ᗪᑌᗪᗩ
Pagi ini jeongyeon benar-benar telat bangun. Semalaman dia memikirkan kejadian tadi malam, sungguh aneh padahal mereka baru bertemu sekali. Dan si duda itu malah bikin jantungnya dag-dig-dug
"Sialan, gara-gara om duda. Gue jadi telat bangun" ucap jeongyeon terburu-buru memasuki barang sekolahannya
Ting
Om duda
5 menit lagi saya sampai di rumahmu.
"Gawat" ucap jeongyeon sambil bergegas menuju ke bawah, untung maminya sudah siap siaga untuk membawakan dia bekal. Jadi sebelum bell sekolah bunyi, jeongyeon bisa memakan bekalnya.Ting nong
"Itu pasti menantu mami. Ayo kak, cepetan kedepan" ucap mami sinta ke jeongyeon.
Jeongyeon mengikuti maminya menuju gerbang, sekarang dia sudah siap. Dilihatnya jimin yang sudah berpakian rapi dengan setelan jasnya.
Deg deg
"Makin ganteng" ucap jeongyeon sepelan mungkin
"Ayo masuk, nunggu apa lagi" heran jimin, karena jeongyeon tak kunjung masuk ke dalam mobil.
"Eh.. iya" gugup jeongyeon sambil memasuk mobil yang sudah dibuka pintunya oleh jimin.
Dalam perjalanan menuju sekolah hanya keheningan yang ada, mereka sedari tadi sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Semoga dalam seminggu ini kita sudah saling mengenal satu sama lain" ucap jimin memulai pembicaraan.
"Iya, semoga kita bisa saling kenal lagi" gugup jeongyeon. Jimin yang melihat jeongyeon masih gugup dengannya cuman bisa ketawa pelan, jimin maklum kalau jeongyeon masih akward dengannya.
"Santai saja, gak usah gugup gitu sama saya"
"Ok" ucap jengyeon yang masih gugup, bagaimana nggak gugup ini first time dia berduan dengan cowok.
"Selama seminggu ini kamu bakalan terus sama saya, jangan sampai ada rahasia. Mari kita saling terbuka satu sama lain" ucap jimin sambil mengelus rambut jeongyeon. Jimin saat ini sangat gemas dengan tingkah jeongyeon.
"Siap mengerti"
Selama perjalanan yang tersisa akhirnya jimin dan jeongyeon sudah tidak akward lagi. Mereka sudah mulai berani mengobrol dengan santai. Apalagi jimin, sudah berani megang tangannya jeongyeon.
Rasanya jeongyeon gak tenang, jantungnya berdebar terus karena ulah duda satu itu. Tangannya dipegang dan di elus selama perjalanan, bisa-bisa dia gak fokus selama ujian nanti.
"Ok sampai" ucap jimin yang sudah memarkirkan mobilnya di depan sekolahnya jeongyeon.
"Makasi ya om" ucap jeongyeon yang ingin keluar dari mobil. Tapi baru saja dia megang pintu mobil, sudah ada tangan yang menahan bahunya.
Jeongyeon bingung kenapa jimin menahannya. Sebelum jeongyeon bertanya, jeongyeon merasakan sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya.
Jimin nyium bibirnya. Sekali lagi, JIMIN NYIUM BIBIRNYA.
"Salam pendekatan" ucap jimin sambil tertawa melihat mukanya jeongyeon yang kaget, sangat menggemaskan.
"Oh iya, mulai sekarang kamu belajar manggil saya mas ok. Jangan om"
"Ok.." ucap jeongyeon yang sudah tidak kaget lagi. Bagaimana bisa dia tidak kaget, mendapat serangan mendadak seperti itu.
"Sebelum kamu masuk ke sekolah. Sekali lagi ya, bibir kamu manis"
"Huh?" Tepat setelah jeongyeon melihat ke arah jimin. Jeongyeon kembali merasakan sesuatu yang lembut dibibirnya. Jimin menciumnya lagi, kali ini lebih agresif.
"Engh" ucap jeongyeon yang sudah ke habisan nafas. Gila, emang sudah gila duda satu ini.
"Udah sana masuk, jangan bengong. Nanti bisa telat" jimin menegur jeongyeon yang masih kaget akibat ulahnya. Ekspresinya jeongyeon menurut jimin sangat lucu, mungkin dia bakalan menjailin jeongyeon lagi.
Setelah mendengar teguran dari calon suaminya itu, jeongyeon langsung bergegas keluar dari mobil. Jeongyeon masih bisa mendengar suara ketawa duda sialan itu.
Tepat setelah jeongyeon sampai di kelas, jeongyeon melihat ke dua temannya yang sedang asik berbicara.
"Widih, tumben telat" sapa jihyo yang melihat jeongyeon baru saja duduk di bangkunya.
"Pasti lo begadang buat belajar, orang pinter emang beda" salut nayeon sambil bertepuk tangan. Kedua temannya masih belum tau tentang kejadian kemarin malam. Padahal dirinya begadang karena abis dijodohkan, jeongyeon sama sekali belum belajar apa-apa.
"Gak kayak lo ya kan nay, begadang bukannya belajar malah drakoran"
"Bacot lo ji. Eh tau gak lo pada-"
Jeongyeon dan jihyo sudah nebak. Pasti pagi ini bakalan ada gosip yang bakalan nayeon ceritakan, sudah seperti sarapan bagi mereka.
"Ada anak ips 1 musuhnya si jeongyeon. Si garam dia katanya hamidun, gila gak sih. Katanya sih gak bakalan di keluarin bakalan tetap ikut ujian. Biasa lah ya holkay, pasti semua bisa dengan duit" heboh nayeon menggosipkan tentang musuhnya jeongyeon.
Itu semua dimulai dari garamnya sendiri, dia merasa tersaingi. Apalagi di pelajaran ekonomi, mereka berdua sama-sama hebat. Tapi sayang jeongyeon lebih unggul.
"Lah? Kalah olimpiade ekonomi malah hamidun, bukannya tambah giat belajar" heran jeongyeon
"Rill cuy, untung kita anak ips 3, ips yang paling terkece" ucap jihyo menyombongkan kelasnya.
"Anjay slebew"
Tetttt
Bel sekolah sudah berbunyi, pertanda akan dimulainya ujian. Selama ujian jeongyeon gak fokus, ternyata garam bisa seperti itu.
"Bodo amat sama itu orang, ujian lebih penting" ucap jeongyeon dalam hati, tapi sayangnya jeongyeon masih tetap nggak fokus, akibat belum belajar. Ini semua akibat dari perjodohan itu.
Sial, gara-gara mengingat perjodohan. Jeongyeon malah kembali mengingat kejadian tadi pagi di mobil. Pipinya sekarang sangat panas, jeongyeon malah tambah nggak fokus.
Bug bug
"Fokus pliss"
Nayeon dan Jihyo terheran melihat tingkah jeongyeon yang tidak seperti biasanya. Ngapain coba dia mukul kepalanya sendiri, aneh.
Akhirnya selama ujuan berlangsung jeongyeon tidak fokus, tapi syukur dia masih bisa menjawabnya.
ᗪᑌᗪᗩ
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA
Fanfictionjeongyeon tidak habis pikir, bagaimana bisa orang tuanya menjodohkannya dengan seorang duda. sekali lagi, seorang DUDA. oh come on sekarang sudah modern, apa masih jaman untuk menjodohkan anaknya sendiri?. jimin sungguh kesal dengan ayahnya, dia men...