#6

234 29 15
                                    

Setelah bertemu dengan Jisoo dan mendengar pengakuannya, Jeongyeon bergegas menuju kantin untuk menemui teman-temannya. Ia melihat Dahyun dan Tzuyu duduk di tempat mereka biasa duduk lalu ia pergi mengantri makanan.

-----------------------------

Dahyun POV

"Eh, itu si Jeongyeon udah balik lagi antri. Mukanya serius banget deh." ujarku pada Tzuyu yang sedang mengunyah rotinya. Tzuyu pun menengok.

"Kenapa ya dia? Perasaan tadi senang-senang saja mukanya." ujar Tzuyu.

Tak lama kemudian Jeongyeon datang dengan nampannya menghampiri kami dan tersenyum tipis. Baru saja aku mau bertanya padanya, ia memotongku.

"Jisoo menyatakan perasaannya padaku." ucap Jeongyeon menunduk sambil memainkan makanannya.

"WAH DAEBAK! Lalu bagaimana? Sudah ku duga dia itu menyukaimu, Jeong." tanya Tzuyu padanya.

"Tentu aku berterima kasih dan menolaknya secara halus. Aku langsung pamit dan beranjak dari sana. Dia mengatakan bahwa dia hanya sekedar ingin jujur saja agar dia merasa lega. Huft... Aku sungguh tak enak padanya." ujar Jeongyeon sambil masih memainkan makanannya.

"Ya mau bagaimana lagi. Perasaan tidak bisa dipaksakan, bukan? Sudahlah, makan makananmu yang benar, lagipula Jisoo tidak apa-apa kan? Makanlah sebelum ku ambil makananmu." Ujarku padanya yang kesal sedari tadi hanya memainkan nasinya.

Kulihat dari arah pintu dan ada baby-ku datang bersama Sana dan Jihyo. Aku tersenyum menyambutnya. "MOMO!! SINI-SINI!!!" Aku berdiri dan ku lambaikan tangan padanya sambil menunjuk ke arah meja, mengisyaratkan bahwa aku sudah mengambilkan makanan untuknya. Dia berlari kecil menghampiriku dan berdiri disebelahku.

"Oppa ngapain berdiri begitu. Hehehe... Gomawo oppa. Chup~". Ia mencium pipiku. Kurasakan pipiku memanas karena malu. Lalu ia duduk di depanku.

"Aigoo uri Dahyunie malu rupanya. HAHAHA.. Tadi saja tidak apa tuh berdiri heboh menyambut kekasihnya..." Cibir Tzuyu sambil tertawa mengejekku namun diam seketika karena Jihyo juga mencium pipinya.

"HAHAHA!!! Berkacalah kau pria bucin!" ujarku mengejeknya lalu ia melempar tissue bekasnya padaku.

-----------------------------

Sana POV

"Oppa, kenapa seperti tidak nafsu begitu, hmm? Apa juga mau aku cium?" tanyaku pada Jeongyeon oppa, dia tidak menjawab dan ku lihat ia melahap makanannya tidak seperti biasanya.

"Apa oppa sakit? Karena kehujanan kemarin?" tanyaku lagi padanya. Ia menengok mengahadapku dan menampilkan senyum termanisnya.

"Tidak kok. Aku tidak apa. Kau kan sudah menghangatkanku kemarin." ucapnya berbisik di kalimat akhir sehingga kurasakan pipiku memerah.

"Oppa!!" rengekku padanya dan memukul lengannya.

"Aigoo, sayang. Kajja, makanlah. Oiya, mana ciuman untuk pipiku?" ucapnya padaku.

"Shiroo~" ucapku sambil memalingkan wajahku.

"Kok, kamu jadi ngambek sih sama aku? Chup~" tiba-tiba dia mencium pipiku, sontak aku menengok kembali ke arahya dan dia hanya menampilkan senyuman bodohnya itu. Aku memukul pelan bahunya. Memang dia sudah biasa mencium pipiku, tapi kali ini rasanya berbeda karena sekarang aku dan dia adalah sepasang kekasih.

"Hehehe... Makanlah, kamu pasti lapar kan, princess." 

"Hmp!! ya..." lalu aku memakan makananku sambil menahan malu.

"Pipimu merah, San. Tumben..." goda Jihyo sambl menunukkan senyum penuh artinya.

-----------------------------

What If || JeongSa || Sana Jeongyeon || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang