PROLOG

0 0 0
                                    

Suasana kelas yang begitu hening dengan para murid yang hanya fokus pada kertas ujiannya. Namun tak lama kemudian fokus mereka teralihkan pada seorang gadis yang tiba tiba beranjak dari kursinya. Kini gadis itu berdiri tepat di hadapan meja guru. Kemudian gadis itu memberikan kertas ujiannya kepada ica sebagai pengawas ujian. "Sudah selesai?"tanya bu ica dengan tatapan yang sinis. Gadis itu hanya menundukan kepalanya. Kemudian gadis itu duduk kembali ke tempatnya.

Tiba tiba satu kelas rusuh oleh makhluk yang mencoba mengganggu Sapana. Ada yang menanyakan jawaban soal, kesehatan, status, pokoknya random lah.Namun sapana hanya diam seribu bahasa. Ia tak tertarik untuk menjawab semua pertanyaan teman temannya. Dan seketika...

"KALIAN BISA DIAM GA?!"

Seketika teriakan bu ica mampu membuat semua orang terdiam. "Akhirnya"sapana merasa lega. "Sapana kamu lebih baik keluar"pinta bu ica. "Baik bu"sapana beranjak pergi dari kelas.

Sapana berjalan menyusuri lorong kelas dan berniat untuk pergi ke perpustakaan. Ia sangat suka membaca terutama buku tentang kisah cinta masa SMA. Dan ia percaya bahwa kisah cintanya akan seindah kisah cinta yang sering ia baca.

"SAPANA!!! "
Sapana segera menoleh ke belakang. "Lo ngapain disini?"sapana menghampirinya. "Gua udah pusing bat sama soalnya jadi gua jawab ngasal terus kertas ujian nya langsung gua kasih ke bu ica"jawabnya. "Lana Dwivanti, kalo lo ngerjainnya ngasal. Nanti nilai lo apa kabar? "sapana mencubit pipi sahabatnya itu. "Bodolah gua ga peduli. Ngomong ngomong lo mau kemana? "Lana mencoba mengalihkan topik. "Perpus"jawab sapana dengan senyum yang manis.

"Yaallah yarabbi, lo ke perpus mau ngapain? "

"Mau baca bukulah, emangnya mau ngapain lagi?"

"Baca buku, lo sehat?. Kita baru selesai ujian na"

"Ya, emangnya salah kalo abis ujian terus baca buku?"

"Ga salah cuma ini otak udah pusing gegara ujian na. Maksud gua jan nambah nambahin lagi lah"

"Jadi?"

"Lo gausah ke perpus, lo ke kantin aja buat nemenin gua"

"Tapi..."

"Naa"

"Yaudah, ayo"




*****

SapanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang