Chapter 2 : Though Love

396 38 3
                                    


Jay sampai di appartemennya cukup larut. Ia segera membersihkan dirinya. Ia cukup malas untuk memasak sendiri sehingga sebelum pulang ia memutuskan untuk makan steak di restoran langganannya. Setelah 30 menit di kamar mandi, Jay nampak begitu segar dengan handuk mandi di tubuhnya. Tubuhnya yang basah terlihat sangat menggoda. Andai adegan ini muncul di drama mungkin para penonton akan berteriak histeris.

Drrrt drrrt

Ponsel yang tegeletak di kasur menunjukan getaran dan layar menyala menandakan pesan masuk. Jay segera membuka pesan tersebut. Setelah tahu siapa yang mengirimkan pesan tersebut, ia langsung mengganti pakaiannya menjadi piama tidur dan kemudian membuka ponsel miliknya untuk membaca sejumlah dokumen yang baru saja ia dapat. Dokumen tersebut berisi mengenai biodata, perjalanan hidup, dan rekam jejak Jungwon.

"Yatim piatu, mandiri, rajin, dan dekat dengan Jeane. Jadi tadi ia mengunjungi rumah lamanya ?"

Jay bermonolog dan bertanya pada udara bebas di kamarnya. Jelas tak ada jawaban. Ia membaca lagi dengan saksama dokumen di ponselnya dan ada satu topik yang membuat itu mengeryitkan muka.

"Apa karena ini, dia jadi seperti itu"

Jay meletakan ponselnya dan berbaring. Ia menatap langit-langit seperti memikirkan sesuatu. Ia kemudian menghela nafas.

"It's a bit though then"

Jay lalu menutup matanya dan tertidur.

_____Keesokan Hari_____

Seperti biasa, Jungwon bersiap menuju kantornya. Tak lupa ia membawa bekal untuk makan siang.

Bekal ? 

Ya, Jungwon adalah orang yang berusaha menghemat pengeluarannya untuk ia tabung. Impiannya terdekat ini, ia ingin membeli mobil.

Setelah siap, ia pun berangkat  kemudian menuju halte bus yang biasa ia gunakan. Ia menunggu bus yang ia tuju dengan tenang sambil sesekali mengamati kondisi pagi ini yang bisa dibilang selalu ramai. Belum sempat bus yang ditunggu datang, ada sebuah mobil hitam merek Porsche  berhenti di depan halte. Semua orang bingung begitu pula Jungwon tapi ia malas memikirkan hal tersebut. Saat kaca mobil itu turun,

"Jungwon"

Jungwon seketika menfokuskan atensinya pada pengendara mobil di depannya. Ia mengenal suara ini. Ia kemudian menunduk sekilas dan menyapa pengendara tersebut.

"Selamat pagi, sajangnim"

"Panggil aku Jay. Ini belum di kantor dan naiklah"

Jay memberikan kode untuk Jungwon naik.

"Ya ?"

"Naiklah"

"Tapi, saj- Jay-ssi, aku tidak ingin merepotkanmu"

Bukan Jungwon tak ingin merepotkan, ia lebih tak ingin canggung melanda mereka dan sampai di kantor akan diinterogasi banyak orang.

"Tak akan merepotkan. Lagipula mobil ini punya kapasitas untuk menampungmu. Cepat, naiklah"

Akhirnya dengan terpaksa ia menaiki mobil mewah tersebut. Daripada bus datang dan menyuruh mobil atasannya itu pergi dan tatapan sebal orang-orang yang terganggu, lebih baik ia menuruti atasannya itu.

Bam

Mobil itu kemudian melaju dengan tenang dan gagahnya menuju kantor PLWN.

"Tidakkah menunggu bus melelahkan ?"

"Tidak semelelahkan yang dibayangkan, Jay-ssi"

Jay menoleh ke samping sejenak untuk memperhatikan gadis di sampingnya. Gadis itu nampak memperhatikan jalan dengan fokus.

TRUTH : BEING TOLD [GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang