttt_" Dinda mendesis dalam tidurnya kemudian kedua matanya terbuka secara perlahan. Hal pertama yang ia lihat adalah perut buncitnya karena tengah mengandung 2 bayi sekaligus.

Sedetik kemudian ia langsung melirik ke arah samping kemudian menghela napas lega saat pria yang menggangahi tubuhnya semalaman sudah pergi. Meskipun mereka sudah berstatus sebagai suami istri namun tetap saja Dinda merasa tidak nyaman. Mungkin karena selama tinggal di dunia manusia ia tidak pernah bergaul dengan pria manapun.

Ya dunia manusia. Dunia yang dulu Dinda tempati hingga sebuah kejadian tidak masuk akal membawanya ke tempat asing yang anehnya lebih baik dari pada dunia manusia. Di dunia manusia, Dinda hanyalah gadis berusia 19 tahun yang tinggal di sebuah kontrakan kecil. Setiap hari ia harus bekerja dan mencari uang untuk keperluan sehari-hari serta membayar hutang kedua orang tuanya yang tewas karena bunuh diri. Tapi di sini ia bisa hidup dengan nyaman dengan makanan enak yang tersedia. Ia juga tidak perlu pusing memikirkan uang untuk bayar kontrakan.

Hanya saja, di sini ia harus siap untuk diajak bercinta kapanpun dan selama apapun. Dinda juga tahu bahwa yang menikahinya itu adalah pangeran pegasus, makhluk mitologi yang sering ia dengar namun dianggap tidak ada. Pria itu bernama Abraham, lebih tepatnya pangeran Abraham. Jujur saja, suaminya itu sangat tampan hingga mungkin di dunia manusia tidak akan ditemui jenis ketampanan sesempurna itu.

"Huhh_stt" Dinda menghembuskan napas kemudian mendesis pelan saat berusaha untuk bangun. Kandungannya yang sudah sangat besar ditambah apa yang terjadi tadi malam membuat seluruh tubuhnya terasa tak berdaya.

Tok tok

"Putri, maaf_ tapi bisakah putri membantu kami?"

Dinda menatap pelayan yang baru saja membuka pintu kamarnya. Bagaimana ia bisa membantu? Tubuhnya saja tidak bisa bergerak.

Bukk

Pelayan itu tiba-tiba bersujud. "Tolong putri_ pangeran tiba-tiba saja mengamuk dan membunuh para penjaga."

Nada suara pelayan itu terdengar sangat ketakutan membuat Dinda merasa kasian. Tapi bagaimana caranya menolong. Dirinya memang menikah dengan pangeran Abraham namun interaksi mereka hanya saat di atas ranjang. Entah bagaimana tapi Dinda tahu bahwa ia tidak boleh ikut campur urusan suaminya.

"Maaf, tapi aku__"

"Tolong putri_ Hanya putri yang bisa menenangkan pangeran." Pelayan itu meminta dengan nada putus asa membuat Dinda meremas selimut yang ia gunakan.

'Apa aku harus membantu? tapi bagaimana jika kehadiranku justru membuat pangeran Abraham lebih marah' batin Dinda bingung.

"Putri__" Pelayan tadi kembali memanggil membuat Dinda menguatkan tekadnya lalu berkata.

"Baiklah_ bantu aku ke sana." ucap Dinda akhirnya. Meskipun ragu tapi lebih baik mencoba kan dibanding diam saja.

Dinda berjalan pelan dibantu pelayan itu keluar dari kamar. Jujur saja, ini adalah pertama kalinya ia keluar dari kamar setelah sepuluh bulan tinggal di tempat ini. Dinda menatap sekeliling. Mewah dan megah itulah yang ada dipikirannya.

Bukk

Prakk

Duukk

Dinda terdiam dengan wajah yang kaku. Di sana, bisa ia lihat seekor kuda putih tengah bertarung dengan beberapa kuda lainnya.

PEGASUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang