PART 4

6.4K 35 0
                                    

Tentang Farrel sudah tak terlalu aku pusingkan. Walaupun videoku dan dia masih banyak yang menonton, bahkan semakin viral di luar sekolahku.

Sekarang, aku baru saja selesai latihan menari untuk acara HUT sekolah. Dan kini aku sedang berada di perjalanan menuju rumah.

Sebelumnya, aku punya sebuah circle pertemanan sejak sekolah dasar yang beranggotakan 5 orang, yaitu aku, Renata, Gina, Oliv, dan Putri.

Tiga orang dari kami masuk di SMA yang sama dan dua yang lain di sekolah yang berbeda.

Dan kebetulan hari ini kami berniat untuk memberikan surprise ulang tahun Gina yang ke-17. Dia adalah member termuda kami.

Hari sudah petang dan seperti biasa, rumahku masih kosong tidak ada orang. Mama pasti masih berada di butik.

Setelah keringat di tubuhku mengering, aku langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Selesai dengan ritual mandi ku yang cukup singkat, aku kemudian mengambil sebuah dress hitam selutut tanpa lengan yang memang sudah sengaja disiapkan untuk ulang tahun Gina.

Drrtt drrtt

Aku melirik ponselku yang berdering. Terpampang nama Renata di layar.

"Halo, Ta?"

[Halo, Ra. Lo udah selesai latihan?]

"Udah, gue juga lagi siap-siap ini. Kenapa?"

[Gue kira lo belum selese latihan anjir. Ya udah deh nanti lo langsung ke rumah Gina ya soalnya gue bentar lagi juga otw]

"Oke deh,"

[Ya udah ya, bye! O iya, jangan lupa dandan yang cantik kemungkinan kelas Gina juga pada dateng! Bisa lah gebet satu cogannya wkwk]

"Percuma Ta, udah pada punya pawang semua,"

[Eitsss, masih ada peluang buat jadi pelakor!]

"Idih najis, lo aja sono!"

[Iya deh bercanda elah]

"Iya iya, ya udah deh gue tutup nih nanti ga kelar-kelar gue siap-siapnya,"

[Oke bye, muach!]

"Iwhhh,"

Tut

Setelah sambungan tertutup aku langsung mulai berdandan. Sebetulnya hanya sedikit memoles make up tipis-tipis.

Setelahnya aku memakai sepatu boot hitam. Tak lupa aku membawa jaket dan menenteng kado yang sudah ku siapkan untuk Gina.

Taksi yang sudah ku pesan pun sudah datang di depan rumah.

"Maaf ya, Pak, nunggu lama," ucapku pada sopir taksi.

"Baru saja kok, Mbak," balas sang sopir taksi yang setelahnya langsung menjalankan mobilnya.

Baru santai sejenak di dalam mobil, tiba-tiba ponselku berdering.

Drrtt drrtt

Pasti si Renata, dia paling tidak sabaran memang.

"Halo, Ta,"

[Ta? Gue Bagas anjir]

Seketika mataku membulat penuh. Hanya masih belum menyangka saja Bagas malam-malam begini menelpon ku.

"Aduh, maaf banget, Gas. Gue kira tadi si Tata,"

[Wkwk, sante aja. Lagian lo ngga baca chat gue?]

"Hah? Lo chat gue? Bentar gue cek dulu,"

FWBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang