Masih tertinggal bayanganmu yang telah membekas relung hatiku. Hujan deras mengiringi langkahku tanpa henti seolah pertanda cinta tak disini lagi. Hujan yang mampu membasuh jalan yang paling kotor takkan pernah mampu untuk membasuh luka yang sakitnya abadi di dalam hatiku setelah kau menghembuskan nafas terakhirmu, meninggalkan aku dan juga janin dalam rahimku yang masih memerlukan kasih sayangmu. Aku tertatih tanpa kau disini. Aku rindu kehangatan yang selalu aku rasakan saat berada di dalam peluk dan dekapanmu. Bagaimana caranya aku ikhlas sedangkan kenangan indah kita selalu berkunjung di dalam kotak fikiranku ini? Bagaimana caranya aku ikhlas sedangkan namamu masih selalu terjahit di dalam hati dan fikiranku? Aku masih membutuhkanmu, begitu juga dengan putra kecil kita yang kehadirannya selalu kita nanti. Ku nikmati rindu yang datang membunuhku.
68 hari telah ku lalui tanpamu. Bintang yang menghiasi angkasa telah menjadi saksi bisu tentang betapa rindu dan merananya aku tanpamu disini dan bulan yang memberi cahaya mampu merasakan kesedihan yang aku rasakan. Aku menangis, meratap dalam kesedihan dengan rindu yang semakin membelenggu.
Aku akan bersalin dalam hitungan hari sahaja dan bahkan itu membuat aku merana kerana kita pernah berjanji untuk membesarkan anak kita bersama-sama dan kita juga sudah sepakat untuk menamakan putra kita 'Putra Achazia Mateen'. Membesarkannya adalah perjalanan yang sulit untuk aku jalani tanpamu disini.
5 tahun (1825 hari) sudah pun berlalu dan Achazia selalu bertanya tentang ayahnya. Sudah suatu kebiasaan baginya untuk selalu menyebut "Ayah" seolah-olah menginginkanmu disini, menemani kita.
"Mama, kenapa Achazia tidak ada bapak macam orang lain? Achazia selalu nampak bapak kawan-kawan Achazia hantar mereka ke sekolah. Bila Ayah datang? Achazia pun nak ada bapak macam orang lain." Luahan hatinya yang diiringi dengan tangisannya membuat hatiku pecah seribu namun aku paksa diriku untuk terus tidak menangis di hadapannya walaupun diri ini masih merasakan kehilangan.
Kehadiranmu adalah kehadiran yang dinanti-nanti oleh aku dan juga Achazia. Mengapa engkau pergi begitu cepat sedangkan engkau tahu bahawa aku belum puas mencintai dan menyayangimu? Seperti Achazia, aku juga ingin kau berada di sisi menemaniku dengan belai kasih dan sayangmu. Aku butuh kasih sayang dari seorang suami dan Achazia juga butuh kasih sayang dari seorang bapa terutama sekali di setiap langkahnya sehinggalah dia beranjak dewasa. Dia butuh sokongan dari seorang bapa.
Kasih dan sayangmu adalah suatu hal yang diingankan oleh aku dan juga Achazia. Hidup tiada maknanya tanpamu disini.
YOU ARE READING
1825 HARI TANPAMU
Short StoryMasih tertinggal bayanganmu yang telah membekas relung hatiku. Hujan deras mengiringi langkahku tanpa henti seolah pertanda cinta tak disini lagi. Hujan yang mampu membasuh jalan yang paling kotor takkan pernah mampu untuk membasuh luka yang sakitny...