Dia Dirgaku....
Namaku Amelia Pricilla Agatha, temanku sering memanggilku amel, aku lahir di jakarta dan hidup di sanah. Hari ini adalah hari kelulusan ku di bangku sekolah dasar (SDN cahaya mentari), aku berniat akan melanjutkan sekolah menengah pertama bersama sepupuku yaitu Radit. Radit dan aku selalu bersama dari kami tk hingga sekarang lulus sekolah dasar, dan kami berniat untuk melanjutkan sekolah menengah pertama bersama lagi.
Namun rencana tersebut gagal, karena ayahku akan di pindahkan tugasnya diluar kota karena tuntutan dari pekerjaannya. Sungguh sebenarnya aku tidak bisa menerimanya karena aku tidak ingin jauh dengan radit. Aku tidak bisa sendiri aku terlalu takut mengenal orang baru jika tidak adanya radit disampingku, aku tidak bisa berfikir bagaimana jika aku jauh dengan radit apakah aku bisa, apakah aku berani dan akan kah aku mempunyai banyak teman.Hari Sabtu adalah hari terakhir dimana aku akan berpisah dengan keluarga besarku, dan meninggalkan mereka di waktu yang lama. Siang itu aku berpamitan kepada semua keluargaku dan kedua orang tuaku meminta doa agar kami selama di sanah dan jauh dari mereka kami baik-baik. Dan aku pun berpesan kepada radit untuk tidak melupakanku selama aku tidak dengannya.
Waktupun terus berlalu hingga waktu libur panjang telah usai, dan aku akan masuk sekolah menengah pertama tanpa adanya sepupuku radit. 2 Minggu berlalu aku bersekolah di SMP Mahardhika. Dan di hari itu dimana aku bertemu dengan seseorang yang membuat hidupku kembali ceria, dia menolongku di saat aku terjatuh karena mengejar angkutan umum yang membuat lututku berdarah. Dia membantuku dan mengobati lukaku, dia memberikan senyum manisnya kepadaku dan aku menyukai senyumnya. Namun seketika aku teringat dengan radit, pria ini melakukan hal yang sama dengan apa yang radit lakukan ketika aku terluka dia meniupi lukaku, oh tuhan ini sangat menyakitkan aku tidak ingin menangis....Ini adalah awal mula aku bertemu dengan Dirga....
"Namaku Aditya Dirgantara" ucapnya tersenyum, dan aku pun memberinya senyum
" Kamu sekolah di Mahardhika?" Tanya ny
aku hanya menganggukan kepalaku.
"Angkot tuh kalo udh jam setengah 4 gini jarang bahkan udah engga ada yang lewat, ke nya kamu ketinggalan ya. Oh ya biasanya anak mahardhika kalo selesai jm Setengah 3an ko kamu baru keluar?" ucapnya seraya membereskan sisa hansaplas tadi.
" a-aku baru selesai piket, jadi aku engga tau kalau angkot di jam segini udah engga ada" tuturku menatap lukaku.
" Lain kali kalo bagian jadwal piket kamu bilang ke orang tua kamu biar nanti pulangnya kalo kesorean di jemput, lutut kamu masih sakit?" Tanyany
" Lumayan"
" k-kamu juga sama ke aku? ketinggalan angkot ya?" Sambungku
" Oh engga, emang biasanya sekolahanku kalo keluar jam segini. Sekolahan aku di sebelah komplek sekolahan kamu engga terlalu jauh juga sih" jelasnya
Aku hanya mengangguk-anggukan kepala
" Lutut mu masih sakit kan, mauku antar?" Tawarnya
" e-engga usah gpp, takut repotin kamu juga" timpalku.
" Aku bukan orang jahat, jadi jangan takut. Karena dari tadi aku liat kamu kalo mau bicara selalu gugup, engga usah enggan sama aku okey" jelasnya
" iya...."
" Btw kamu kelas berapa sih ko imut banget kecil kek anak sd" tawanya
" 7 baru 2 minggu lebih sekolah di sini"
" Benarkah? Aku fikir masih sd loh, tetep sih ade unyuu" tawany sembari menatap ke arahku, dan membuatku kesal dan malu.
" Hahahahah canda ko, aku kelas 9 kamu bisa panggil aku mas dirga" ucapnya.
"Aku duluan ya mas dirga, makasi juga obatnya" kataku seraya berjalan menuju jemputan yang ayahku suruh.
" Namaku Amel" teriakku dan melambaikan tanganku kearahnya.
Pertemuan ini sangat singkat....
Aku fikir ini adalah pertemuan pertama dan terakhirku dengan nya, dan di sisi lain aku berharap bisa bertemu dengannya lagi, aku menyukai senyumnya, tawanya.
Bisa kah kita bertemu lagi?.....
Holla gays✨
Mohon beri vote dan komen nya ya karena itu sangat berarti buat aku. Terimakasih sudah membaca ceritaku, sehat selalu buat kalian🖤