I

87 17 11
                                    

Pada jumat pagi Upi sudah sampai di sekolah, walau harus baku hantam dengan adiknya yang ingin ikut ke sekolahnya, padahal adiknya juga bersekolah, namun memang jam sekolahnya lebih lama 1 jam di banding Upi.

Upi menghampiri Amu yang sedang membagi-bagikan makanan untuk orang lewat, dan menyapa lalu memeluknya seperti biasa dan langsung masuk ke kelas.

Begitu masuk kelas Upi mengeluarkan bedak muka miliknya untuk mengecek bagaimana penampilannya sebelum dan sesudah sampai di sekolah.

'Beuh, makin diliat-liat muka gw makin cakep aja' tuturnya dalam hati.

Setelah mengecek bagaimana penampilannya, ia segera beranjak keluar untuk menemui para lelaki kesayangannya atau bisa kita bilang para ayang yang hanya di akui sepihak oleh Upi.

Toro dan Kiki sedang berbicara di depan kelas sambil duduk di bangku yang memang ada di beberapa lorong. Sho tidak terlihat dimanapun.

'Mungkin bolos, kalo pinter mah bebas banget yee.' runtuknya dalam hati

Meletakkan siku nya di pundak Toro, ia pun bertanya apa yang sedang di bicarakan dua lelaki tersebut.

Toro mengatakan itu hal biasa tentang Kiki yang seperti biasa jatuh cinta mabuk kepayang kepada sahabatnya yang sudah kalian ketahui siapa sambil menggerakkan pundaknya agar dapat melepaskan senderan Upi.

"Hooh pi, mau denger lagunya? Menurut gw udah oke sih" ucap Kiki pede pada kemampuan bermusiknya.

"Boleh tuh coba sini-sini gw dengerin"

Mengambil rekaman tape yang Kiki pegang, Upi
mendekatkan rekaman tersebut ke telinganya. Mendengarkan keseluruhan lirik, Upi dapat menyimpulkan satu hal liriknya cheesy sekali bung.

Tapi nilai plus nya instrumen dan suara dari sang musisi cukup mengimbangi dan tidak saling bertabrakan sehingga lagunya masih enak di dengarkan telinga.

"Gak buruk, sedikit cheesy tapi masih bisa di kategorikan bagus malah"

"Hehehe, makasih loh jadi besar kepala saya" menggosok hidungnya yang tidak gatal Kiki pun tersenyum.

"Sama-sama, omong-omong tumben si kucel pendek ga muncul, dimana?"

"Biasa dia mah, nongkrong di atas sekolah sambil melukin kucing putihnya"

"Tidur di atap dia?"

"Gakk cuma nongkrong aja paling juga nanti masuk, pelajaran Pak Edo ini"

"Pak Joko weh."

"Pak Eko yang bener, kalian ini ganti nama orang sembarangan, ngasih tumpengan aja gak" ucap Toro membenarkan karena tertekan

"Ulululu, makasih bebeb Toro dah koreksi"

"Uh-huh" balas Toro ala kadarnya mematikan pembicaraan

Perhatian untuk seluruh murid sekolah jam pertama pelajaran sudah akan segera di mulai, mohon semuanya segera masuk ke dalam kelas.

Mendengarkan bunyi bel yang menandakan pelajaran pertama akan di mulai, Upi dan kawannya bergegas masuk ke dalam kelas.

Selama sesi pelajaran sejujurnya, Upi tidak bisa memfokuskan dirinya untuk belajar sama sekali, ini pertengahan bulan yang artinya kemungkinan akan ada lagi adu mulut di antara orang tuanya.

(Karena biasanya umminya Upi bakal lebih aman damai saat ayahnya Upi gajian ada di eps wee!! Yang ke berapa gitu.)

Benar.. itu mengenai finansial keluarga, yang sejujurnya Upi sudah muak mendengarnya namun apa daya hidup satu atap membuatnya harus mendengar ocehan dan makian orang tuanya itu.

Pasar malam Twoshot! (Enzo x Upi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang